~~~~~
Keheningan menghiasi malam pertama sepasang pengantin yang baru saja menyelesaikan pernikahannya. Dua insan itu duduk berhadapan di sofa ruang tamu dengan emosinya masing-masing.
Tidak. Malam ini berlalu dengan cara yang salah. Seharusnya kebenaran tak terbongkar saat ini. Salahkan sang pria yang tak berhati-hati sampai membuat malam panjang mereka menjadi suram.
Sang pria menarik nafas panjang. Berusaha mencari cara agar fakta yang ia simpan tak harus ia keluarkan. Di tatapnya mata sang istri yang kini menatapnya tajam. Ia baru tau jika istrinya bisa membuat ekspresi semenakutkan itu.
Dalam sejarah pembunuhannya, baru kali ini ia merasa ketakutan setengah mati.
"Jangan coba-coba cari alesan, saya mau bapak jujur" ucapnya kesal karena menyadari kebingungan Seokjin.
"Oke, saya mau ngasih tau kamu yang sebenarnya tapi dengan satu syarat" akhirnya Seokjin membuka suara setelah sekian lama.
Jisoo memalingkan wajahnya kesal. Ia tak habis pikir, pria di hadapannya sudah terpojok namun masih melontarkan pilihan.
"Apa?"
Seokjin meraih tangan kanan Jisoo lembut. Membuat sang empu begidik kaget dengan tindakan tiba-tiba itu. Namun, sebisa mungkin ia menutupi keterkejutannya juga rasa gugup nya.
"Saya minta, apapun kenyataan yang saya sampaikan. Tolong, kamu jangan pergi. Untuk saat ini saya belum tau pasti tapi, saya harap kamu tetap disini. Di rumah ini" jelasnya tulus.
Jisoo mengerutkan dahinya bingung. Pernyataan ini terlalu ambigu baginya, ia tak mengerti maksud dari kalimat panjang itu. Apanya yang belum pasti? Kenapa di rumah ini dan bukan disisi Seokjin?
Gadis itu semakin bingung. Akan tetapi tak ada pilihan lain jika ia ingin mengetahui semuanya. Dengan perasaan campur aduk Jisoo mengangguk. Ia harap setelah ini semuanya terjawab.
Seokjin menarik nafasnya dalam. Ia rasa sudah seharusnya Jisoo tahu sebelum semua masalah besar muncul. Tapi, ia juga bingung harus mulai menceritakan semuanya dari mana.
"Jadi,... jadi, saya itu-"
Drrt drrt drrt
Sebuah panggilan masuk di terima oleh Seokjin. Dengan cepat pria itu meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja. Dapat Jisoo ketahui siapa yang menelpon suaminya di tengah malam. Jungkook. Itulah nama yang tertera di atas layar ponsel.
"Sebentar"
Seokjin hendak pergi, namun Jisoo menahan tangannya. Di tatapnya pria itu dengan tajam dan penuh penekanan. Membuat langkah yang sudah siap menjauh kini tertahan.
"Angkat disini!" tegasnya.
Ah, rasanya Seokjin melupakan jati dirinya sebagai pembunuh berdarah dingin yang tak takut dengan apapun. Karena saat ini ia hanya bisa menuruti ucapan Jisoo yang baru saja berstatus sebagai istrinya hanya dengan sebuah tatapan tajam.
"Kenapa Ko-"
"Bang!! Sorry banget gue ganggu malam pertama lo nih ya!! Tapi ini darurat!!! Penting!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission
De TodoKim Seokjin yang merupakan seorang pembunuh bayaran mendapatkan misi untuk bekerja sebagai seorang guru dan menikahi salah satu muridnya. Mungkinkah pria berdarah dingin ini berhasil menjalankan misinya sesuai rencana? Atau akankah ia terjebak dala...