"Aku bakal tanggung jawab."
Jia tertegun mendengar ucapa Haidan barusan. "Hah?"
"Aku bakal tanggung jawab, Jia. Tapi tunggu sebentar lagi ya?"
Mata Jia mulai memanas, dia tidak salah dengar kan?
"Kamu ngga bercanda kan?" tanya Jia tak percaya.
Haidan tersenyum, dia meraih tangan Jia untuk digenggamnya erat. "Aku serius."
Air matanya lolos begitu saja, Jia menangis, dia masih tidak menyangka mendengar ucapan Haidan.
"Hey kok nangis?" Haidan menarik tubuh Jia untuk dipeluknya, tangannya mengelus kepala kekasihnya itu.
Perasaan bersalah terus menyelimutinya, selama ini dia sangat pengecut, dia akui itu.
"Maaf," ucap Haidan sambil mengeratkan pelukannya.
"Aku takut Haidan, aku takut kamu ninggalin aku," lirih Jia.
"Nggak akan, aku nggak akan ninggalin kamu sendirian lagi. Maafin aku." Haidan terus meminta maaf, dia yakin sekali selama ini Jia pasti sangat tertekan menghadapi semuanya sendiri.
__
"Kamu ngga ada ngidam gitu?" tanya Haidan, "aku baca di google katanya wanita hamil suka ngidam yang aneh-aneh."
"Ada sebenernya, tapi udah engga kok."
Haidan mengerutkan keningnya, "kenapa?"
"Kemaren aku pengen banget makan tahu gejrot, tapi udah dibeliin kak Joan," jawab Jia.
Haidan menggerucutkan bibirnya. "Kenapa ngga minta ke aku aja sih," ucapnya.
Jia menatap kekasihnya itu sinis. "Ya kamu pikir aja sendiri kenapa."
Haidan nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehehehe," kekehnya.
"Emmm Haidan," panggil Jia, "aku sekarang kayaknya ngidam sesuatu deh."
Haidan langsung menoleh semangat, matanya berbinar menatap wajah Jia. "Apa?? Bilang sama aku."
"Aku mau emmm," Jia melipat bibirnya kedalam.
"Apaaa?? Mau apa??" tanya Haidan tidak sabar.
Jia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. "Aku mau cium," jawabnya cepat.
Haidan membulatkan matanya kaget, namun sedetik kemudian dia terkekeh, "yakin ini ngidam??" godanya.
Masih menutupi wajahnya, Jia mengangguk.
"Bukan kamunya yang mau??" goda Haidan lagi.
Jia langsung menggeleng cepat, menatap Haidan yang masih terkekeh. "Adek bayinya yang mau!" serunya.
Haidan mengangguk sambil membulatkan mulutnya, "ohhh adek bayinya yang pengen ya?"
"Yaudah kalo kamu gamau kasih juga gapapa," ucap Jia kesal.
"Siapa bilang aku gamau kasih?" Haidan terus saja menggoda Jia.
"Ya tuh buktinya kam- hmmpp," ucapan Jia terpotong karena dengan tiba-tiba Haidan mendaratkan bibirnya.
Haidan melumat lembut bibir Jia, melampiaskan rasa rindunya selama ini.
"Udah?" tanya Haidan.
Jia menggeleng. "Lagi," cicitnya.
Haidan tertawa, kenapa bisa kekasihnya ini begitu menggemaskan.
Dia kembali mencium Jia, ciuman yang lembut, tidak ada nafsu disana.
___
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake? || Haruto Watanabe
Fanfiction"Aku hamil." Dua kata yang sangat sulit Jia katakan itu akhirnya keluar juga dari mulutnya, membuat lelaki dihadapannya diam mematung. "Haidan, aku hamil," ulangnya lagi. "Kamu yakin? Udah cek?" tanya Haidan berusaha untuk setenang mungkin. Jia meng...