Episode 26- Penyesalan (S4)

782 97 3
                                    

" Winter jangan memakan tanganmu itu kotor" jari-jari lentik dengan lembut mengambil tangan yang lebih kecil, air liur terjatuh mengotori baju yang dipakai anak perempuan dengan surai pirang dan mata birunya.. Biru secerah langit

Kekehan geli terdengar dirumah sederhana merangkap kedai teh di Distrik Stohess, dua tahun berlalu (Y/n) yang keluar dari pasukan pengintai dan melahirkan Winter dan merawatnya dengan membuka kedai teh untuk biaya hidup mereka berdua

Kedua tangan bergerak menggendong winter " Putri kecilku " (Y/n) tersenyum lebar melihat betapa lucu anak perempuannya walaupun ia hanya memiliki kedai teh kecil , dengan membuka kedai ini ia bisa membiayai kehidupan mereka berdua dengan nyaman dan kehangatan seorang ibu dengan anaknya

Walaupun di hatinya yang paling dalam ia merindukan kakaknya pria yang menyuruhnya pergi itu juga merindukan sang kekasih yang kini entah berada dimana.. Masih hidup atau tidak (Y/n) selalu memikirkan nya

" Cukup (Y/n) jangan fikirkan tentang mereka, kau sudah bahagia dengan putrimu"

" Nona (Y/n) , ada yang ingin bertemu dengan anda "

Wanita yang sedang menggendong anak perempuan menoleh dengan kening mengkerut, matanya menatap aneh Mark orang yang membantunya mengelola kedainya

" Siapa? "

Mark tersenyum " anda akan tau sendiri "

Deguban jantung dapat (Y/n) rasakan jantungnya bergerak dengan cepat memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi jika ia menemui orang yang berada di kedainya

Matanya menatap wajah putrinya yang sudah tertidur seketika merasakan ketenangan melihat betapa cantiknya wajah dengan surai pirang mirip ayahnya, Wanita ini menghela nafas " Baiklah aku siap"

Kedua kaki dibawa menuruni tangga dimana kedainya berada di lantai satu, menatap sekeliling berusaha mencari seseorang yang Mark katakan ia akan tau. Begitu mendengar keributan yang dulu sering ia dengar dirinya langsung menoleh dengan cepat kearah meja yang muat untuk enam orang

Senyuman tidak bisa disembunyikan melihat anak-anak yang dulu sering membuatnya menghela nafas lelah. Eren, Mikasa, Armin, Sasha, Jean dan Connie duduk disana begitu melihatnya keenam anak itu melambaikan tangan

" Sudah lama tidak bertemu " Ucap (Y/n) setelah sampai didekat meja mereka, Mereka semua tersenyum mengangguk " Benar sudah lama (Y/n) -San anda keluar begitu saja tanpa berpamitan pada kami dan juga anak menghilang begitu saja sangat sulit dicari hahaha" Kata Jean diakhiri dengan tertawa

" Maafkan aku kalian sudah memesan? Tidak perlu membayar anggap saja ini sebagai permintaan Maafku"

Sorakan langsung terdengar dari Sasha yang dengan tidak malunya memesan apa saja menu yang berada di kedai, (Y/n) tidak mempermasalahkannya ia membetulkan posisi tidur winter agar lebih nyaman

" Dia anak anda (Y/n) -San? " Tanya Armin ,Semua pasang mata langsung menatap pada anak perempuan yang berada digendongan (Y/n)

Wanita ini mengangguk " Ya, Dia Winter "

Sasha memekik gemas " Lucunya! Astaga!! "

" Berisik bodoh! Kau akan membangunkannya " Desis Connie

Lagi keributan terdengar kembali ditelinga (Y/n) setelah sekian lama ia bahagia bisa bertemu dengan anak-anak yang kini telah bertumbuh tinggi menyisakan dirinya yang bagaikan kurcaci " kalian sudah tumbuh senang melihatnya "

Mata (Y/n) menatap satu persatu wajah dari anak-anak ini matanya berhenti diEren merasakan banyak perubahan yang besar pada Eren

Sorot mata itu menghilang tergantikan dengan sorot mata yang redup, dengan melihat sorot mata itu (Y/n) menyadari satu hal pasukan pengintai, Eren dan yang lain dalam kondisi sulit tentu karena musuh mereka belumlah dihancurkan

Ackerman Little Sister | Shingeki No Kyojin [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang