05

1.2K 189 15
                                    

Happy reading guys!!!


*

*

*

Yibo menarik paksa Xiao Zhan kearah belakang kelas yang sepi. Amarah masih tercetak jelas di wajah pria tampan itu kemudian dengan kasar ia mendorong Xiao Zhan hingga punggung sempit pemuda itu menabrak dinding.

Pria tampan itu memenjarakan tubuh Xiao Zhan di antara kedua lengannya. Pandangannya seolah ingin menelan pemuda itu. Wajahnya mengeras menandakan amarahnya yang masih membara.

Melihat darah yang mengalir di kening Xiao Zhan membuatnya merasa semakin marah. Tanpa membiarkan Xiao Zhan yang menarik nafas terlebih dahulu, Yibo memukul dinding di sisi kepala pemuda itu.

Xiao Zhan yang belum terbiasa dengan sikap tempramen Yibo memejamkan mata, terkejut. Hanya saja dengan cepat ia kembali membuka mata dan pandangannya bertemu dengan pemuda itu.

"Apa kau tidak bisa membuatku tenang barang sedikitpun? Setiap hari kau hanya menerima perlakuan mereka tanpa perlawanan! Apa kau pikir aku diam saja karena tak peduli, hah?!" Tangan Yibo turun menuju bahu Xiao Zhan dan meremasnya erat.

"Tidak bisakah kau melawan mereka?! Jangan diam saja, lawan mereka dan lindungi dirimu sendiri! Asal kau tahu, melihat mereka melakukan itu padamu, rasanya ingin sekali aku melenyapkan mereka." Ucap Yibo kasar sambil kembali memukul dinding.

Xiao Zhan membuka mata dan menatap wajah marah itu dengan air mata yang mengalir. "Jika aku melawan maka mereka akan memanggil lebih banyak orang lagi untuk merundungku dan aku tidak ingin hal itu terjadi," ucap Xiao Zhan. Pemuda itu memusatkan pandangannya pada kedua mata elang milik Yibo.

Kedua tangannya terangkat lalu menurunkan lengan Yibo yang masih memenjarakan tubuhnya. Untuk sesaat ia berdiri diam dan memandangi Yibo yang menatap tajam dirinya.

"Aku seorang pecundang yang penakut, sama seperti yang di katakan oleh Hepeng." Ujarnya sebelum akhirnya melangkah pergi.

"Aku tidak ingin semuanya semakin memburuk, sudah cukup." Gumamnya dalam langkahnya. Xiao Zhan melangkah menuju kamar mandi dengan air mata yang mulai menetes. Dengan segera ia membuka pintu toilet kemudian menutupnya dengan keras.

Pemuda itu membasuh wajahnya lalu memandangi bayangannya di cermin. Bulir air bercampur darah dari keningnya menetes di wajahnya, tetapi itu tak dapat menyembunyikan air mata yang menetes di pipinya. Perlahan tubuhnya merosot dan akhirnya ia duduk bersimpuh di lantai yang dingin.

Duk Duk Duk!

Xiao Zhan membenturkan kepalanya pada dinding kamar mandi dengan mata yang terpejam. "Aku ingin melupakan semua hal buruk yang menimpaku di masa lalu, tapi mengapa yang ku lupakan justru kenangan indahku." Gumamnya dengan isakkan kecil dari mulutnya.

"Kembalilah, kembali, kembali." Xiao Zhan berucap lirih dengan air mata yang terus menetes tanpa berhenti membenturkan kepalanya.

Di luar sana Yibo berdiri diam sambil memandangi pintu yang tertutup. Ia bisa mendengar suara benturan maupun lirihan Xiao Zhan. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi apapun, ia memilih diam untuk mendengar setiap kalimat yang di katakan oleh pemuda itu.

"Mereka mengatakan kalau aku memilikinya di masa lalu, tetapi mengapa aku tidak mengingatnya?" Kembali Xiao Zhan bergumam di ikuti oleh suara benturan yang cukup keras.

Duk!!!

Yibo memejamkan mata berusaha menahan diri agar tidak mendobrak pintu. Sejujurnya ia berteriak di depan pemuda itu agar tidak menyakiti dirinya sendiri, tetapi ia yakin itu tidak akan membuat Xiao Zhan nyaman dengannya.

He's scary, but I love him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang