MLHL || 18

10 1 0
                                    

“Semua Manusia Pasti Mempunyai Sisi Baiknya.”

~ Kara Andraluka ~

Hiruk pikuk kehidupan tidak ada yang bisa menebak, seperti komedi putar kita akan selalu bergantian dengan atas dan bawah kehidupan yang mungkin tidak semuanya kita ketahui. Berdempetan dengan para penumpang bus sudah menjadi makanan sehari-hari Kara karena semua tempat duduk sudah diduduki oleh penumpang yang lebih membutuhkan, sore ini dia tidak langsung pulang ke rumahnya. Dia sudah ada janji dengan seseorang yang memberikannya pekerjaan separuh waktu yang letaknya cukup jauh dari jarak sekolahnya.

Kara mendapatkan pekerjaan ini karena ketidak-sengajaan dia melihat kertas yang ditempel di sebuah restoran tepat bersebelahan dengan toko tas yang dibelikan Faiz untuknya. Jika mengingat Faiz, Kara tersenyum kecil sebab dia benar-benar bersyukur Tuhan menolongnya lewat orang baik seperti Faiz - laki-laki pembuat onar namun berhati putih.

Flasback on

Selepas insiden yang menimpa Kara dan pelukan yang tidak terduga, Faiz berinisiatif untuk mengajak Kara membeli tas dan beberapa peralatan sekolahnya yang rusak. Untung saja Faiz memiliki cukup uang untuk menolong Kara agar gadis kucing itu tidak dimarahi oleh kedua orang tuanya.

Dengan keadaan Kara yang masih kacau dia menggenggam tangan gadis itu untuk mengikuti dirinya dan Kara hanya pasrah dengan pikiran yang bergelombang memikirkan nasibnya setelah ini. Hingga genggaman Faiz tidak dia rasakan kembali dan hal itu membuatnya tersadar jika dirinya sedang berada di toko dengan berbagai tas dan buku dimana-mana, Kara melirik ke kanan dan ke kiri mencari sosok cowok bertubuh tinggi yang mengajaknya kesini.

“Ini ambil, gua rasa cocok buat lu.” ucap Faiz sambil memberikan tas yang dia bawa kepada Kara.

Kara tersentak saat tiba-tiba Faiz memberikan tas berwarna hitam dengan gantungan lucu di beberapa seletingnya. Dia tersenyum manis sambil mengambil tas tersebut dari tangan Faiz sedangkan cowok didepannya hanya berwajah datar.

“Bagus banget, Faiz. Ini pasti mahal uang sakuku nggak akan cukup buat beli tas ini.” kata Kara lirih sambil menatap tas tersebut.

“Udah lah. Ngga usah pikiran berapa harga tasnya, gua yang ajak lu kesini dan pastinya gua yang akan bayar tas ini, terpenting itu lu ngga kena marah sama orang tua lu dan lu tetap bisa sekolah besok.” sanggah Faiz yang tidak sadar berucap banyak kepada Kara.

Kara menatap Faiz lekat, dia sangat terharu dengan baiknya hati laki-laki didepannya ini. Dia tidak tahu jika tidak Faiz nasibnya akan seperti apa, Tuhan memang baik kepadanya.

“Makasih Faiz, Makasih banyak. Aku pasti akan ganti uangnya.”

Faiz hanya berdehem lalu berjalan menuju kasir dengan Kara yang dibelakangnya dan dia dapat melihat kebahagiaan Kara dengan senyum yang tidak luntur sedari tadi. Selepas membayar tas mereka berdua memutuskan untuk pulang menaiki bus, sembari berjalan menuju halte Kara melihat sekeliling toko yang berjejer dia baru kali ini ke tempat yang ternyata menjual berbagai kebutuhan dan resto makanan yang tampaknya sangat lezat.

Seketika kedua matanya terhenti pada selembaran yang ditempel di salah satu restoran tepat disebelah toko tas tersebut. Tanpa berpikir panjang dia berhenti dan berpamitan kepada Faiz dengan alasan dia ingin membeli sesuatu untuk adiknya, tentu Faiz memaksa untuk tetap ikut karena Faiz tahu Kara tidak punya uang namun Kara menyakinkan dan meminta Faiz untuk pulang duluan. Faiz mengalah kemudian meninggalkan Kara di restoran yang akan menjadi jembatan untuk masa depannya.

Flasback of

Kini dia berada tepat di pintu restoran sambil menghela nafas sejenak, Kara memantapkan hatinya untuk bekerja keras demi kelangsungan hidupnya dan juga adiknya. Kedua matanya berbinar melihat banyak pengunjung yang sedang menyantap makanan, para karyawan yang sibuk melayani pengunjung, dan aroma khas berasal dari dapur. Kara berjalan menuju meja kasir untuk bertanya dimana ruangan Bu Ined dan Kara diarahkan menuju ruangan tersebut.

“Baik, nama Kamu Kara Andralunka dan masih bersekolah ya. Apakah ini tidak mengganggu jam belajarmu?” tanya Bu Ined memastikan keputusan Kara.

“Tidak Bu, saya sudah memikirkan ini matang dan saya butuh pekerjaan separuh waktu ini. Karena saya tidak bisa terus menerus bergantung kepada orang tua saya, Bu.” jawab Kara sejujurnya.

“Baiklah, selamat ya kamu saya terima sebagai karyawan saya dan ini seragam kamu. Berikan yang terbaik ya, Kara.” kata Bu Ined sambil memberikan seragam kepada Kara.

“Terima kasih Bu, saya pasti akan berikan yang terbaik.”

Selepas dari ruangan Bu Ined Kara langsung bekerja lalu memperkenalkan diri kepada karyawan lainnya, Kara senang karena karyawan yang bekerja disini menerimanya dengan baik. Setelah itu dia pun bekerja dengan sepenuh hati hingga pukul 9 malam, Kara menikmati semua kelelahan ini dia sangat bersyukur masih ada orang baik yang mau mempekerjakannya meski dirinya masih bersekolah.

Hingga pukul 9 pun tiba, Kara segera bergegas untuk pulang sebelum kedua orang tuanya sampai dirumah dan dia mengkhawatirkan adiknya juga. Apakah sudah makan atau ada hal yang terjadi dirumahnya? Kara berharap semuanya baik-baik saja. Langkah kaki dia percepat agar dapat menaiki bus terakhir namun secara tidak sengaja Kara menabrak seseorang dan membuat barang seseorang itu terjatuh berantakan, dia pun langsung membantu untuk membereskan tetapi matanya tidak sengaja melihat sebotol obat kecil yang mengganggu penglihatannya.

“Obat apa ini? Sepertinya aku pernah melihat.” ucap Kara lirih sambil memperhatikan botol obat tersebut.

“Kara? Ngapain kamu disini? Sini botolnya!" sinis Vanecia kemudian merebut botol itu dari tangan Kara.

“A-aku baru aja selesai kerja paruh waktu. Sedangkan kamu habis darimana? Ini udah malam.” gugup Kara yang akan tahu jawabannya.

“Bukan urusanmu. Aku duluan.”

Vanecia berjalan begitu saja meninggalkan Kara dengan sikap acuhnya, Kara hanya menatap nanar kepergian Vanecia yang tetap saja sikapnya selalu tertutup. Tetapi dia jadi merasa ganjal dengan obat yang dia lihat tadi, apakah Vanecia sakit?.

Not Only Me. Me? No, it's more about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang