Prolog

143 22 2
                                    

Hari semakin larut, udara dingin semakin terasa menembus tulang. Ditemani dengan cahaya remang remang rembulan dan bintang, seorang pria bernama lengkap , tampak tak jenuh berdiam diri di balkon kamarnya, ditemani pula secangkir Kopi Rindu dan Sebat rasa Kopi Amerika. Begadang seperti inilah yang biasa Zander lakukan setiap malam, kadang sembari memainkan gitar dan bercerita melewati nada tapi kali ini ia tidak bermain gitar. Terlalu lelah untuk sekedar memetik senar.

Apa yang dilakukan Zander kali ini seperti tidak ada manfaatnya tapi beginilah hidup Zander dan ia menyukainya. Bukan lebih tepatnya, terbiasa.

Zander terbiasa seperti ini, ia insomnia. Tak ada hal yang dapat ia lakukan di malam hari, tidur pun rasanya hanya ilusi belaka, yang biasa ia lakukan ya....seperti ini.

Tapi malam ini sedikit berbeda dengan malam biasanya yang terasa membosankan. Ada sesuatu yang membuat Zander sedikit terganggu, perasaan tidak nyaman juga ia rasakan didada.

Ini semua karena seorang gadis yang akhir-akhir ini sering terlintas beberapa hari ini. Seorang gadis cempreng yang sering menganggunya walau pertemuan mereka terjadi tanpa disegaja. Setiap laku gadis itu entah mengapa membuat Zander gemas sendiri sangking kesalnya.

Menyebalkan tapi Zander suka.

 
APAA?.... SUKA?
 
 
"Gue kenapa sih?"

Zander meraup wajahnya yang terasa panas. Ia yakin, Zander sudah gila. Astaga gila karena gadis itu membuat Zander terkekeh geli.

Zander jadi teringat pertemuan pertama dengan gadis itu hingga membuat mereka berada dalam kondisi yang sangat merepotkan.

Dan beginilah awal mereka bertemu.....

ANTEROS: Playing With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang