Percaya

1.8K 311 56
                                    

"Even the magic only works if you believe it"*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Even the magic only works if you believe it"
*
*
*
*
*

Buat Jeongwoo, yang menjengkelkan dari hari Rabu selain jam berjalan seolah lambat banget adalah pelajaran matematika. Katanya matematika di kelas IPS lebih gampang ketimbang di kelas IPA, tapi buat Jeongwoo sama saja. Sama-sama bikin kepala mau meledak apalagi gurunya macam pak Budiman. Ditambah lagi siang ini terik banget, semesta kayaknya lagi ngetawain Jeongwoo yang kepalanya berasap layaknya mesin overused.

"Gue nggak ngerti pelajaran tadiii," rengek Jaehyuk yang terkulai di meja seolah setengah jiwanya tersedot oleh khodamnya pak Budiman. "Pak Budiman nggak ada kapoknya banget ngajar kelas kita padahal udah sering banget dijulidin."

"Itu karena pak Budiman nggak punya saringan di kupingnya! Makanya julidan gue nggak pernah dia tangkep. Coba aja panggil namanya tiga kali dari jarak tiga meter, dia nggak bakal denger!" Jeongwoo memperjelas sambil nahan diri yang sedikit lagi bakal gila.

"Pak Budiman kebanyakan nongki di pinggir rel kali ya?"

"ARRRGGGHHHHHHHH!!! Mana abis ini sejarah pula! BPUPKI! PPKI! Pensiun aja gue jadi murid!" Geram Jeongwoo frustasi.

Bukan cuma Jeongwoo, seisi kelas terkulai lemas di atas meja terkecuali Doyoung si juara kelas yang hype matematika dan Yedam yang sibuk manggut-manggut kepala mengikuti alunan musik.

Di meja nomor tiga barisan tengah, Jihoon dan Hyunsuk kompak menumpukan dagu di atas meja.

"Lain kali kalo mau pergi minimal telpon adek lo atau gue biar nggak bingung nyariin. Gue pikir lo diculik tante-tante!" Omel Jihoon yang dibalas cengiran oleh Hyunsuk. "Jadi pak Ginan nampung lo semalem?"

"Kalimat lo bikin gue ngerasa kayak korban banjir Jakarta." Hyunsuk terkekeh sambil. "Iya, dia ngasih gue tempat, baju, makan, dan..."

Sebuah pelukan yang nggak pernah gue rasakan lagi semenjak hari itu.

"... dan?" Jihoon menaikkan sebelah alis menunggu Hyunsuk merampungkan kalimatnya. Tapi kalimat itu nggak pernah rampung karena lebih dulu terinterupsi oleh teriakan heboh Jeongwoo.

"WIBUUUU?!"

Kompak semua mata melihat ke arah pintu. Ginan berdiri dengan kemeja putih yang dimasukkan ke dalam celana dasar hitam, kacamata hitam segiempat dan rambut yang disisir ke depan dahi serupa gaya rambut Nobita dari serial kartun Doraemon. Secara keseluruhan, penampilan pak Ginan macam cowok-cowok yang sering ngabisin waktu di kamar buat nonton anime.

Buat ukuran seorang guru, Ginan emang nggak keliatan berwibawa.

"Kaget kamu kalo saya kayak wibu?" kata Ginan santai.

Konstelasi 12 Bintang | TREASURE OT12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang