Forgive... Or Not?

819 55 0
                                    

To : My Precious Girl<3

Aku tidak bisa menjemputmu siang ini. Ada meeting mendadak.


From : My Precious Girl<3

Tidak apa - apa. Lagipula aku bisa pulang sendiri.


To : My Precious Girl<3

Baiklah kalau begitu. Hati - hati di jalan.


Tao menaruh ponsel pintarnya di dekat transmisi gigi dan ia menyenderkan tubuhnya pada jok mobil mewahnya. Tak lupa ia mempersiapkan dirinya untuk kembali mengikuti NiDa. Hanya sekedar mengikuti,,, Tao tak berani lebih dari itu dibalik sikap 'kesendiriannya'. Dan menjadi stalker yeoja-nya sudah ia lakukan berkali - kali karena ia sendiri 'sedikit' khawatir akan yeoja yang sudah hampir 3 tahun menemaninya.


Seperti hari - hari sebelumnya, NiDa yang sudah selesai mengenyam pendidikannya akan berjalan keluar menuju halte bus dan menaiki bus sesuai jalur yang membawanya ke dorm. Pemandangan ini sudah biasa dilihat Tao saat membututi kekasihnya saat pulang.


Ia memantapkan hati dan mentalnya untuk menemui sang kekasih tercinta. Untuk meminta maaf atas segala perlakuan 'kesendiriannya'. Ia melirik jok mobil disebelahnya, sebuket bunga mawar segar yang baru saja ia beli khusus untuk NiDa. Rasanya ia sendiri tidak sabar untuk menemui yeoja-nya yang sudah hampir 2 bulan ia diamkan demi kesendiriannya.


TOK


TOK


TOK


"Siapa di-"


GREPPPPP


"Oppa?"


"Mianhae. Jeongmalmianhae..."


"Hm?"


"Mianhae. Jeongmalmianhae..."


"Apa yang oppa bicarakan?"


"Aku memang egois. Aku memang tidak pernah memikirkan perasaanmu saat itu.. Semakin lama aku menjauh, aku malah semakin menyesal..."



Pelukan Tao mengerat seiring ia mendengar yeoja yang ada di pelukannya menangis. Ia mencium puncak kepala sang yeoja dan mencoba menenangkannya.


"Kau... Mau kan memaafkanku?"


"Tentu saja aku mau, oppa..."


"Hm... Kau akan membiarkanku untuk berdiri didepan pintu dormmu?" tanya

Tao sesaat setelah NiDa melepas pelukannya. NiDa langsung mempersilahkan namjachingu-nya masuk dan menyuruhnya untuk duduk sejenak di sofa.


"Ingin aku buatkan apa?" tanya NiDa pada Tao. Tao tersenyum lalu mengelus pipi NiDa. "Keluarkan saja apa yang kau punya, Nona manis.." rona pipi NiDa pun memerah akibat pujian Tao pada dirinya. Tao terkikik pelan melihat reaksi NiDa saat ia memujinya. "Ba-baiklah..."


"Sibuk kuliah?" tanya Tao memulai. NiDa menganggukan kepalanya tanda setuju atas pertanyaan Tao, "Benar - benar sibuk, oppa sendiri?" Tao mengangkat bahunya tanda ia lebih parah dari NiDa. "Aku hanya bisa tidur 2 jam akhir - akhir ini, tapi setidaknya aku masih bisa menemuimu..."


NiDa tersenyum lalu mengeratkan pelukannya pada pinggang Tao. Membiarkan namjachingu-nya bernostalgia atas pelukannya yang lama telah hilang.



*

Bored?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang