~~~~~
Rencana yang sudah tersusun rapih tak berjalan seperti seharusnya. Kejadian tak terduga yang terus terjadi berhasil mengacaukan tujuan pria paruh baya yang kini menghela nafas kasar di singgasananya.
Tok tok
"Masuk" sahutnya malas.
Pria yang lebih muda darinya masuk dengan raut wajah yang tak kalah kusut darinya. Bahkan kemeja putih yang dikenakan sudah memiliki warna lain disana.
"Duduklah, ada yang perlu aku jelaskan" pintahnya yang langsung di patuhi tanpa perlawanan.
"Kim Seokjin, mungkin ini akan menjadi misi pembunuhan pertamamu yang gagal" ucapnya menatap Seokjin penuh yakin.
Seokjin yang mendengar itu mengalihkan pandangannya. Pikirannya sedang tak fokus. Ia tak tahu mengapa bayangan Jisoo terus berputar di otaknya. Rasa khawatirnya terus bertambah saat memikirkan kemungkinan jika Jisoo menghilang dari hidupnya.
"Jika benar terjadi, maka aku akan membunuh lebih banyak orang lagi sampai aku berhasil membunuhnya!" ketusnya.
Namjoon terkekeh. Ia tau ucapan Seokjin tak main-main. Namun, tetap terdengar lucu di telinganya. Ah, apa ia salah menyerahkan putrinya pada pembunuh ini. Tidak, ia tak salah.
"Mungkin putriku akan berteriak takut jika mendengar kalimatmu itu" ucapnya santai, dapat ia ketahui dahi Seokjin pasti berkerut sekarang.
"Putrimu?"
Namjoon mengangguk mantap.
"Kau baru menikahinya dan sekarang kau lupa?"
Seokjin terdiam. Ia berusaha mencerna semua informasi yang ia miliki dalam misi ini. Juga pernyataan mendadak dari bosnya ini.
"Jisoo putrimu?"
"Ya, benar sekali"
Namjon menjeda kalimatnya. Mengingat kejadian belasan tahun lalu. Hari dimana kehidupannya menjadi sunyi.
"Aku menyerahkannya di hari aku membawamu pulang"
~~~
Hening. Satu kata pasti yang dapat menjelaskan kondisi rumah Jennie saat ini. Padahal hari sudah mulai pagi. Tapi, Jisoo masih terduduk diam di pinggir ranjangnya. Pikiran terus berlarian kesana kemari.
"Sebenernya ada apa sih?" gumamnya lesu.
Jennie yang tertidur di sebelahnya perlahan membuka mata. Terkejut melihat kondisi Jisoo yang semakin kacau. Ia ingat semalam ia tidur setelah memastikan sahabatnya itu sudah pulas.
"Lo ga tidur Soo??"
Jisoo melirik sekilas ke arah sahabatnya itu. Lalu mengangguk pelan.
"Udah yuk, jangan kaya gini. Ga baik loh buat kesehatan lo, istirahat ya?"
Ingin rasanya Jisoo menolak ucapan Jennie. Tapi ia juga tak ingin membuat orang yang selalu disisinya ini terus khawatir. Dengan lemah ia pun mengangguk dan membaringkan tubuhnya. Hanya beberapa detik sampai ia menyadari sesuatu.
"Junkyu!!"
"Junkyu? Maksud lo apa Soo?"
Jisoo tak menjawab. Ia langsung bangkit dari tempatnya, meraih tas yang dibawanya semalam. Dengan cepat membuka pintu kamar, berhasil membuat Taehyung yang hendak mengetuk pintu terkejut dengan tindakan Jisoo.
"Loh? Soo, mau kemana?!" tanyanya saat Jisoo berlari melewatinya.
Jennie yang baru keluar dari kamar berusaha menyusul Jisoo pun mendapat tatapan penuh tanya dari Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission
Ngẫu nhiênKim Seokjin yang merupakan seorang pembunuh bayaran mendapatkan misi untuk bekerja sebagai seorang guru dan menikahi salah satu muridnya. Mungkinkah pria berdarah dingin ini berhasil menjalankan misinya sesuai rencana? Atau akankah ia terjebak dala...