10. We Lost One!

65 13 0
                                    

Pundak sungchan di pegang oleh seseorang. Tangan berurat itu menandakan kalau yang berdiri di belakang sang panglima adalah seorang laki-laki. Tidak perlu bertanya pun, sungchan dan winter mendongak untuk melihat siapa yang menghampiri mereka.

"biar aku yang obati winter"

Dengan suara beratnya, jaemin berkata dengan ekpresi datar. Ia langsung berlutut dan meraih lidi pendek yang sungchan pegang. Pria berstatus panglima itu otomatis bangkit dan memundurkan jaraknya dari winter, ia bahkan memilih pergi untuk mengecek keadaan yang lain. Ya itu supaya jaemin bisa mendapat akses untuk mengobati winter dan memiliki waktu berdua.

"ti-tidak usah, ini hanya tergores saja"

Jaemin malah langsung memegang lengan winter yang ukurannya kecil di genggaman tangannya. Si pangeran itu tidak peduli pada protes yang dilayangkan winter.

"lebih baik kamu istirahat saja, aku bisa mengobatinya sendiri"

"jadi yang akan menikahimu itu sungchan atau aku?" perkataan jaemin malah menjadi jarum di setiap luka goresan winter. Ia jadi diam tidak bisa berkata apa-apa.

Tapi winter sangat bahagia jika prianya ini perhatian seperti dulu. Winter jadi tersenyum kecil sambil melihat ke arah lain. Ia jadi gugup sekarang, apalgi jaemin sesekali mencuri pandang kepadanya.

Pria itu benar-benar serius mengobati beberapa luka goresan yang winter punya. Alisnya sampai berkerut sedikit saat membersihkan luka. Tapi keduanya memang terlihat canggung, karena tidak ada pembicaraan apapun selama adegan mengobati itu.

Sampai suara instruksi dari mark mengarahkan mereka untuk berkumpul lebih dekat dengan yang lain. Ia ingin memberikan sebuah ide untuk mengarahkan adik-adiknya agar mereka bisa menjalin kerjasama yang baik.

"kemana perginya bibi lisa dan sungchan?" tanya mark setelah menyadari dua orang itu tidak ada.

"sepertinya mereka menyusul guru. Entah, tidak tau mereka bertiga pergi kemana" jawab renjun.

"oke kalo begitu tidak apa, kita coba untuk berinisiatif dulu" semua mengangguk setuju. Mark berdehem sebelum memulai menjelaskan kalimat panjang.

"kita mulai dari setiap pasangan pangeran dan putri. Semua putri berdiri di samping pasangan masing-masing"

Semua menuruti. Karena memang sebelumnya sang guru pernah menjelaskan tentang pasangan antar putri dan pangeran.

"berarti sisa chenle dan jisung. Kalian berdua ditugasi guru untuk melindungi winter dan yeri, berarti inget-inget tugas kalian. Tapi bukan berarti kalian berdua nggak bisa lindungin yang lain, tentu saja kalian bisa cari peluang kalo emang yang lain lagi terdesak"

Chenle dan jisung mengangguk. "tapi ingat juga, kalau tetap jaga diri kalian masing-masing dulu sebelum menolong orang lain. Karena abang gak mau kalo ada korban di antara kita karena alasan jadi benteng untuk yang lainnya" kedua maknae itu mengangguk lagi.

"lalu.. jaemin dan winter. Kalian berdua harus saling bekerja sama, tolong jangan mencar kayak tadi. Siapa tolong siapa, siapa bantu siapa. Jaemin, tugas kamu itu cuma jagain winter dari pedang panah atau senjata lainnya. " jaemin menghela nafas kecil.

"Aku tau kalau kalian para putri juga bisa bermain pedang, tapi kami sangat membutuhkan sihir kalian" jaemin dan winter tidak sengaja saling melihat. Kemudian keduanya mengangguk paham dengan semua perkataan si sulung.

"lalu untuk haechan dan giselle, aku rasa... kalian tidak ada kesalahan. Kalian berdua memiliki kerjasama tim yang baik dan patut dicontoh. Pertahankan itu" dua orang yang disebutkan mark jadi tersenyum mendengarnya. Kemudian haechan mengangkat tangan untuk mengajak giselle melakukan high five. Dan giselle menerima, keduanya jadi ber tos ria.

NCT DREAM || The End Of A New Beginning WithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang