Happy Reading
....Di ballroom istana kekaisaran, tempat itu sudah di penuhi oleh banyak sekali bangsawan yang telah lama hadir.
Kaisar sudah duduk di singgasananya seorang diri, tanpa ditemani oleh permaisuri maupun putra mahkota. Dua kursi di samping kanan dan kirinya kosong, tempat itu adalah kursi dimana permaisuri dan putra mahkota seharusnya duduk. Namun, sudah belasan tahun kursi itu di biarkan kosong tanpa ada yang mengisi.
Empat orang pengawal berdiri di belakang dan di samping singgasana kaisar dengan pedang di pinggang mereka. Ajudan kaisar juga berdiri setia di samping sang tuan.
Mata para bangsawan melirik-lirik kursi kosong di samping kaisar.
"Putra mahkota pasti lagi-lagi tidak akan hadir pada perjamuan ini."
"Putra mahkota pasti lagi-lagi malu untuk tampil di muka umum seperti ini dengan penampilannya yang jelek."
"Kudengar, kemarin putra mahkota jatuh ke dalam kolam. Mungkin saja ia masih belum sehat."
"Dasar putra mahkota lemah."
"Ha...entah bagaimana nasib kekaisaran kita jika putra mahkota lemah dan tidak punya kekuatan seperti itu yang akan memimpin kekaisaran kita kelak."
Beberapa bangsawan berbisik dengan sangat pelan. Walaupun mereka tahu kaisar bahkan tidak akan peduli jika putranya di hina seperti itu, tetap saja mereka harus waspada.
"Ibu, kali ini pun Arcell pasti tidak akan muncul." Seorang laki-laki dengan rambut merah menyala dan mata hitam pekat berbicara pada wanita di sampingnya yang juga memiliki warna rambut dan mata yang serupa dengannya.
Dia adalah Oscar Tyler Legarist, pangeran ketiga. Sedangkan wanita yang berdiri di sampingnya adalah ibunya yang merupakan selir kedua kaisar.
Oscar sudah berusia 17 tahun dan lebih tua 1 tahun dari Arcell.
"Tentu saja dia tidak akan hadir. Lebih baik lupakan saja putra mahkota bodoh itu, anakku."
Selir kedua kaisar bernama Delisa Cielin Gotwin, putri dari seorang Count di kekaisaran tersebut.
Disaat para bangsawan sedang asik bergosip mengenai putra mahkota yang kembali tidak hadir di perjamuan istana kaisar, suara penjaga pintu yang mengatakan bahwa putra mahkota telah tiba menggelegar dan langsung membuat suasana ballroom menjadi hening.
"PUTRA MAHKOTA TELAH TIBA!"
Pintu ballroom terbuka lebar, Arcell masuk dengan dagu terangkat dan berjalan dengan wajah dingin.
Suasana ballroom benar-benar hening. Mereka semua menatap terkejut putra mahkota yang tiba-tiba saja hadir di sana dan bahkan tampil dengan sangat memukau untuk pertama kalinya.
Melihat wajah tampan milik putra mahkota, rumor-rumor yang selama ini beredar yang mengatakan bahwa putra mahkota memiliki wajah yang sangat buruk langsung terbantahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Cruel Crown Prince
De TodoGadis itu mati, saat kembali membuka matanya, ia menyadari bahwa dirinya telah masuk ke dalam sebuah novel dengan latar belakang abad pertengahan. Dia masuk ke dalam tubuh seorang putra mahkota yang di tinggalkan dan di abaikan oleh kaisar, ayah ka...