19. Rivalitas tanpa batas

1.6K 312 22
                                    

Masa pertandingan udah hampir selesai. Tinggal sehari lagi.

Pada hari kamis, Sunghoon bakal main dalam pertandingan pertamanya sebagai kapten, setelah sebelumnya mereka berkali-kali kalah ngelawan SMA Putra.

Jadi kalo SMA Hybe menang, mereka bakal masuk ke babak final.

Gak bisa dipungkiri, ini jadi beban tersendiri buat Sunghoon. Semalem dia yang gak bisa tidur, terus-terusan neror Sunoo. Dan untung aja, Sunoo pengertian dan sabar ngadepin Sunghoon.

Beruntung banget dia pacaran sama Sunoo. Dia gak tau bakal jadi apa kalo Sunoo gak terus-terusan ngasih kalimat-kalimat penyemangatnya, apalagi di detik-detik terakhir sebelum pertandingan di mulai. Sunoo secara gak langsung berhasil ngeset moodnya Sunghoon biar jadi lebih baik.

Paginya udara cerah dan hangat. Kantin dipenuhi aroma gurih french toast dan obrolan riang anak-anak yang udah menanti-nanti pertandingan semifinal dan final yang seru.

"Kak Sunghoon aaaaaaa..." Sunoo mau nyuapin roti ke Sunghoon. Tapi pacarnya itu nolak.

"Gak mau ah, Nu.."

"Dikit ajaaa," Sunoo berusaha membujuk.

Sunghoon tetep aja gelisah. Sejam lagi dia harus berjalan ke lapangan.

"Sunghoon lo gak boleh gitu," kata Jake. "Lo tuh ace, lo bakal jadi sasaran tim lawan nanti. Sekolah putra kan kuat-kuat."

Mungkin Jake tuh maksudnya pengen nasehatin, tapi secara gak langsung dia malah bikin Sunghoon tambah jiper.

Pada pukul sebelas, seluruh sekolah tampaknya sudah memenuhi tempat duduk di sekeliling lapangan. Gak cuma penonton dari tuan rumah, pihak lawan pun banyak yang berdatangan.

Sunoo bergabung dengan Jay, dan Jungwon di deret paling atas.

Anggota tim Hybe lainnya udah ada di dalam kamar ganti. Sunghoon satu-satunya
yang keliatan tegang.

"Akhirnya muncul juga lu berdua, kenapa sih lama banget?" tanya Sunghoon tajem ke Jake dan Heeseung yang baru aja masuk.

"Nah, selagi Pak Hongseok masih sibuk mengkordinir lapangan, gue pengen bacot sebentar sama lu semua. Karena gue sama Pak Hongseok udah menciptakan program latihan baru, jadi gue rasa ini bakal bikin perbedaan besar..."

Sunghoon narik replika lapangan basket di papan tulis putih yang ada di sebelahnya. Pada papan itu tertempel banyak bulatan, dengan dua jenis warna. Kuning dan biru.

Kuning merupakan warna sekolah mereka, sementara biru warna dari sekolah putra.

Disaat Sunghoon ngebacot tentang taktik yang sebelumnya udah dia omongin puluhan kali itu, kepala Heeseung terkulai ke bahu Jake dan dia mulai nguap.

Perlu hampir lima belas menit untuk menjelaskan apa yang ada di papan.

"Oke," kata Sunghoon akhirnya, ngagetin Jake yang lagi ngebayangin sosis goreng yang baru aja dia makan di kantin tadi.

"Udah jelas? Ada pertanyaan?"

"Gue mau tanya dong, kak," kata Youngtae, sambil ngangkat tangan. "Lo kenapa sih kek trauma banget sama tim ini?"

Sunghoon langsung keliatan emosi.

"Dengar ya lu lu pada," katanya, mendelik galak kepada mereka, "kita udah berapa kali kalah sama mereka? Kita gak bisa gini terus, ditambah lagi..."

"Mereka tuh udah ngelakuin sesuatu yang bikin rusak harkat dan martabat kita.."

Jake sama Heeseung ngedecih. Udah tau mereka berdua sama sesuatu yang dimaksud Sunghoon tadi.

✓ Pacar tapi Musuh!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang