"Saya tidak bisa, Duke." Kivandra membuka suaranya, "Saya tetap ingin tinggal di Istana ini."
"Begitu, ya, sayang sekali."
Lucas beranjak dari kursi dan membenarkan jubah mewahnya, lelaki itu menatap Kivandra dengan senyuman. "Jika anda berubah pikiran, hubungi saya saja."
"T-terima kasih, duke." Kivandra juga ikut berdiri.
Bersiap melompat dari jendela, Lucas menunduk memberi salam perpisahan. "Rasa tertarik saya tidak hilang, anda sangat seru untuk diajak berbicara. Semoga anda bisa segera berubah pikiran, nona."
"Tunggu, Duke, bagaimana tentang identitas saya?"
"Oh, saya tidak akan membocorkannya. tenang saja itu akan aman, kalau begitu selamat tinggal!"
Wush!
Kivandra terkejut melihat Lucas yang melompat begitu saja dari ketinggian. Ia berlari mengintip dari jendela, namun, keberadaan Lucas sudah tidak ada.
"Astaga, dia benar-benar iblis?"
***
"Lemah sekali kau."
"Ya, ampun, kakak ... saya benar-benar lelah." Kivandra mengusap keringatnya yang menetes deras.
Entah karena pangeran Ethan yang kurang memiliki pekerjaan atau apa, sekarang lelaki itu menawarkan hal yang menguntungkan bagi Kivandra.
Belajar bela diri.
Oke, Kivandra pikir itu akan menyenangkan dan sangat membantu di masa depan. Tetapi ini sangat melelahkan!
"Saya tidak mampu lagi!" keluh Kivandra lalu merebahkan dirinya ke tanah begitu saja.
Ethan mendekat dengan wajah penuh ejekan, "Hanya berlari tiga putaran saja tidak mampu."
"Lapangan ini sangat luas!" Kivandra menunjuk seluruh sisi lapangan dengan wajah tidak terima, "Anda memberi saya perintah yang sangat tidak masuk akal."
"Itu untuk menaikkan staminamu."
"Saya tidak tahu kalau saya sangat lemah, ini keterlaluan."
Ethan tersenyum, "Syukurlah sekarang kau menyadari betapa lemah dirimu."
"...."
"Sudahlah, ayo bagun." Ethan menyodorkan tangannya. "Kita istirahat dulu."
Kivandra dengan senang hati meraih tangan Ethan yang sukarela membantunya. Benar, kan, hubungan mereka sedikit lebih baik.
Kivandra tidak menyesal telah menolak penawaran Duke of Zephyr itu.
Mereka berjalan menuju ujung lapangan yang sudah ada Ara dan Helen yang melambai. Kivandra tersenyum lebar, suasana hatinya selalu membaik tatkala mengingat dua teman.
Ya, Ara dan Helen sebagai teman. Teman!
"Ini minuman anda, nona." Helen memberikan sebotol minuman.
Kivandra menerima botol itu dan meminumnya dengan rakus, tubuhnya meraung meminta air sedari tadi. "Hah, leganya."
"Sudah, kan? Ayo berlari lagi." ujar Ethan.
Melotot tak percaya, Kivandra hampir memuntahkan kembali minumannya. "Maaf?"
"Berlari."
"T-tapi, kak, saya—"
"Ber-la-ri."
"Ugh, baik." Kivandra meletakkan botol minumnya dan melangkah menuju lapangan.
Ethan berdecak, "Aku bilang berlari, bukan berjalan!" teriaknya
"Aduh. Iya, kakak!" balas Kivandra dengan teriakan yang sama kencangnya.
Usha muncul di balik Ethan, "Jangan menyiksanya."
"Aw, astaga, aku terkejut." Ethan menenangkan jantungnya, "Kenapa kau kemari?"
"Tidak boleh?" tanya Usha dengan wajah menantang.
"Bukannya kau memiliki banyak berkas yang diurus, ya?" Ethan membuat ekspresi mengejek.
Usha tak mau kalah, "Lalu kau, kenapa bersikap seperti pengangguran padahal banyak pekerjaan juga yang harus diurus?"
"Aku diperintah ayah untuk mengajari Kivandra bela diri. Ini perintah, lho, pe-rin-tah."
"Sialan kau, mati saja."
Ethan menutup mulutnya bersikap seolah sangat terkejut, "Astaga, putra mahkota tidak boleh mengumpat."
"Diam."
"Hahaha, kau kesal."
Kivandra berhasil menyelesaikan putaran pertamanya, kedua kaki gadis itu menginjak tempat semula.
"Lelahnya," Kivandra merasa napasnya sangat berat, lantas ia menoleh ke samping berniat meminta air lagi. "Eh ... kak Usha?"
Usha juga menoleh, "Kivandra, kemarilah."
Menuruti perintah pangeran pertama, Kivandra mendekat.
Usha mengambil botol minum yang berada di tangan Helen, "Ini minumlah. Juga dengarkan aku, Kivandra. Apakah kau tidak berminat belajar beladiri bersamaku?"
Kivandra yang hendak meninum airnya pun berhenti, Ya?"
"Aku akan menjadi gurumu. Saat berlatih aku akan memberi porsi latihan yang sesuai, tidak seperti si kunyuk ini." ujar Usha sembari menunjuk Ethan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...