WELCOME.
(•) translate
Happy Reading!!!Sudah beberapa bulan berlalu dan sekarang Queen sudah membeli cafe tempat ia bekerja, dia selalu menang dalam setiap balapan.
Dan belum ada yang mengetahui wajah Queen atau sering dipanggil Ata jika ia diarena.
Bahkan sekarang ia sudah diangkat menjadi pemimpin.
Flashback on
Queen terus menerus memenangkan balapan yang ia lakukan kemudian keenam temannya sepakat menjadikan ia pemimpin karena sang leader sudah meninggal dunia.
"Lo sekarang leader kita, emang kita cuma bertujuh tapi kita juga butuh pemimpin kaya unit lain." Ucap Fael mewakili yang lain.
"Kenapa gue?" Tanya Queen.
"Karena lo cocok jadi penerus Rafa." Jawab Karel dengan senyum.
"Rafa? Bentar Rafa siapa?"
"Rafael Nadelion, mantan ketua kita yang meninggal karena overdosis." Ucap Reno dengan nada sedihnya.
Queen tidak bisa menyembunyikan rasa kagetnya, bagaimana bisa cinta pertama sekaligus orang pertama yang membuat ia terluka.
"Kenapa? Kok keliatan kaget?" Tanya Arga.
"Gue mantannya." Balas Queen dengan senyum tipis.
Queen sedih jika harus mengingat masa lalu.
"Lah jadi lo Queen Raharjo?!" Ucap Beben diikuti raut wajah kaget dari mereka.
"Iya gue Ata'ariz Queen Raharjo." Balas Queen dengan tersenyum.
Jujur mereka shock, orang yang selama ini mereka cari ternyata ada disekitar mereka, mereka mendapat tugas dari sang ketua untuk terakhir kalinya yaitu untuk menjaga pujaan hatinya.
Mereka jelas tau apa yang terjadi 2 tahun silam dimana beberapa dari mereka masih SMP.
Dulu Queen punya pacar untuk pertama kalinya, tapi hubungan tersebut hanya berakhir dengan sakit. Pacar nya yang tak lain adalah Rafa selingkuh sama temen deketnya sendiri.
Itu yang membuat Queen tidak peduli dengan yang namanya perselingkuhan. Ia akan membiarkan pasangannya selingkuh dan tentu ia membalas dengan perselingkuhan juga.
Rafa overdosis narkoba yang ia minum,
Ia memang seorang pecandu namun Queen dengan setia berada disampingnya.Dia sekarang sedang terbaring lemah dan terus menyebut nama Queen, sang mama yang tidak tega melihat anaknya memohon kepada Queen supaya datang kerumah sakit.
Queen datang dan langsung menemui Rafa, mama dan papa Rafa langsung meninggalkan mereka berdua.
"Hei ini gue." Ucap Queen.
"Queen." Lirih Rafa dengan suara lemah.
"Iya ini gue." Balas Queen cepat.
"Maafin gue atas apa yang gue perbuat, gue sebenernya sayang banget sama lo, tapi temen gila lo itu ngancem gue bakal ngomong ke ortu lo kalo lo pernah balapan, gue gamau dia ngasih tau ortu lo jadi gue turuti kemauan nya." Ucap Rafa tersendat sendat.
Melihat Rafa menangis dan bercerita seperti itu, ia berusaha sekuat mungkin menahan amarah dan air matanya. Ia berusaha tersenyum didepan Rafa.
"Gue udah maafin lo, dan makasih udah mau ngejaga gue." Air matanya lirih begitu saja.
"Gue yang harusnya berterimakasih, karena lo udah nerima gue apa adanya selalu ada disaat orang tua gue sibuk, lo juga selalu ngertiin gue. Gue gatau harus berterima kasih dengan cara apa lagi." Ucap Rafa mengambil nafas sejenak kemudian melanjutkan ucapannya.
"Gue rasa ucapan gaada gunanya, gue juga mau minta maaf sama lo karena dengan gatau dirinya gue sempet suka sama temen lo, tapi gue langsung sadar gue punya lo, tapi anceman dia ga bisa gue tolak." Lanjutnya.
"Harusnya lo tolak aja gue gapapa kalo cuma dimarahin sama ayah gue kuat Rafa." Ucap Queen.
Rafa hanya tersenyum kemudian tangan lemahnya ia angkat untuk mengusap pipi perempuan yang tulus cinta kepadanya.
"Gue gamau lo dikurung karena lo ga izin sebelum bertindak."
Queen menggeleng cepat.
"Gue minta satu hal sebelum gue pergi." Ucap Rafa.
"Apa?" Tanya Queen dengan suara yang mulai serak.
"Kalo gue pergi tolong ikhlasin gue ya."
Queen menggeleng.
"Gue harus pergi dengan tenang Queen."
"Tapi gue gamau ngelepas lo."
"Lo harus ikhlas demi gue, satu lagi tolong hapus jejak bibirnya dari gue, karena gue masih ga terima kalo dia yang ngambil first kiss gue."
Tanpa menunggu Queen langsung mendekatkan wajah keduanya dan mulai menempelkan kedua belah bibir tersebut.
Rafa mulai melumat dengan perlahan dan dibalas oleh Queen, tidak terlalu lama keduanya melepaskan tautan tersebut, Rafa tersenyum kearahnya.
"Makasih Queen ikhlasin gue." Ucap Rafa.
Rafa mulai memejamkan matanya dan bernafas untuk terakhir kalinya.
Queen ikut tersenyum kemudian ia menangis sejadi jadinya tanpa sadar ruangan mulai ramai.
Flashback off.
Queen mengingat hal tersebut kemudian tersenyum kecil.
"Gue udah bisa ngelepas lo, dan maaf gue udah jatuh cinta sama orang lain." Suara hati Queen.
"Gue bakal gantiin posisi Rafa." Ucap Queen tegas.
"Makasih Queen." Ucap Fael kemudian mereka tersenyum.
Tidak hanya itu Farez menjauh setelah kejadian di perpustakaan, ia juga sudah tau jika memang Queen yang melakukan nya.
Farez sudah mengembalikan jaket milik Queen.
Tapi Queen selalu berada disatu tempat dengan Farez, jika ada tugas kelompok pasti mereka pasti satu kelompok, padahal anggota kelompok yang memilih sang guru.
Semakin gencar Queen mengejar semakin kuat Farez menghindar.
Gaada kemajuan dan ya hanya begitu begitu saja.
Tbc.
Tengkyuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Gue Itu!!
Teen FictionSilahkan baca jika tertarik.. Baru belajar jan dihujat!! Hanya ingin menuangkan ide saja! gatau mau bikin desk apa intinya.. perjuangan seorang cewe mengejar cowo cantik tapi dingin, dengan bermodalkan pemikiran dia ingin menjadi pihak atas juga gil...