Bab 3

69 14 2
                                    

Seperti perintah Zander tadi Aika benar benar menuruti perintahnya dan disinilah Aika berada, tengah berdiri depan pintu yang di sebut ruang eksekusi dengan menahan gugup serta takut yang menjadi satu.

"Lo nggak papa kan?" Tanya Sera, gadis itu yang menunjukkan jalan ke markas Anteros.

Aika tersenyum paksa, bohong kalau dia baik-baik saja, "muka gue ketara parah banget ya?"

Sera mengangguk dengan polosnya, "lo mau gue temenin ketemu Kak Zander?"

"Gak usah, Ser. Ini masalah gue, gue nggak mau lo ikutan kena imbasnya."

Sera menghela nafas ia sebenarnya kasian dengan Aika tapi disatu sisi juga ia takut dengan Zander, "sorry, gue nggak bisa bantu lo lebih."

"Lo bisa nganterin gue ke sini aja dah lebih dari cukup buat gue."

"Tapi gue takut ntar Kak Zander nyakitin lo. Dia tuh enteng tangan ke siapapun yang di anggap musuh, gue nggak mau lo kenapa-napa." Tentu saja Aika tahu, ia saja pernah di tabok olehnya.

"Lo nggak usah khawatir didalam ada Kak Silas kok, aman pastinya."

Sera malah terlihat semakin frustasi, "justru kalo ada dia gue makin gak percaya, Ka. Lo tahu kan kalo dia itu sebelas duabelas sama Kak Zander? Aduh kalo lo diapa-apain sama mereka gimana ih?"

Aika malah tertawa pelan dibuatnya, "Kak Silas baik kok. Udah lo tenang aja. Mending lo buruan pulang sono deh, kasian sopir lo nungguin."

"Ihh, terus lo gimana?"

"Astaga nih anak. Gue nggak papa, serius!!"

"Ck, ya udah deh. Gue pulang, kalo ada apa apa lo telfon ya. Ingat telfon gue."

"Iya-iya bawel, udah sono pergi."

"Hati-hati." Sera kemudian pergi meninggalkan Aika disana sendiri.

Aika menarik nafas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu.

"Aika lo pasti bisa." Ujar Aika menyemangati dirinya sendiri.

Pintu terbuka menampilan seorang laki-laki yang baru saja bangun tidur.

"Masuk!!" Perintahnya.

Ketika melihat ke sekeliling dalam ruangan yang di sebut ruang eksekusi ini Aika terpana dibuatnya. Tempat ini sangat jauh dari bayangan Aika yang penuh dengan alat-alat penyiksaan tapi nyatanya ruangan ini malah seperti tempat hiburan yang lengkap akan permainan seperti PS, billiard, bioskop mini, bar, dan masih banyak lagi. Ya, mengingat tempat ini juga markas Anteros.

Karena keindahan ruangan ini membuat Aika tak menyadari bahwa seseorang yang sedari tadi tengah menatapnya.

"Puas-puaslah melihat dunia sebelum gue buat hari hari lo terasa di neraka."

Aika sontak mengalihkan ke arah pria itu, Zander. Pria itu sejak tadi duduk di kursi kebesarannya, sedangkan pria yang membukakan pintu tadi adalah Silas.

"Ada apa Kak Zander manggil gue kesini?" Tanya Aika dengan sopan. Mau bagaimanapun juga Zander adalah kakak kelasnya.

"Duduk."

Aika mendudukkan tubuhnya di kursi tepat didepan Zander.
   
 
Plakk
  
 
Belum juga pantatnya menyentuh kursi Zander melempar sebuah berkas mengenai tepat di wajah Aika.

"Baca itu."

Aika menggeram kesal, ingin sekali menceburkan wajah songong itu ke comberang kalau saja Aika tak ingat siapa pria di depannya saat ini. Ia masih waras untuk tidak mengamuk didepan Zander seperti tadi malam.

ANTEROS: Playing With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang