00.01

1.3K 195 61
                                    

Ini adalah lapak marah-marah, silahkan marahin author yang absen nulis 3 bulan
Selamat membaca

*
*
*

Setelah pesta kembang api dan riuh bunyi terompet, langit kembali tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pesta kembang api dan riuh bunyi terompet, langit kembali tenang. Kini gemerisik angin yang menyusup diantara lembar-lembar daun bisa terdengar, dan membuat udara terasa lebih dingin dari sebelumnya. Para pemuda berisik itu pindah ke ruang tengah setelah bergotong royong membersihkan segala kekacauan yang mereka buat.

Yedam mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Ada satu pintu yang mana itu  adalah kamar pak Ginan, dan satu pintu lagi yang terkunci rapat, di depannya menggantung tulisan 'dilarang masuk'. Selain itu hanya ada sofa. Nggak lama berselang Ginan keluar dari kamarnya seraya menyeret sebuntalan karpet bludru lalu menjatuhkan ke atas lantai dan terengah.

"Ayo... cepetan bantu gelar karpetnya."

Yedam mengernyit, memandang lantai dan pak Ginan secara bergantian. "Kita... tidur di sini, Pak?"

"Yo Iyo lah, kamu pikir tidur di mana?"

"Bukan di situ?" Tunjuk Junkyu ke arah daun pintu.

"Enak aja! Itu kamar saya!"

"Atuhlah bapaaaak tidur rame-rame di kamar bapak sabi kali," Jaehyuk menyahut, lalu pura-pura menepuk pipinya. "Tuh kan, disini banyak nyamuk."

"Nggak! Bisa-bisa kamar saya jadi kapal pecah." Tolak pak Ginan mentah-mentah.

"Alah bilang aja bapak nyembunyiin sesuatu, kan, di kamar," tebak Jihoon asal-asalan, "Waifu bapak misalnya."

"Atau bapak takut malem ini nggak bisa ritual."

"Ritual... Ritual... Kamu pikir saya ngepet?!"

"kan bapak babinya— aduh paaak!" Jaehyuk langsung meringis ketika tangan pak Ginan dengan sangat cepat melesat ke pinggang Jaehyuk dan mencubitnya. "Ini namanya kekerasan dalam rumah tangga!"

"Mau saya tambah lagi, nggak?"

Jaehyuk menggeleng cepat.

"Pokoknya, saya nggak mau mendengar banyak protes, kalo nggak mau tidur di sini, boleh tidur di teras atau di dapur," pak Ginan berkata seraya melenggang pergi meninggalkan kedua belas pemuda rusuh itu. "Saya mau beresin dapur, jangan ada yang masuk kamar! Atau kalian tau akibatnya!"

Sewaktu pak Ginan menghilang di balik tembok yang menjadi pemisah antara ruang tengah dan dapur, Jeongwoo bergerak mendekati Jihoon lalu berbisik. "Lo penasaran nggak sama apa yang ada di kamar pak Ginan?"

Jihoon mengangguk. "Gw tebak kayaknya ada CD hentai."

"Atau jangan-jangan si bapak diam-diam suka twice terus di kamarnya banyak poster Jihyo. Makanya kita nggak boleh masuk."

Konstelasi 12 Bintang | TREASURE OT12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang