25.

315 40 5
                                    

Pagi menjelang, Shu terbangun karena udara dingin yang menusuk kulitnya. Setelah merenggangkan tubuhnya ia pergi keluar kamar.

"Selamat pagi Shu.. ingin sarapan apa hari ini??" Tanya Shotou.. ia sedang memasak di dapur Claude.

"Aku ingin kopi dan.. roti" jawab Shu.

"Kau tidak akan mendapatkan energi yang cukup kalau begitu" ujar Vox. Ia muncul dengan rambut yang ia ikat rapih.

"Berikan dia sup dan salmon " ujar Vox. Shotou mengangguk.

Suara yang ribut di dapur itu, serta wangi masakan yang menyapa hidung Claude membuatnya turun dari lantai atas.

"Sejak kapan ada makanan disini?" Tanya Claude.

"Aku membelinya tentu! Lagipula siapa yang bisa hidup dengan chocolate bar dan makanan instan?" Cibir Vox.

Kemarin ia.mengomeli Claude saat melihat isi kulkas dan lemari makanan yang hanya berisi makanan instan, bahkan makanan darurat perang.

"Selamat pagi tuan Claude.. ingin sarapan apa?" Sapa Shotou.

" Um.. apapun itu.." ujar Claude. Jujur ia tidak pernah sarapan.

"Tuan Claude ingin sarapan yang berat atau ringan?" Tanya Shotou lagi. Claude diam sebentar.

"Sepertinya yang ringan saja.. aku tidak terbiasa" ujar Claude. Shotou mengangguk

30 menit setelahnya saat sarapan sudah tersaji di atas meja mereka makan dengan tenang.. hanya ada dentingan sendok dan piring.

Usai sarapan mereka kembali ke pekerjaan masing masing.. Vox dan Shotou pergi ke perusahaan klan Akuma cabang amerika, mengingat RPR dan Vox bertukar posisi untuk sementara sekarang. Sedangkan Shu ia di bebas tugaskan karena prioritas Shu saat ini adalah Luca.

Shu sendiri pergi ke ruang rawat Luca yang terletak di ruang kerja Claude. Dimana aula besar rumah itu yang disulap seperti rumah sakit kecil.

Ia pergi membasuh wajah Luca dan merenggangkan otot otot tubuh Luca melalui Stretching.

Claude sendiri berkutat di mejanya ia sedang membaca hasil lab Luca dari jepang dan membandingkannya dengan hasil lab yang baru dia ambil.

Ia menulis berbagai macam hal dan terlihat pergi ke beberapa rak untuk mengambil buku dan kembali duduk di tempat.

Sesekali ia akan melirik ke arah Shu yang mengajak Luca bercerita padahal ia tau pria itu tidak sadar.

"Kau melakukan banyak hal yang tidak perlu" ujar Claude. Shu menoleh.

"Maaf.. apa itu mengganggumu?" Tanya Shu. Claude menggeleng.

"Kau bisa melakukan apa?" Tanya Claude.

"Banyak hal.. uhm.. memandikan, stretching, infus, vitamin, dan lainnya kalau itu tentang Luca aku bisa melakukannya" ujar Shu.

"Claude mengoper hasil tes lab ke arah Shu. Ia membaca dengan seksama tanpa meninghalkan satupun..

"Ini.."

"Hasilnya normal!"

Ya, hasil tes luca menyatakan ia dalam keadaan baik baik saja tapi kenapa dia masih dalam kondisi koma?

"Aku tidak mengerti" Shu selama ini selalu berpikir hasil tes yang diberikan nagao itu tidak benar.

Kalau Luca itu baik baik saja pasti tidak akan lama lagi ia akan bangun. Tapi sejauh ini tidak ada tanda bahwa ia akan bangun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dangerous Housekeepers | VoxToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang