12

917 90 4
                                    

Mereka pindah ke kota pagi itu, rumah utama milik Rpr menjadi tujuan mereka. Jalanan Yang tak begitu ramai menyambut mereka pagi itu..

Rumah Rpr sangat besar, nyaris seperti istana yang di dempet oleh halaman yang luas.

"Aku akan mencari pelakunya setelah ini" ujar Rpr. Dia memijit pelipisnya begitu sampai di ruang tamu rumahnya.

"Perkecil pencarian dari beberapa musuh bisnis ke rekan klan" ujar Vox.

"Ya.. ah.. kau mau ikut??" Tanya Rpr ke Mouse.

Mouse masih marah kepada Rpr, dia tidak menatap ayahnya dan malah memeluk Shu.
Rpr hanya bisa menghela nafas saja dan kembali bersiap untuk pergi..

"Tuan setidaknya sarapan dulu.. " ujar Shotou. Rpr menggeleng

"Kurasa aku bisa sarapan di kantor.. Luca tolong perhatikan lukamu, walaupun itu hanya goresan tapi itu bisa berbahaya.." ujar Rpr.

Begitu Rpr pergi rumah kembali sepi.

"Mosie! Aku dan Vox ingin pergi keluar berbelanja apa kau mau ikut??" Tanya Shotou.

Mouse hanya diam. Shotou mengerti, sangat jelas karena Mouse pasti ingin berbaikan dengan Rpr namun ia terlalu gengsi untuk mengatakannya..

"Mosie.. mau dengar sesuatu??" Ujar Shotou. Mouse menoleh.

"Tuan Rpr dan tuan Vox itu kelakuannya mirip loh.. mungkin mereka terlihat cuek saat ini tapi sebenarnya mereka sangat penyayang.."

"Mosie tau? Kalau pekerjaan tuan Rpr itu pekerjaan yang berat.. makanya dia berusaha menjadi orang yang kuat.. mosie sendiri tau kan apa papa punya kelemahan??" Tanya Shotou Mouse menggeleng.

"Papa sangat kuat, saking kuatnya ia bisa membunuh seseorang dengan tangan kosong.. Mosie pernah melihatnya sendiri" ujar Mouse.

"Tapi sebenarnya Mosie tuan Rpr punya kelemahan besar.. mau tau?" Tanya Shotou. Mouse mengangguk antusias.

"Kamu..  Mosie kamu kelemahan terbesar Tuan Rpr.. Mosie anak satu satunya Tuan Rpr sangat jelas kalau dia ingin melindungimu.. hanya saja mungkin selama ini cara tuan Rpr membuat Mosie tersiksa.."

"Mosie tidak tau.." mouse menunduk. shotou mengelus kepalanya.

"Wajar Mosie tidak tau.. Mosie dan Tuan Rpr jarang berbicara satu sama lain.. kalaupun berbicara itu karena Mosie yang menginginkan sesuatu.." ujar Shotou

"Kemaren kami sudah memarahi Tuan Rpr dan menyuruhnya untuk lebih terbuka kepada Mosie ayah dan anak seharusnya lebih sering bercerita kan??"

Mouse mengangguk. Senyum mulai terlihat di pipinya.

"Jadi Mosie? Ingin jalan jalan?" Tanya Shotou. Mouse menggeleng.

"Tidak bareng Shotou dan Vox! Mosie pengen jalan sama papa. Tapi papa harus menemukan penyusup itu dulu" ujar Mouse.

"Jadi Mosie sudah tidak marah sama papa??"

"Yup!! Tapi tetap papa harus minta maaf ke mosie dulu! Ah! Shotou kita bisa bicara nanti , kau harus pergi bersama Vox kan? Ayo! Kuras dompet si tua itu!!" Ujar Mosie. Shotou tertawa.

Setelah pamitan ia meninggalkan kamar Mouse dan berjalan ke pintu depan dimana Vox sudah menunggunya.

...

Dingin jelas menusuk kulit, Shotou sedari berjalan kesana kemari memasuki toko-toko desainer terkenal.

Shotou tau hal baru lagi mengenai Vox. Pria itu suka shoping, ia membeli banyak pakaian, aksesoris dan juga sepatu. Tak hanya untuk dirinya sendiri ia lebih senang memilih baju untuk Shotou..

Dangerous Housekeepers | VoxToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang