XII IPS X, kelas terburuk di sekolah terbaik. Kelas yang namanya disebut paling akhir. Kelas yang kau hanya akan mendengar keburukannya dari orang lain.
12 anak laki-laki yang mengisi kelas XII IPS X itu bagaikan kutub magnet yang sama, saling tolak...
Selamat membaca para readers tercinta. Jangan lupa klik bintang dan komen biar rank naik dan makin banyak yang baca cerita ini💕🤭
Sebelum kita mulai, ayo absen dulu.
* * *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah sesi foto bersama, anak-anak itu langsung beranjak ke kelas dengan tiga piala dan uang hadiah yang nominalnya lumayan. Tadinya, mereka mau langsung ngeborong isi kantin, tapi Hyunsuk menyarankan untuk menunggu pak Ginan dan minta pendapat beliau sebagai orang yang punya banyak andil selama perlombaan.
Namun, belum jauh mereka meninggalkan lapangan, Ayla meneriaki nama Jihoon dari ujung lapangan, membuat mereka kompak berhenti dan menoleh ke arah Ayla yang tengah berlari ke arah mereka lalu kontan berdehem dan pura-pura batuk.
"Tenggorokan gue ada semutnya." Junghwan menyahut lalu terbatuk yang tentu saja pura-pura. "Gatel."
Jihoon yang menyadari kalau sedang diledek langsung menyipitkan mata ke arah Hyunsuk dan Junghwan. "Kalo gatel digaruk!" kata Jihoon sewot, tanpa dia sadari telinganya mulai memerah. "Apa lo mau gue yang garukin?"
"Langsung ngamuk aja lo." Yoshi nyeletuk. "Kayak cewek datang bulan."
"Dia tuh bukan ngamuk, Yosh," Hyunsuk menyahut. "Tapi lagi nutupin salting. Lo nggak liat kupingnya?"
"Ah apaan sih? Gue nggak salting."
"Affah iya?" ledek Junghwan pada Jihoon yang air mukanya berubah dari memerah jadi kaku. "Jangan tegang atuh, Hoon. Belum juga dipegang udah tegang."
Jihoon melotot. "Diem Hwan! Gue ulen bareng trigu sama ragi jadi donat lo!"
"Wauuu sensi dia gaes..." Junghwan malah tambah meledek.
Hyunsuk terkekeh. "Kayaknya mending kita pergi, biarkan Romeo dan Juliet ketemu," ucapnya yang diangguki oleh kesepuluh temannya.
"Hati-hati, Ji, jangan sampe bablas. Sesungguhnya Allah maha—"
"Heh! Lo pikir gue mau mesum?!" sergah Jihoon pada Asahi yang belum sempat merampungkan dakwahnya. "Lagian ini tempat rame. Gila aja gue mau melakukan tindakan asusila. Gue masih waras, ganteng dan beradab! Lagian cewek tuh buat di lindungi bukan buat di—"
"Alah bacot, Ji! Udah sana samperin." Haruto menyela lalu beranjak pergi duluan menuju kelas.
Mashiho mengekori Haruto, disusul Doyoung, Junkyu dan yang lainnya. Hingga yang tersisa hanya Jihoon dan Asahi.
"Nih, buat Juliet aja," bisik Asahi sambil menggenggamkan lollipop ke tangan Jihoon. "Gue nggak suka manis soalnya."
Iya, Asahi nggak suka manis. Karena selain bisa bikin diabetes, manis juga bikin sakit gigi. Tapi Asahi udah dapat yang lebih manis daripada lollipop kok, yaitu segulung kertas berisi tulisan dari seseorang yang bernama Na, entah itu inisial atau sepenggal kosakata dari nama aslinya.