"Selamat ulang tahun."
Kivandra terdiam, menoleh ia menatap Lucas yang tersenyum. Ucapan ulang tahun pertama datang dari mulut Duke di depannya.
Tanpa sadar Kivandra tersenyum lebar, senyuman paling lebar yang ia punya. "Terima kasih, Lucas."
Tanpa kejutan dari Usha dan Ethan ternyata hatinya bisa menghangat. Hanya ucapan satu kalimat tanpa pemanis, Kivandra seperti telah menemukan sebongkah harta berharga.
Lucas tertawa, "Ayo kutunjukkan kejutan untukmu."
"Kejutan?"
"Ya, kejutan untuk dokter pribadiku."
Kivandra mengikuti langkah Lucas yang sengaja dipelankan, menaiki beberapa anak tangga, mereka sampai pada sebuah kamar mewah.
"Ini kamarku." Lucas menunjuk ruangan sebelahnya, "Itu kamarmu. Kita bersebelahan, karena kau dokter pribadiku."
Tak menunggu respon, Lucas berjalan ke samping dan membuka pintu kamar yang telah menjadi kamar Kivandra. Lelaki itu memberi isyarat agar Kivandra masuk lebih dulu ke dalam.
Setuju saja, Kivandra segera mendekat dan masuk ke dalam. Namun, ada sebuah kejutan yang menantinya. Buket raksasa bunga bougenville terletak di dalam kamar, Kivandra tertegun.
"Ini .... "
"Hadiah ulang tahun." Lucas mendekat, "Aku menyiapkan semua ini dengan harapan semoga kau nyaman di Mansion."
"Ini sangat berlebihan," ujar Kivandra walau hatinya berteriak kagum.
"Kedatanganmu di sini tentu saja karena perjanjian kita, bukan? Kita saling menguntungkan. Sekarang istirahatlah, kau sudah mengalami banyak hal hari ini. Kita tunda acara berkeliling Mansionnya, pelayan akan segera datang." Lucas melambaikan tangannya, "Aku pergi."
"Tunggu!" Kivandra menarik ujung baju Lucas, "Terima kasih."
"Oh, sama-sama."
Kepergian Lucas diganti oleh seorang pelayan gadis datang. Sepertinya umur pelayan itu sama dengan umur Helen dan Ara, Kivandra menjadi ... sedikit rindu.
"N-nama saya Faza, nona Kivandra." pelayan itu menunduk, "Salam kenal."
"Ya, salam kenal juga." Kivandra tersenyum lalu menunjuk luar kamarnya, "Lalu, kenapa banyak sekali orang di depan kamarku?"
"Eh?"
Faza segera menoleh. Ia melihat banyak sekali pelayan dengan seragam sama, sedang mengintip di depan kamar. Segera Faza melambaikan tangannya, "Apa yang kalian lakukan? Pergi! Jangan buat malu!"
"Ah, i-iya."
Akhirnya para pelayan itu pergi dengan gelagapan.
***
Mungkin jika ini mimpi, Kivandra tak mau membuka matanya. Di sini seperti surga!
Tak perlu memakai korset, ada taman bunga subur, daging sapi gemuk, itu sempurna.
Pagi-pagi hari, Faza mengintruksikan Kivandra untuk segera mandi menggunakan air hangat. Selesainya, ada Lucas menjemput sambil berkata, "Ayo makan bersama di ruang makan."
Kivandra mengangguk dan mengikuti langkah Lucas seperti anak bebek. Hatinya penuh tenaga mengingat sekarang ada hari pertama ia belajar sihir.
Selama perjalanan, banyak sekali pelayan yang memasang wajah terkejut atau takjub. Sebenarnya kenapa? Mereka seperti melihat hantu saja. Apakah Lucas tidak pernah membawa seorang wanita ke Mansion?
"Tidak pernah." Faza menjawab tegas, "Duke bahkan tidak sudi berbicara dengan wanita! Anda yang pertama!"
"Ya?"
"Maka dari itu kami terkejut ketika melihat Duke datang membawa seorang nona. Apalagi duke selalu memasang senyumannya yang sangat jarang dikeluarkan itu!"
Kivandra bingung, "Lucas jarang tersenyum?"
"Oh, astaga, bahkan anda memanggilnya dengan sangat akrab! Apa hubungan anda?" Faza tampak bersemangat, "Semua pekerja di Mansion ini penasaran dengan anda!"
Terdiam, Kivandra melamun.
Lucas yang murah senyum dan suka bercanda itu ternyata lelaki berhati dingin? Jarang tersenyum? Tidak sudi dengan wanita?
"Masa, sih?" Kivandra bertanya pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Surrogate
FantasyPutus asa sporadis merapah, saat itu kereta berkilau datang menghampiri toko bunga Kivandra. Sang Pangeran mengajak Kivandra, yang tampak lelah, untuk menjadi keluarga kekaisaran. Kivandra seorang gadis miskin yang menjual bunga di pinggir jalanan...