1. Ayo Kita Mulai

183 20 0
                                    

Waktu terus berjalan, musim juga sudah berganti menjadi panas. Semua aktivitas kembali seperti biasanya. Sudah 1 tahun lebih kepergian kedua orangtua mark dan si kembar.
Dan tepat sudah 1 tahun lebih juga mark sangat jarang berinteraksi dengan para dream boy.

Bahkan saat renjun, jeno, haechan dan jaemin masuk di tahun universitas pun, mark hanya mengirim sebuah bucket bunga, makanan cepat saji dan beberapa pasang sepatu baru.

Jika biasanya mereka akan memilih berlibur di villa untuk merayakan suatu hal, maka kali ini tidak.

Ia menjadi sangat sibuk semenjak menggantikan kursi ayahnya menjadi seorang Presdir sekaligus CEO dari perusahaan Centaurus Property Group milik Donghae, sang ayah. Mark bahkan sudah menempati ruangan ayahnya itu.

Sebenarnya anak itu masih belum bisa sepenuhnya menaruh waktu pada perusahaan, karena umurnya yang masih sangat muda, justru itu jadi bahan keraguan bagi para karyawan di perusahaan. Dan kuliahnya yang belum selesai juga membuat waktunya jadi tersisihkan.
Terbagi antara jam kantor dan kuliah.

Untung saja para pamannya masih sering membantu mark, meski ia tau kalau pamannya itu juga pasti kualahan dengan perusahaannya sendiri.

"mark, tadi paman dapat panggilan dari kampus" sang paman yang menutup berkasnya begitu mendapati kedatangan si sulung yang baru selesai dengan rapatnya. Mark juga cukup terkejut karena pamannya tiba-tiba ada di ruanganya.

"apa mereka bertanya tentangku?" Suho menggeleng, ia berdiri menghampiri mark yang mulai duduk di kursi kerjanya.

"bukan, Ini soal jeno. Dia berkelahi lagi di kampus sampai korbannya masuk rumah sakit"

Lagi.

Anak itu sudah sering kali berkelahi semenjak masuk universitas. Dan tiga kali dapat surat peringatan. Bahkan ia sempat di skors selama 3 hari oleh salah satu dosennya karena saat itu lawannya adalah anak dosen tersebut.

Dan sekarang ia berulah lagi, Mark menghela nafas panjang sambil memijat pangkal hidungnya. Kali ini ia tidak bisa diam pada kelakuan anak itu. Kalau tidak, jeno bisa jadi anak brandal pikirnya.

Suho memegang pundak sang keponakannya yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Ia tau keterpurukan anak itu, ia sedang berusaha menjaga adik-adiknya. Asal kalian tau, jika menjaga sesuatu itu lebih sulit ketimbang harus meraih sesuatu.

Suho menawarkan dirinya untuk datang ke rumah sakit sebagai perwakilan minta maaf, namun mark menolak dan berkata kalau jeno itu tanggung jawabnya. Tidak hanya jeno, melainkan anak dream boy adalah tanggung jawabnya. Karena ia lah orang pertama yang mencetuskan ide untuk mengajak mereka tinggal bersama jauh dari keluarganya.

Ia juga sudah berjanji pada mendiang kedua orangtuanya tentang hal itu. Jadi ia tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya dan keluarga dream boy.

.

.

.

.

Mark sudah sampai di rumah sakit tepat jam 7 malam. Pekerjaannya cukup banyak, namun beruntung ia bisa menyelesaikannya sebelum waktu berubah malam, karna biasanya ia pulang kantor itu bisa sampai jam 10 hingga 11 malam.

Itu karena kepotong jam kuliah, jadi terkadang ia harus lembur. Meskipun paman suho dan kai sudah membantunya, namun tetap ada beberapa hal yang harus ditanganinya sendiri.

Mark berjalan di lorong rumah sakit menuju ruangan yang disebutkan oleh receptionist saat ia bertanya. Anak itu masih lengkap dengan stelan kantornya sembari menenteng sebuah bingkisan yang berisi brownis. Setidaknya sebagai penghangat ketika mark meminta maaf nanti.

NCT DREAM || The End Of A New Beginning WithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang