6

10 5 0
                                    

Happy Reading

***

Revan menemani Naya sampai tenang bahkan sampai-sampai Naya tertidur karena kelelahan setelah menangis.

Revan membersihkan air mata di pipi Naya kemudian menyelimuti tubuh Naya dengan selimut lalu Revan membuka pintu kamar Naya. Sebelum keluar, Revan menengok kembali Naya yang sedang tidur dengan wajahnya yang tenang. Setelah itu Revan keluar dari kamar Naya.

"Naya kenapa Van?" tanya Putri yang masih khawatir.

Ditanya seperti itu Revan bingung mau menjawab apa. "Emm...Naya kayaknya lagi ada masalah sama temenya tante." bohong Revan. Revan tidak mungkin bilang pada Putri kalau Naya bertengkar dengan pacarnya, bisa-bisa nanti ia juga ikut terseret.

"Sama Abell?" tebak Putri.

"Em bukan tante bukan. Sama temennya yang lain." ujar Revan cepat.

Putri sedikit curiga, tidak mungkin Naya bertengkar dengan temannya sampai segitunya. Pasti ada sesuatu yang Revan sembunyikan darinya. "Kamu gak bohong kan Van sama tante?" selidik Putri yang curiga.

Revan berusaha menyembunyikan wajah paniknya. "Eng-enggak kok tante, ngapain Revan bohong. Oiya Naya juga udah tidur mungkin karena kecapean, Revan izin pamit ya tante udah malem soalnya." pamit Revan segera sebelum Putri menginterogasi nya.

"Oh yaudah, makasih ya Van. Untung kamu bisa dateng ke sini, coba kalo enggak pasti Ayahnya Naya keburu pulang terus tante bingung harus jawab apa kalo dia nanyain Naya." sahut Putri.

"Hehe iya, yaudah aku pulang ya tante." balas Revan.

"Iya, hati-hati ya Van." ujar Putri.

Revan mengangguk kemudian berjalan keluar dari rumah itu. Begitu sampai di motornya, Revan langsung melajukan motornya pergi dari rumah Naya.

Revan langsung pulang ke rumahnya karena ia merasa sangat lelah dan ingin istirahat. Sesampainya di rumah ia langsung masuk dan berjalan menuju kamarnya. Revan membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya.

Sepanjang perjalanan pulang, Revan merasa ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Ia terus mencoba mengingat sesuatu itu tapi tak kunjung ia ingat. Sampai akhirnya butuh waktu yang cukup lama untuk ia mengingat itu, matanya terbuka lebar dan ia langsung terperanjat bangun.

"Astaga kenapa gue bisa lupa?" ujarnya panik. Buru-buru Revan mengambil hpnya kemudian menelpon seseorang.

Revan mengigit bibirnya cemas dan gugup menunggu seseorang disebrang sana mengangkat telponnya. "Halo, Sya?" panggil Revan.

"Iya kenapa Van?" tanya Syaqila.

"Kamu dimana sekarang?" tanya Revan panik.

"Aku di rumah Van." jawab Qila.

Revan akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Sebelum kerumah Naya tadi ia menyuruh Qila untuk berangkat lebih dulu ke bioskop yang akan mereka datangi, tapi setelah sampai di rumah Naya Revan malah lupa dan menemani Naya sampai berjam-jam. "Maaf ya, aku kira kamu udah di sana mangkanya aku panik banget Sya." ujar Revan.

"Hehe gakpapa kok Van aku emang belum berangkat, ini masih di rumah soalnya aku agak ragu takutnya kamu gak jadi buat nonton." balas Qila.

"....maaf ya Sya, kamu pasti nungguin banget kabar dari aku." lirih Revan tak enak.

"Gapapa, emm udah malem Van aku mau tidur." balas Qila.

Senja SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang