"Jangan lupa paspormu," ucap SeHun sambil menyerahkan paspor milik Tao kepada sang empunya. Tao yang sibuk mengepak barang - barangnya langsung mengambil alih paspor yang ada di tangan SeHun, "Gomawo,"
"Btw, ia sudah tahu keberangkatanmu?"
"Sudah,"
"Lalu, apa katanya?"
"Hanya bilang 'hati - hati di jalan'. Tidak terlalu buruk,"
"Sudah jangan terlalu di pikirkan. Kajja kita berangkat," SeHun menepuk pundak Tao sekali dan meninggalkan sunbae-nya itu dalam ke-terpaku-an. Ia mendorong kopernya dan mulai berjalan menuju terminal keberangkatan.
Tao mengangkat bahunya lalu berjalan mengikuti SeHun ke terminal keberangkatan. Ia mendorong kopernya dan terselip harapan memenuhi pikiran Tao, apakah sang yeoja benar - benar membiarkan ia pergi atau pun sebaliknya.
"Uh, jeosonghamnida. Permisi," ucap NiDa terburu - buru. Menurut data yang ia dapatkan dari sumber terpercaya, namja-nya yang bernama Huang ZiTao itu akan berangkat pukul 09.00 dari terminal 3 menuju daerah dinasnya. Ia mempercepat langkahnya dan berharap pesawat yang akan membawa Tao pergi belum lepas landas.
"Tao oppa??!!" ucap NiDa pelan ketika melihat tubuh Tao dari arah belakang. Ia tidak berani untuk mendekat karena Tao sudah hampir memasuki gerbang pemeriksaan paspor serta berkas - berkas yang lain.
Ia menarik nafasnya dalam - dalam dan mencoba memberanikan diri untuk memanggil namjachingu-nya juga mempersiapkan beberapa kalimat yang lain.
"Tao oppa!" panggil NiDa. Ia tersenyum senang dan benar saja, namja yang ia duga adalah Tao, tiba - tiba langsung terdiam di tempat dimana ia berpijak.
"Aku tahu oppa tidak akan menengok kearahku. Tapi itu tidak masalah bagiku. Aku tetap senang bisa bertemu oppa walau hanya tampak belakang saja,"
"Aku mendoakan yang terbaik untuk oppa kok. Jangan khawatir tentangku. Aku akan baik - baik saja disini. Tenang saja. Hanya perlu fokus pada pekerjaanmu, okay?"
Tanpa NiDa ketahui, sebuah senyuman bertengger di bibir tipis berwarna peach milik Tao. Seperti mendapat sengatan listrik beratus - ratus volt, Tao semakin semangat untuk berangkat dinas tanpa khawatir meninggalkan NiDa sendirian di Korea. Ia berjalan mantap menuju tempat lepas landas dan membuat NiDa tersenyum simpul.
"Saranghaeyo,"
DEG
Sayangnya, saat Tao menengok kearah belakang, sudah tidak ada siapa - siapa lagi. Ia menghela nafas kecewa lalu melanjutkan perjalanannya yang tertunda.
"Sunbae sedang mencari apa? Sepertinya sibuk sekali..." ucap SeHun sambil mengunyah cookies coklat kesukaannya. Tao melirik kearah hoobae-nya lalu memutar bola matanya malas, "Bukan urusanmu,"
"Aku bertanya baik - baik tapi di jawab dingin. Tuhan, apa salahku? :(" gumam SeHun di dalam hati.
"Aishhh, paboya!" Tao memukul dahinya kesal karena tidak menemukan barang yang ia cari. SeHun yang masih asik memakan cookies langsung teralihkan.
"Ada apa lagi? -____-" tanya SeHun malas.
"Aku lupa tidak membawa ponsel..." jawab Tao dingin. Ingin rasanya SeHun tertawa terbahak - bahak atas jawaban sunbae-nya yang menggelikan.
"Huh, lagipula percuma saja bawa ponsel tetapi tidak bisa digunakan..." ucap SeHun santai.
"Oh ya aishhh dasar pabo-___-"
"Hahahahaha..."
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Bored?
FanfictionSemua hubungan pasti mempunyai rasa jenuh, tapi semua bisa diatasi bukan dengan kata 'putus', kata terakhir untuk mengobati kejenuhan adalah 'pertemuan', jika tidak bisa bersabarlah. Karena pertemuan itu bukan kamu-dia yang menentukan, tapi waktu ya...