05. Oh, My Husband!

713 47 0
                                    

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


05. Malam Pertama?

Suasana meneggangkan berganti menjadi perasaan haru nan penuh kebahagiaan. Di depan sana ada sepasang mempelai baru yang telah menuntaskan beberapa ritual pernikahan dan menjadikan mereka sepasang suami istri yang sah secara agama dan negara.

Leron yang melihat adiknya mengenakan gaun pengantin tersenyum getir. Sebentar lagi mereka akan berpisah, ia tidak bisa menjahili Lily seperti biasanya.

"Congratulations adek gue yang paling polos, hati-hati lo diunboxing sama Zerlon," kata Laron terkekeh melihat wajah bingung adiknya.

Lily menggeleng polos. "Nanti Lily yang unboxing Om Zerlon," katanya.

Leron dan Zerlon mendelik. "Istri lo agresif ya, Lon."

"Istri gue. adek lo." Zerlon merubah cara berbicaranya.

"Kak, nanti main ke rumah Om Zerlon, biar Lily ada temannya." Lily bergelendot manja dilengan Leron.

Leron mengangguk. "Sediain makanan yang banyak buat gue."

"Nanti Lily masakin bakso babi."

"Ngawur!"

Lily tertawa pelan. Setelah ini, waktunya bersama Leron akan terbatas. Tidak ada gurauan dipagi hari dan pukulan maut yang Lily layangkan pada Laron. Huft, Lily jadi sedih sekarang.

"Mau peluk!" kata Lily langsung menumpahkan pelukannya pada Laron. Gadis itu terisak pelan. Mencium lamat aroma tubuh Laron yang akan ia rindukan.

"Jangan nangis, malu tuh sama suami lo."

Lily melepaskan pelukannya. Wajahnya cemberut. "Lily lagi sedih tahu! Lagian Om Zerlon pasti ngerti."

"Sudah jangan menangis, ingus kamu kemana-mana!"

Laron terkekeh berbeda dengan Lily yang semakin cemberut. Sepertinya Zerlon adalah pengganti Laron.

"LILYYYY!"

Lily, Zerlon, Laron dan melihat ke sumber suara. Para tamu undangn pun sama, penasaran dengan suara melengking persis seperti tikus ke jempit.

"Berisik dodol!" Jalan menggeplak kepala Ama kesal karena teriakan gadis itu membuat mereka menjadi sumber perhatian.

Ama tidak menggubris ucapan Jalan ia langsung berlari memeluk sahabatnya. "Lilyyy! Gue terharu banget, akhirnya lo nikah juga! Jadi bisa malam pertama sama Om Bunglon!"

Jalan dan Giya meringis mendengar ucapan Ama yang begitu frontal.

Gantian Giya memeluk Lily. "Samawa ya Li. Jadi istri yang berbakti, gue doain yang terbaik," ujar gadis itu.

Lily tersenyum haru. "Makasih, kalian udah sempetin dateng."

"Minggir gantian!" seru Jalan.

"Mau apa anda?" tanya Zerlon dengan wajah datar.

"Peluk cium, peluk cium, Lily."

"Gak ada peluk cium. Berani menyentuh Lily, saya jual kamu!" ancam Zerlon membuat Jalan melongo.

"Bapak mau jual saya?"

"Saya bukan bapak kamu."

"Mampus lo, Lan!" ejek Giya tanpa suara.

Jalan mendengus kesal tapi nyalinya juga ciut mendengar ucapan lelaki yang telah menjadi suami dari sahabatnya.

Jalan mengamati Zerlon sesaat. Ternyata lelaki itu memang sangat tampan dan berwibawa.

"Apa kamu ngeliatin saya?!"

Jalan membuang pandangannya. "Loh Bapak pede banget, saya mah ngeliatin dekorasi pernikahannya, bagus, mewah."

"Jelas, saya orang kaya."

Jalan berdecih. "Suami lo songong!' bisiknya pada Lily membuat gadis itu terkekeh pelan.

"Gue punya hadiah buat lo," ujar
Giya menyerahkan dua box pada Lily.

"Ini buat malam pertama, dipakai nanti malem ya," imbuh Ama.

▫️▫️▫️

Zerlon merangkul erat pinggang ramping Lily. Tak berniat melepaskannya barang sejenak saja. Lily yang diperlakukan seperti itu tidak menolak, toh mereka sudah sah.

"Om, Lily gerah."

"Mau mandi?" tanya Zerlon ketika mereka sudah sampai dikamar.

"Boleh deh, eh... Tapi baju Lily gimana?"

"Sudah disiapkan dilemari, Nyonya."

Lily terkekeh. "Makasih Om Suami," ujar Lily langsung ngacir ke kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi cukup keras. Zerlon hanya menggeleng, memaklumi sikap Lily yang masih seperti bocah SD.

Zerlon masuk ke kamar bersamaan dengan Lily yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sangat minim. Bahkan jatuhnya seperti kurang bahan. Tubuh Zerlon menegang melihat belahan baju itu yang mengekspos paha dan dada Lily.

"Om Zerlon, kenapa disitu?"

Zerlon mengerjap kemudian menggeleng pelan. "Gak papa, saya baru selesai mandi."

"Loh Om mandi dimana?"

"Kamar mandi sebelah," sahutnya.

Lily mendaratkan pantatnya di depan meja rias. Mengeringkan rambutnya yang basah karena habis keramas. Sedangkan Zerlon sedang duduk termangu di kasur. Memandang takjub pemandangan di depannya.

"Aku harus gatel, kata Ama harus minta malam pertama. Gimana caranya ya?" gumam Lily beradu dengan pikirannya.

"Duduk disebelahnya, raba pahanya terus bisikin," gumamnya lagi mengingat perkataan sahabatnya.

Tidak mau membuang waktu. Lily bergegas melangkah mendekati Zerlon dengan senyum kuda.

"Kenapa?" tanya Zerlon.

Lily menggeleng lalu duduk di sebelah Zerlon. Perlahan tapi pasti tangannya meraba paha Zerlon membuat lelaki itu meremang.

"Shh... Kenapa Ly?" tanya Zerlon menahan tangan Lily agar tidak bergerak. Bisa berabe.

"Mau malam pertama, mas suami?"

TBC

Polos banget bocah satuu, nangiss.

Lily?

Zerlon?

Leron?

Giya?

Ama?

Jalan?

Tinggalin jejak berupa vote dan komen ya guysss!!

Oh, My Husband! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang