#Cerita ini hanya karangan dan bukan kebenaran. Cerita ini juga hasil karya aku sendiri bukan meniru atau copy paste dari cerita orang lain. Jadi kalau ada kesamaan dengan cerita orang lain mungkin itu hanya kebetulan
Selamat membaca🤗
Hoseok dan gurunya masuk kedalam 10A, itu adalah kelas baru Hoseok disana saem nya memperkenalkan Hoseok kepada siswa lain.
"Pagi semuanya. Hari ini kelas kita telah kedatangan siswa baru, perkenalkan nama mu" ucap sang guru dengan menunjuk Hoseok.
"Emm... Annyeonghasseo yeorobun perkenalkan nama saya Jung Hoseok saya pindahan dari Gwangju saya harap kita bisa berteman baik" katanya sembari tersenyum manis
"Iya dia siswa beasiswa pindahan dari Gwangju dan aku juga berharap kalian bisa berteman baik dengan nya, dan untuk mu Hoseok silahkan duduk di sebelah sana" ujar saem sambil menunjuk kearah meja kosong di barisan ketiga sebelah kanan dekat jendela
Ini adalah hari pertama Hoseok bersekolah, sejak menginjakkan kaki nya di sekolah ini dia terus berdoa agar dia mendapatkan perlakuan baik dari semua teman nya yang baru tidak seperti teman nya yang lama di sekolah nya yg lama juga. Apa ini kenapa hoseok berdoa begitu? Apa dia diperlakukan buruk oleh temannya?
Ya, di sekolah nya di Gwangju teman teman Hoseok selalu membully nya bukan hanya karena penampilan tapi juga karena dia siswa yang mendapat beasiswa di tambah lagi dia berasal dari keluarga miskin. Itulah yang membuat Hoseok terus dihina, namun dia tidak menyerah dia tetap sekolah dan belajar agar menjadi sukses seperti mimpi ayah dan ibunya. Tapi yang namanya perundungan, Hoseok tetap takut hal itu terjadi di sekolah baru nya ini sekarang situasi nya berbeda, jika dulu saat di Gwangju dan ada yang membully nya ia bisa mengadukan itu pada sang ibu atau ayah dan mereka langsung memberikan support pada nya tapi sekarang penyemangat nya telah tiada tidak ada lagi yang bisa membantunya bahkan bibi dan sepupunya itu sangat membencinya.
Bel kedua telah berbunyi itu menandakan jika waktu istirahat pertama telah di mulai. Semua siswa berhamburan pergi ke kantin kecuali Hoseok, kenapa dia? Hoseok lebih milih di dalam kelas daripada makan dikantin. Jika begini itu akan membuatnya lebih menghemat uang nya, itulah yang dipikirkan Hoseok.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang ya?" Batin Hoseok
Mata Hoseok terus melihat kesana kemari mencari apa yang harus ia lakukan, saat ia melihat ke samping kirinya ia menyadari ternyata bukan hanya dirinya saja yang dikelas, tapi masih ada satu siswa lagi.
Seorang siswa dengan kulit putih mata sipit dan senyum yang manis juga, apakah dia juga siswa beasiswa sama seperti Hoseok? Tapi siapa dia?
"Maaf siapa namamu?" Hoseok bertanya pada siswa itu
Tidak ada jawaban, remaja itu malah memilih untuk memejamkan matanya, mungkin ia akan tidur
"Apa kau juga siswa beasiswa sama seperti ku?" Tanya Hoseok penasaran
Mendengar pertanyaan itu, siswa itu membukanya suaranya "ck! Kau pikir keluarga ku tak bisa membayar biaya sekolah ku" ucapnya dengan senyum remeh
Hoseok tersenyum tipis mendengar jawaban dari teman sekelas nya itu "maaf aku tidak bermaksud begitu" hanya itu yang bisa Hoseok katakan
Hoseok berbalik, ia menatap kearah luar jendela dekat mejanya. Ya kelas Hoseok ada di lantai 2 dari sana ia bisa melihat pemandangan area sekolah yang indah serta ia bisa merasakan tiupan angin yang nyaman, karena terlalu menikmati suguhan alam itu tanpa sadar Hoseok bergumam
"Ayah.. ibu.. sekarang aku sudah ada disekolah baru, apa kalian melihat ku dari sana?" Ia bergumam pelan namun masih bisa terdengar
Yoongi yang tidak sengaja mendengar ucapan Hoseok pun sedikit penasaran. Hah yoongi? Iya yoongi, dia lah yang duduk di sebelah meja Hoseok namanya min Yoongi namja terkenal paling cuek dan dingin tapi dia memiliki daya tarik tersendiri untuk para siswi sekolahan nya. Terbesit tanya di dalam hati yoongi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoseok's Life [END]
RomanceKisah kehidupan Jung Hoseok seorang namja yang terpaksa pindah dari Gwangju ke Seoul karena orang tuanya meninggal, ia harus ikut dengan bibinya. Namun kebahagiaan yang Hoseok nantikan setelah kesedihan tidak lah pernah terjadi karena bibinya tidak...