13. mentari

256 18 0
                                    

"Jia?"

Mendengar namanya dipanggil, Jia menoleh. "Iya?"

Perempuan itu tersenyum, manis sekali. "Kenalin aku Mentari," ucapnya lembut.

Mata Jia langsung berbinar. Haidan sering menceritakan Mentari, pacar kakaknya itu.

"Kak Mentari? Pacarnya Bang Ardan kan?"

Mentari membulatkan bibirnya. "Kok tau?"

Jia terkekeh pelan. "Haidan sering ceritain kakak. Katanya Kak Mentari baik banget suka bikinin kue buat dia," jelas Jia.

Mentari ikut terkekeh. "Nanti kakak bikinin juga buat kamu," ucapnya.

Mentari sengaja datang pagi ini, karena kemarin Ardan datang kepadanya dengan muka sembab, dia bilang kalau Haidan menghamili adik temannya.

Mereka duduk di teras, sengaja menghadap arah matahari agar mendapatkan vitamin D. "Berapa bulan?" tanya Mentari.

Jia menggeleng tak yakin. "Dua bulan mungkin."

Dengan senyum yang tidak lepas dari wajahnya, Mentari menggenggam tangan Jia. "Mau kakak anter ke dokter besok?"

Jia mengangguk semangat. "Mau," ucapnya.

"Ajak Bunda juga nanti," ujar Mentari.

__

"Hahahhaha mampus anjing muka lu bonyok semua," ejek Justin, dia tertawa puas saat melihat wajah Haidan yang babak belur itu.

"Brisik," ketus Haidan.

"Pukulan siapa yang paling mantep?" tanya Dion yang tak kalah puas menertawakan Haidan.

"Kak Joan, gue rasanya kek mau mati waktu dipukulin dia," jawab Haidan sambil mengingat pukulan Joan kemarin.

"Kak Joan?" tanya Dion.

"Kakaknya Jia," jawab Juwan.

"Ya lu mikir aja lah, adeknya dibuntingin orang gimana ngga marah besar," ucap Justin lalu menyesap minuman ditangannya.

"Terus Jia sekarang dimana?" tanya Juwan.

"Tinggal dirumah gue,"

"Terus lu berdua nikah kapan?" Kini Dion yang bertanya.

Ah benar. Saat dirinya memutuskan untuk bertanggung jawab, itu artinya dia harus menikahi Jia bukan?

"Woi njing udah ada Pak Andi! Buruan masuk!" teriak salah satu siswa yang melihat Haidan, Justin, Dion, dan Juwan masih santai dikantin itu.

Mereka langsung lari saat mendengar nama Pak Andi, siapa yang tidak takut dengan guru killer yang tidak segan-segan menghukum siswa jika telat masuk kelasnya itu.

"Mampus gue belum ngerjain tugas minggu kemaren," ucap Justin disela-sela larinya.

"Tolol, gue udah kirim di grup jawabannya," jawab Juwan.

"Gue lupa,"

__

"Haidan sana ihhhh, jangan deket-deket," usir Jia, "kamu bau."

Haidan mengendus keteknya. "Bau apaan, aku wangi gini."

Jia menutup hidungnya. "Mandi dulu sana ihh, bau," usirnya lagi.

Mistake? || Haruto WatanabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang