⚠️18+⚠️
"Haidan, masuk dulu aja nunggu hujannya reda," ajak Jia sambil menaruh helm yang ia kenakan tadi diatas motor Haidan.
"Gapapa?" Tanyanya.
Jia tersenyum kemudian merogoh sakunya, mengambil kunci lalu membuka pintu utama rumah itu.
"Gapapa lah," jawab Jia lalu masuk disusul Haidan dibelakangnya.
"Mau teh?" tawar Jia.
Haidan mengangguk, "boleh."
Mereka sampai di dapur, Jia berjalan mengambil gelas, menyiapkan teh untuk Haidan. Sedangkan Haidan duduk di kursi sambil fokus memperhatikan Jia.
Bibirnya terangkat saat melihat raut muka Jia yang kebingungan berapa sendok gula yang seharusnya ia tuangkan.
"Aku ngga terlalu suka manis," ucap Haidan sambil menahan senyumnya.
Jia membulatkan bibirnya sambil mengangguk.
"Tapi kenapa ya aku bisa suka banget sama kamu?" lanjutnya sengaja menggoda kekasihnya itu.
Jia menggelengkan kepala, wajahnya memerah tentu saja.
Haidan yang tahu Jia salah tingkah langsung tertawa renyah. "Lucu," batinnya.
"Nih tehnya, silahkan diminum." Jia menaruh teh itu didepan Haidan kemudian duduk disebelahnya.
"Makasih," jawab Haidan masih dengan tawanya, "jadi bener bang joan bulan ini ngga pulang?" tanyanya.
Jia mengangguk. "Katanya sibuk bolak-balik perpus buat skripsi."
Haidan meneguk teh buatan Jia itu kemudian menggeleng pelan, matanya selalu salah fokus sejak tadi. Menatap tubuh kekasihnya yang masih terbalut seragam putih yang masih sedikit basah akibat kehujanan.
"Tante sora belum pulang ya?" tanya Haidan mencoba sebisa mungkin untuk menghilangkan fikiran anehnya itu.
Jia mengedikan bahunya kemudian bergumam, "gatau. Paling lagi jalan ama pacar barunya."
Haidan diam, dia tidak tahu mau merespon jawaban Jia bagaimana.
"Emm aku mau mandi dulu, kamu kalo mau mandi handuknya ada di belakang pintu ya," ucap Jia lalu berjalan keatas menuju kamarnya.
Haidan menghabiskan teh itu kemudian berjalan ke kamar mandi, ia membersihkan badannya berharap pikirannya juga ikut bersih.
Selesai dengan acara bersih-bersihnya itu Haidan meraih handuk lalu mengeringkan badannya.
"Lah pake apaan gue," gumannya sambil menepuk keningnya.
Ia melilitkan handuk itu kemudian berjalan keatas, ke kamar Jia.
"Jia ak-" ucapannya tertahan saat melihat Jia yang baru keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk kimononya saja, tidak berbeda jauh dengan dirinya.
Sama kagetnya dengan Haidan, Jia juga memekik saat matanya menangkap sosok kekasihnya itu.
"K-kenapa?" tanya Jia gugup.
"Anu aku mau minjem baju bang joan," jawab Haidan mencoba sebiasa mungkin.
"Ahh iya aku lupa kasih kamu baju ganti, bentar kamu tunggu disini aku ambilin dulu." Jia pergi ke kamar kakaknya, dia mengambil kaos hitam polos dan celana training untuk Haidan.
Kembali ke kamarnya, ia menyerahkan pakaian itu untuk Haidan kenakan.
"Nih."
Haidan berdiri, bukan menerima pakaian yang Jia berikan, dia tiba-tiba mendaratkan bibirnya diatas bibir Jia.
Jia melotot kaget, ini pertama kali baginya. Selama empat bulan menjalin hubungan dengan Haidanpun ini pertama kalinya mereka berciuman.
"Hhmphh," satu lenguhan lolos dari mulut Jia saat Haidan menarik pinggangnya, jangan lupakan mereka yang masih sama-sama hanya menggunakan handuk saja.
Haidan mendudukan dirinya diatas kasur membuat Jia otomatis ikut duduk, namun diatas paha Haidan.
Merasa pasokan oksigennya akan habis, Jia mendorong pelan dada Haidan.
"Haidan?" panggil Jia, mata sayu keduanya saling bertatapan.
Tidak menjawab panggilan itu, Haidan mengecup leher Jia meninggalkan beberapa tanda kepemilikan disana.
"Ahh," desah Jia.
Tangan Haidan melepaskan ikatan handuk kimono milik Jia kemudian menjauhkan dirinya dari leher Jia agar bisa menatap tubuh indah kekasihnya itu.
Jia menutupi kedua dadanya menggunakan tangan. "Malu," ucapnya pelan.
"Cantik," puji Haidan, ia tersenyum lalu kembali mencium bibir Jia, tangannya kini berada di dada sang gadis, meremasnya pelan memberikan sensasi yang baru bagi Jia.
"Haidan ... ahh," racau Jia saat remasan tangan Haidan menjadi semakin kasar di dadanya.
Jia bergerak tidak nyaman karena ada benda keras yang mengganjal duduknya.
Gerakan Jia membuat Haidan memejamkan matanya sambil menahan erangan.
Dengan cepat dia membalikan posisinya, membuat Jia berbaring dibawahnya.
"I love u Jia," bisik Haidan.
Setelahnya apa yang terjadi? Sudah jelas itu awal dari semua masalah yang akan menimpa mereka berdua dikemudian hari.
-
Haidan Radikha
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake? || Haruto Watanabe
Fanfiction"Aku hamil." Dua kata yang sangat sulit Jia katakan itu akhirnya keluar juga dari mulutnya, membuat lelaki dihadapannya diam mematung. "Haidan, aku hamil," ulangnya lagi. "Kamu yakin? Udah cek?" tanya Haidan berusaha untuk setenang mungkin. Jia meng...