Seorang pengawal datang memberi hormat pada sang raja dan ratu yang tengah berbincang di singgasana kastil. Keduanya tidak sedang memakai mahkota, tapi bukan berarti orang tidak tau kalau mereka adalah raja dan ratu.
"bang, kita kan anaknya ya.. tapi ngapain sih segala izin. Kenapa nggak langsung di suruh masuk menghadap mereka aja? "
"chan, diem dulu. Ini cuma sebentar" haechan berdecak mendengar jaemin.
Tak lama seorang pengawal berkata pada dream boy untuk mempersilahkan mereka menghadap raja dan ratu. Mereka pun masuk dengan langkah normal. Tidak lagi terburu-buru seperti pertama kali hendak bertemu di rumah kaca waktu itu.
Para putri yang baru datang juga langsung menyusul para dream boy. Mereka semua merunduk hormat dengan perlahan. Sapaan sopan nan hormat itu di balas oleh raja donghae dan ratu yoona.
Renjun menyenggol kecil lengan mark yang berdiri disampingnya, karena sudah beberapa detik tidak bicara dan hanya memandangi raja dan ratu saja.
"ke-kedatangan kami semua kemari, ingin meminta restu untuk pergi ke Eldorado. Lebih tepatnya kami ingin menyelamatkan putra mahkota Taeyong dan Jaehyun dari yirvan dan marliana"
Mark takut-takut saat bicara sambil menatap kedua mata ayahnya yang benar-benar sangat ia rindukan. Ia sedang berusaha agar tidak menangis atau menunjukkan kerinduannya pada sepasang suami istri itu.
Raja donghae menatap semua anaknya satu persatu sebelum memulai bicara. Tangannya digenggam di belakang, agar terlihat kewibawaannya menjadi seorang raja. Yoona juga tersenyum melihat anak-anaknya hadir lengkap di hadapan keduanya.
"kalian boleh pergi"
Para dream boy dan putri menatap lekat sang raja.
"tapi kalian tidak diizinkan untuk mengajak Paman sehun, Bibi lisa, ataupun panglima kerajaan ini. hanya kalian bertujuh dan para putri saja. Boleh jika kalian ingin membawa pengawal, tapi tidak banyak"
Mark agak terkejut dengan pernyataan sang raja, karena ia tidak mendapat bala bantuan. "tapi kenapa?.."
"ini misi penyelamatan mark.. bukan perang" kini yoona yang menjawab.
Donghae menuruni tangga singgasananya untuk menghampiri para anak laki-laki kebanggaannya itu. senyuman kecil terbentuk di bibirnya, namun hal itu tidak membuat para dreamboy lega. Bahkan mark, jeno dan jaemin harus menahan diri agar tetap tegar berdiri dekat dengan ayah mereka yang nyatanya sudah tiada di dunianya.
Tiba-tiba seorang pelayan perempuan memecah kesunyian ruangan. Pelayan itu membawa sebuah kotak logam berwarna biru dengan ukiran emas yang sangat indah nan berkilau. Mirip seperti kotak perhiasan, dan itu memang milik ratu yoona.
"tinggalkan ruangan ini, termasuk para putri. Biarkan aku dan yang mulia bicara pada para pangeran" pinta yoona begitu menerima kotak perhiasan itu.
Awalnya para putri sempat menolak, terutama yeri dan giselle. Karena ia takut jika terjadi sesuatu seperti terakhir kali mereka bertemu raja dan ratu di rumah kaca itu. Namun raja donghae ikut angkat bicara dan menyuruh pengawal untuk segera membawa putri pergi dari ruang singgasana.
Jadi sisa lah para dream boy bersama raja donghae dan ratu yoona.
"apa ada hal penting yang harus kami tau? Atau ada hal yang membahayakan? " takut-takut mark bertanya.
"Ada. Dan ini penting saat sebelum kalian pergi" yoona menjawab dan mulai membuka kotak perhiasan itu.
"kalian bertujuh pasti memegang satu kalung kristal tinta hitam bukan? "
Semua terkejut mendengar pertanyaan itu dari mulut sang ratu. Apa paman sehun atau bibi lisa membicarakan hal ini pada mereka?
"a-aku yang.. memakai-nya.. " chenle menjawab dengan kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT DREAM || The End Of A New Beginning With
FanfictionIntinya mereka itu kejebak dalam mimpi gara-gara pake cincin persahabatan. ~~☆~~ "Abang " Yang merasa paling sulung itu menoleh pada sepupu yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Sudah mulai jengah dengan situasi yang terjadi saat ini. Begitu...