🍇08🍇

117 17 0
                                    

~~~~~

Seperti biasa pagi ini Seokjin menjemput Jisoo di rumahnya. Berniat pergi ke kampus bersama juga membicarakan mengenai pernikahan mereka meskipun dirinya tak menginginkan hubungan itu terjalin.

Padahal semalam ia sudah mengatakan untuk membatalkan misi menikah dengan Jisoo jika memang kemungkinan targetnya tidak muncul itu sangat besar. Namun, ia tak mengerti jalan pikir bosnya. Pria itu tetap memaksa Seokjin untuk tetap menikahi Jisoo dan jangan menyakiti perasaan gadis itu sedikit pun.

Bukannya jika Jisoo menikah dengannya dan mengetahui fakta yang sebenarnya akan lebih membuat gadis itu sakit hati. Sampai saat ini Seokjin masih tak paham mengapa mereka harus menarim Jisoo kedalam bahaya padahal gadis itu tak berkaitan.

"Siapa si berlian itu?" gumamnya memikirkan semua info yang ia dapatkan.

"Pak? Pak Seokjin!"

Seokjin terlonjak kaget mendengar teriakan seseorang memanggil namanya. Ia terlalu fokus berpikir sampai tak menyadari kehadiran Jisoo di sebelahnya.

"Bapak ngelamunin apa sih? Serius banget," tanya Jisoo.

Jisoo yakin sekali kalau saja tadi ada sebuah truk datang menerjang pun Seokjin tak akan menyadarinya. Bahkan jika kaki pria itu di gigit oleh semut sekalipun.

"Kamu" jawabnya jujur,

Jisoo mendelik heran, sepertinya semakin jauh ia mengenal dosennya ini semakin banyak juga sifat dari Seokjin yang baru ia ketahui. Ternyata selain perhatian, pria di hadapannya ini juga bisa gombal.

Padahal apa yang di pikirkan Seokjin dan yang Jisoo kira berada di posisi berlawanan. Sepertinya ucapan pria itu berhasil membuat kesalahpahaman yang membuat Jisoo tersenyum malu.

"Oh ya, jadi kapan kita ketemu orang tua kamu?" tanyanya sembari membukakan pintu mobil.

Dapat ia lihat raut wajah Jisoo mendadak berubah sedih. Ia yakin sekali jika misinya gagal. Pasti orang tua Jisoo, terutama ayahnya tak akan datang. Sebenarnya seburuk apa hubungan keduanya sampai putrinya menikah pun tetap tidak dipedulikan.

"Maaf ya,"

"Kenapa?" tanya Seokjin seolah bingung, ia mulai mengendarai mobilnya menunu kampus.

"Mmm, karena orang tua saya sibuk. Jadi, mereka ga bisa ketemu bapak dan mereka gatau hadir atau engga, tapi mereka setuju dan nerima bapak kok," jelasnya diimbuhi sedikit kebohongan.

Seokjin mengusap puncak kepala Jisoo. Membuat gadis itu ingin menangis sekarang, tapi sekuat tenaga ia tahan air matanya agat tak jatuh.

"Kamu ga papa kalo orang tua kamu ga hadir? Apa kita undur aja hari pernikahannya?" tanyanya hati-hati.

Bisa-bisanya Seokjin mengatakan itu setelah semalam ia di paksa Namjoon untuk menikahi Jisoo secepat mungkin. Bahkan bosnya itu sempat meminta untuk melangsungkan pernikahannya hari ini. Tentu saja Seokjin menolaknya dengan berbagai alasan.

"Ga papa, kita lakuin sesuai rencana awal aja." jawabnya berusaha tegar.

"Terus kalo orang tua bapak?" Jisoo baru ingat jika selama ini ia tak pernah menanyakan latar belakang Seokjin. Yang ia tahu sebatas pekerjaan pria ini, yaitu sebagai dosen.

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang