MLHL || 01

55 14 0
                                    

1. Murid baru

"Semua terasa begitu indah hingga terlupakan rasa luka."

~Marian~

•••


Pagi yang cerah dengan suasana yang begitu tenang. Terlihat satu keluarga yang sedang bersiap untuk mengantar perpindahan anaknya.

"Mah, ini barangnya di taruh mana?" tanya Marian terlihat bingung melihat begitu banyak tas dan koper yang disiapkan oleh sang ibu.

Ya, namanya Marian. Ia biasa di panggil Ian oleh keluarga dan teman-temannya.

"Ditaruh di bagasi saja nak," jawab sang ibu sambil mengambil tas yang lainnya.

"Box yang ini juga?" Ian kembali bertanya dengan heran.

"Iya Nak, semuanya kamu taruh bagasi saja, nanti di sana biar dibantu pamanmu untuk menurunkannya," jelas sang ibu. Ian hanya menuruti meski ada rasa penasaran pada box tersebut.

Marian, seorang siswa yang menginginkan kehidupan baru, dimana semua yang biasa dibantu oleh keluarganya harus ia lakukan sendiri. Orang tuanya tak mengerti bagaimana cara pikir anaknya tersebut, bukankah lebih baik menetap di sini dengan segala kecukupan yang ada? Ia malah memilih jalan dengan mencoba ingin menjadi mandiri.

Setelah sampai dikos-kosan baru, ia sudah di sambut oleh pamannya yang akan membantu untuk menata barang-barang pribadi dan beberapa perabotan miliknya.

"Yan, kamu yakin ingin ngekos sendiri? Bukankah lebih baik tinggal bersama keluargamu?" tanya sang paman dengan raut wajah heran. Pamannya sepemikiran dengan keluarga Ian.

"Iya paman, Ian yakin. Sudahlah paman, paman hanya perlu membantuku menata barang-barang ini setelah itu paman bisa bersantai akan ku buatkan minuman jika paman mau," tegasnya dengan mengalihkan pembicaraan agar pamannya tidak kembali bertanya akan hal yang membuat dirinya tidak nyaman.

Setelah percakapan singkat, mereka pun mulai menyelesaikan pekerjaan mereka. Satu persatu barang mereka letakkan di dalam kamar kos-kosan Ian. Tidak memakan waktu lama, mereka telah menyelesaikan pekerjaannya dan kemudian duduk di kursi untuk sekedar bersantai dan mengobrol sebentar.

"Oke paman, terima kasih telah membantuku. Aku akan membuatkan minuman untuk teman berbincang. Ngomong-ngomong, paman suka minum apa?" tawar Ian sambil berdiri hendak membuatkan minum untuk pamannya.

"Kamu bisa membuatkanku es Yan. Sungguh panas hari ini," pinta paman.

"Baik paman, akan ku siapkan," ucap Ian lalu masuk ke arah dapur.

Setelah itu, dia membuatkan es teh manis untuk menemani dirinya dan sang paman menikmati waktu siang mereka dengan berbincang-bincang.

Kini Ian menginjak kelas 10, alasan dia pindah tempat tinggal dan pindah sekolah dikarenakan ia ingin hidup mandiri tanpa campur tangan orang tua. Ia berencana akan menjalani kerja paruh waktu. Walaupun ia tak tau akan bekerja sebagai apa. Tapi tekadnya untuk menjalani kehidupan sendiri tidak akan pernah berubah.

Ian terkenal ramah dan murah senyum, entah dalam keadaan apapun dan entah bagaimanapun perasaannya, ia tetap melontarkan senyum manisnya kepada orang yang ia temui. Tak heran ia disayangi dan memiliki begitu banyak teman.

Not Only Me. Me? No, it's more about usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang