Happy reading!!!
*
*
*
Setelah obrolan mereka tempo hari, Yibo benar-benar merubah kebiasannya. Ia tak lagi memandang Xiao Zhan seperti sebelumnya. Justru Yibo mulai abai dengan kehadiran pemuda itu. Tak ada interaksi antara mereka, Yibo yang selalu menyibukkan diri dengan bukunya, begitupun dengan Xiao Zhan yang sibuk dengan kegiatan lainnya.
Walau terkesan abai, bukan berarti Yibo tak peduli dengan Xiao Zhan. Namun, ia harus berpura-pura tidak peduli agar Xiao Zhan merasa nyaman. Terkadang saat ada yang mengganggu atau mendekati Xiao Zhan, ia harus extra menahan diri untuk tidak turut campur. Ia akan menonton tanpa melakukan apapun sesuai keinginan Xiao Zhan.
Beberapa kali ia melihat pemuda itu terluka akibat perlakuan beberapa orang yang merundungnya, entah itu di siku atau lutut. Bahkan kali ini Xiao Zhan mendapat luka di bagian dagunya.
Bel istirahat berbunyi, Xiao Zhan merapikan bukunya kemudian beranjak menghampiri Yibo yang duduk membaca buku. "Mari ke kantin, aku akan mentraktir mu." Ucap Xiao Zhan dengan senyum lebar di wajah bulatnya.
"Aku tidak lapar, kau saja yang pergi." Ucap Yibo tanpa menoleh sedikitpun.
Senyum di wajah Xiao Zhan memudar setelah mendengar jawaban dari Yibo. Ia mengulum bibirnya lalu memutar tubuhnya dengan perlahan kemudian melangkah pergi.
Namun, saat Xiao Zhan mencapai depan pintu kelas, dua orang pria berdiri disana. Kedua orang itu bernama Hepeng dan Jixuan menghalangi Xiao Zhan dengan berdiri di ambang pintu. Entah sudah keberapa kalinya kedua pria itu mencoba mendekati Xiao Zhan, tetapi selalu di tolak oleh pemuda itu dan luka di dagu Xiao Zhan pun di sebabkan oleh keduanya.
Yibo yang masih duduk di kursinya memandangi kedua pria itu tajam tanpa bisa melakukan apapun mengingat ucapan Xiao Zhan.
Sudah seringkali ia perhatikan kedua pria itu mengganggu Xiao Zhan, sengaja untuk menarik perhatian pemuda itu.
"Bisakah kalian menyingkir dari jalanku, aku lapar dan ingin pergi ke kantin." Ucap Xiao Zhan dengan santai pada kedua pria itu.
Hepeng mendengus seraya terkekeh dan semakin mendekati Xiao Zhan. "Kalau begitu bergabunglah dengan kami," Hepeng mengulurkan tangannya hendak menyentuh dagu Xiao Zhan yang terbalut plester, tetapi langsung di tepis oleh si empunya.
Melihat reaksi Xiao Zhan, Hepeng terkekeh marah sembari mendengus kasar. "Ya! Jangan terlalu sombong, tidak akan ada yang melindungimu." Hepeng tertawa sombong.
"Dia...," Hepeng menunjuk Yibo dengan tatapan remeh.
"Dia tidak akan menolongmu lagi, jadi berhati-hatilah saat berbicara." Ucap Hepeng seraya menyeringai.
"Sebaiknya kau ikut saja dengan kami, kita bersenang-senang bersama." Kali ini Jixuan yang buka mulut dan menyentuh lengan Xiao Zhan.
"Aku tidak mau," jawab Xiao Zhan singkat. Ia menatap kedua pria itu seraya mendorong bahu Hepeng dan Jixuan untuk membuka jalan. Namun, kedua pria itu malah mendorongnya hingga menabrak meja.
Yibo mengepalkan kedua tangannya hingga buku jarinya memutih saat menyaksikan hal itu.
Sementara Xiao Zhan menghela nafas pelan, luka di sikunya pun belum sembuh sembuh dan kini harus terbentur lagi. Lelaki cantik itu tak menunjukkan rasa sakit sedikitpun, malah melangkah pergi tanpa mengindahkan Hepeng dan Jixuan yang ingin menghalanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's scary, but I love him
RandomHanya sekelumit kisah tentang Wang Yibo yang jatuh cinta pada Xiao Zhan. BXB (boys love)! Bahasa baku! Yibo X Top! Xiao Zhan X Bottom! Yang nggak suka, menyingkir kau sebelum ku lempar pake bichen!