Happy Reading
....Sudah satu minggu sejak Arcell meninggalkan Ibukota untuk pergi ke Wilayah dimana suku Barbar berada.
Ternyata, para suku Barbar itu benar-benar sudah hampir menguasai Wilayah tersebut dan sudah membunuh banyak penduduk Desa yang tidak mematuhi perintah mereka.
Selama satu minggu ini, Arcell dan para Ksatria yang ikut dengannya telah berhasil membunuh semua suku Barbar yang datang ke sana. Sayangnya beberapa dari mereka berhasil melarikan diri kembali ke Wilayah mereka sendiri di luar Perbatasan Kekaisaran.
Arcell sedang duduk di meja kerja kamarnya di Kediaman seorang bangsawan Count yang menjadi penguasa di Wilayah itu. Pemuda itu sedang menulis surat untuk ayahnya, yaitu Kaisar.
Surat yang di tulis oleh Arcell berisi mengenai rencana pemuda itu untuk pergi ke Wilayah suku Barbar untuk memusnahkan mereka semua, agar di masa depan mereka tidak lagi bisa dengan kurang ajar pergi ke Wilayah Kekaisaran mereka dengan seenak hati dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah di sana.
Arcell bermaksud untuk membalas dendam.
....
Di ruang kerjanya, Kaisar sudah menerima surat yang dikirim oleh Arcell.
Selesai membaca isi surat itu, Kaisar mengusap dahinya dan menghela napas berat. "Ini benar-benar diluar dugaan." Gumamnya.
Melirik Sekretarisnya, Kaisar berkata. "Kandel, panggil Grand Duke Arcolando untuk datang menemuiku di Istana. Aku akan memerintahkannya untuk ikut pergi ke perbatasan dan membantu Arcell dalam membasmi suku Barbar di Wilayah mereka."
Mendengar perintah Kaisar, Kandel dan Ajudannya terkejut.
"Baginda setuju dalam pemusnahan suku Barbar? Bukankah hal ini terlalu gegabah? Kita tidak tahu apakah Yang Mulia Putra Mahkota benar-benar mempu, selama ini kita bahkan juga tidak tahu bagaimana kekuatan beliau yang sebenarnya." Kandel kurang setuju untuk Arcell pergi ke Wilayah suku Barbar dan memusnahkan mereka semua. "Ini sama saja dengan perang, Baginda. Tolong pikirkan dengan baik." Tambahnya.
Kaisar terdiam sejenak. Pria itu menunduk dan menopang dahinya di atas meja.
Kembali mendongak, Kaisar menatap Kandel dan berbicara. "Aku percaya pada putraku, Kandel. Dia bahkan bisa membersihkan Wilayah Count Bathory dari suku Barbar."
"Baginda, kedua hal itu benar-benar berbeda. Kali ini yang Putra Mahkota inginkan adalah berperang dengan suku Barbar langsung di Wilayah mereka sendiri." Balas Kandel lagi tidak setuju.
"Kini hanya ada 500 Prajurit dan 100 Ksatria yang ikut dengannya, jadi aku akan mengirim 5.000 Prajurit lagi. Aku juga akan mengirim para ksatria dari Divisi 1." Kaisar seolah tuli dan tidak mendengarkan Kandel yang protes padanya.
Menoleh pada Ajudannya, Kaisar kembali berbicara. "Dan Melvan, aku memerintahkanmu untuk ikut serta dengan Putra Mahkota dalam pemusnahan suku Barbar dan laporkan setiap pergerakan yang ingin dilakukan oleh pemuda itu padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Cruel Crown Prince
De TodoGadis itu mati, saat kembali membuka matanya, ia menyadari bahwa dirinya telah masuk ke dalam sebuah novel dengan latar belakang abad pertengahan. Dia masuk ke dalam tubuh seorang putra mahkota yang di tinggalkan dan di abaikan oleh kaisar, ayah ka...