_____________________
Sesuai ajakan sang teman, Yoon Jeonghan, pemuda angel itu memberitahunya untuk menunggu pukul delapan lewat tiga puluh. Tetapi, saat ini jam sudah menunjukkan angka delapan lewat empat puluh lima menit, yang mana sudah lebih lima belas menit dari waktu yang dijanjikan.
Hong Jisoo sudah menunggu sejak dua puluh menit yang lalu, ia terbangun lebih awal dari biasanya.
Membuka ponselnya, jemarinya bergerak mencari nama Jeonghan di deretan pesannya. Belum sempat ia membuka ruang pesan Jeonghan, sebuah pesan mengalihkannya.
Jesselyn
Kak Jo, aku di Korea.
Boleh aku ke rumahmu?
7.23 pm.Ia membaca pesan singkat itu berkali-kali, pesan yang dikirimkan semalam oleh pemiliknya.
"Di Korea? Kenapa?" tanyanya dalam batinnya. Jisoo terdiam menatap layar ponsel yang masih menampilkan deretan kata di sana. Terlalu fokus sampai tak menyadari datangnya kedua temannya.
"Ji, maaf kami terlambat. Kau sudah lama?" ujar salah seorang pemuda di samping kirinya.
Jisoo terlihat terkejut lantas menatap asal suara, sudah ada dua orang pemuda berdiri di sampingnya. "Tak apa, aku belum lama," ucapnya membalas pertanyaan yang tertangkap indranya sembari menutup layar ponsel dan memasukkannya dalam saku celananya.
Kedua pemuda yang tak lain adalah Jeonghan dan Seungcheol ikut duduk di bangku halte tempat Jisoo duduk sedari tadi. Menunggu sejenak bus yang akan mengantar mereka.
Mereka berencana untuk berkunjung ke tempat Ibu Jeonghan. Hari ini adalah hari ulang tahun beliau.
Tentang Yoon Jeonghan, Ibunya telah meninggalkannya tiga tahun lalu karena penyakit jantung yang diderita. Sementara sang Ayah menikah lagi satu tahun setelah sang Ibu meninggal dengan salah satu teman sang Ibu dan tinggal satu rumah dengannya.
Jeonghan selalu datang ke tempat sang Ibu, baik seorang diri atau bersama temannya daripada dengan sang ayah.
Tak lama sebuah bus datang dengan beberapa penumpang yang dibawanya, ketiganya memasuki bus tersebut lantas pergi meninggalkan halte yang berada tak jauh dari tempat tinggal Jisoo.
Butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai di tempat peristirahatan terakhir Ibu Jeonghan. Seungcheol dan Jisoo mengikuti langkah Jeonghan memasuki tempat yang selalu sepi tersebut.
Ini bukan pertama kali keduanya datang, tentu saja mereka mengerti arah mana yang harus mereka tuju. Tetapi demi menghormati teman mereka, mereka memilih jalan berurutan dengan membiarkan Jeonghan berjalan lebih dulu.
Bahkan ketika sudah berada di hadapan Ibu Jeonghan, keduanya hanya diam dan sesekali menanggapi sang teman.
☆
Jisoo, Jeonghan, dan Seungcheol kembali menaiki bus setelah mereka mengunjungi ibu dari pemuda angel. Bus yang mereka tumpangi terasa lebih ramai dari yang sebelumnya, hanya tersisa satu kursi kosong yang tak jauh dari pintu bus yang mengharuskan ketiganya berdiri.
Waktu sudah menunjukkan siang hari, beruntung matahari yang bersinar dengan awan yang sedikit menghalang di atas sana membuatnya tak begitu terik.
Rencana yang akan mereka lakukan selanjutnya untuk menghabiskan weekend hari ini adalah berdiam di rumah pemuda Hong. Oleh karenanya, tiga sekawan itu turun ketika bus berhenti di halte ketiga.
Memasuki sebuah toserba yang menyediakan berbagai macam cemilan dan minuman yang mereka butuhkan. Tidak banyak memilih, setelah membayarnya mereka kembali melanjutkan perjalanan ke rumah Jisoo dengan berjalan kaki.
![](https://img.wattpad.com/cover/326629171-288-k617268.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ashən [completed]
FanfictionAshen [ 'aSHən ] (adj) as, relating to, of a pale gray color ; exposed to stressful or depressive situations. Aku dengar orang berkata bahwa langit kelabu menempatkan kebanyakan orang dalam suasana hati yang dekat dengan kesedihan. Joshua Jisoo Hong...