[FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA CERITA INI!!]
Bagi seseorang yang susah ditebak dan gamau ribet macam Aksara, punya wanita idaman amatlah merepotkan. Namun siapa sangka, pertemuan tak mengenakkannya dengan seorang gadis maniak permen stroberi dan p...
Hello cintakuu~~ 🩷 Jangan lupa komen di setiap paragraf ya! Biar gemesss!
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Halo, Ayah!!" Riang nadanya menyambut panggilan video dari pria di seberang sana yang menjawab dengan kekehan geli. "Ayah kapan ke sini? Dey kangen," akunya memasang wajah cemberut.
"Dey, kamu sudah besar. Jangan bertingkah kekanakan begitu," peringat Yogi di ujung sana. Audrey spontan menegapkan berdirinya lalu tersenyum getir. "Maaf, Ayah..." Berujar lirih, nyaris tak terdengar.
"Ah, iya! Ibumu sudah sampai sana? Dia pamit pada Ayah mau menginap sehari di sana. Ada keperluan arisan katanya."
"Belum. Mungkin sebentar lagi?" Audrey menengok pada jam dinding. "Ayah udah makan? Jangan sampai telat ya! Jangan lupa minum obatnya jug-"
"Dey, Ayah masih sangat sibuk. Kapan-kapan Ayah hubungi lagi. Jaga diri di sana, jangan nakal dan nurut sama Ibu."
"Ayah-" Nada sambungan terputus berdenging. Audrey menurunkan ponselnya terenyuh sembari memeluk Mini Gogonya erat.
Mini Gogo biasa disingkat Migo, nama boneka biru pemberian orang misterius.
Jarak mereka kian jauh, entah kapan dimulai ... yang pasti itu terasa nyata dan menyesakkan. Cairan bening itu luruh dibersamai isak nan turut melingkupi kesedihan Audrey. Padahal ia rindu. Padahal ia sangat khawatir memikirkan kondisi sang ayah. Namun pria itu terkesan enggan, bahkan sudah tidak pernah menanyakan kabarnya lagi.
Audrey menyeka air matanya begitu mendengar bunyi bel. Ia cepat-cepat berlari menuju pintu tidak ingin orang di luar sana menunggu lama.
Pintu utama terbuka. Sandra dengan paperbag-nya menatap Audrey dingin. "Bawakan barang saya. Ingat, jangan ada yang rusak!" Penuh penekanan.
Gadis itu manut saja bak peliharaan amat penurut pada majikannya. Usai meletakkan barang-barang milik Sandra di kamar wanita itu, Audrey berniat naik ke biliknya sendiri. Tetapi ada hal yang cukup menarik atensinya.
Alis Audrey mengkerut mendengar suara Sandra mendayu saat berbicara dengan seseorang di telepon. Ini aneh. Sebab pada Yogi pun Sandra tak semanja itu.
"Ah, haha. Tidak masalah, Mas. Saya mengerti kesibukan kamu." Sandra terlihat mengelus gorden demi mengisi kegabutan atau karena ... salah tingkah?
"Baik. Terima kasih kirimannya." Wanita itu selesai menelepon. Kontan Audrey ngibrit mencari tempat sembunyi, tidak ingin kejadian lama terulang kembali.