{ XVI } 28 Juli 2018

1 1 0
                                    

Jam 02:02 dini hari, Kala baru saja selesai sholat Sunnah. Saat ia merapikan mukena memasukkan kedalam tas ransel khas pendaki itu, gadis itu seperti menangkap suara barang jatuh diluar.

Kala tak menghiraukannya tapi suara itu makin menjadi. Ia segera meraih knop pintu, keluar dari kamar meninggalkan Arva yang masih molor ditempat tidur.

Gubrak!
Gedubrak!

Suara itu terdengar dari kamar disebelah.

Ia memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar itu lalu seketika suaranya terhenti di susul dengan suara seseorang dari dalam.

"Siapa disana?"

Cklek!

"Loh?"

"Ngapain disini Lang?"

Seseorang yang kala sapa dengan sebutan "Lang" itu hanya menampilkan wajah datarnya dengan dehaman singkat.

"Apalagi? Muncak" jawab laki-laki itu singkat.

Gadis itu kembali fokus dengan tujuan awalnya. "Ada apa? Kayak ada suara gaduh dari kamar sini tadi"

"Sorry kalau mengganggu kenyamanan penghuni lain, tadi ngga sengaja ngejatuhin barang-barang dari dalem tas"

Kala hanya merespon dengan anggukan. "Mau bareng? Biar ngga bayar orang nanti, this first time muncakkan?" Tawar laki-laki itu.

"Boleh aja sih tapi gatau Arva"

"Tanya Arva kalau mau bareng jam 4 jalan habis sholat subuh"

Gadis itu mengangguk, lalu kembali melangkah kearah kamarnya untuk membangunkan Arva sholat.

"Isssh ni udah jam berapa si emang!" Dengus Arva kesal meraih smartphonenya.

"Ya Allah Ya Karim! Gabut apa gimana sih kal! Ini baru jam dua lebih dua puluh menit! Jam tiga aja belum!" Oceh Arva.

"Udah? Mending mandi, sholat terus rapihin barang-barang kamu va!"

Dengan raut wajah yang masih tertekuk Arva berjalan kearah toilet. "Nyesel deh keknya, salah ngajak orang produktif!" Lirihnya.

***

Kini Kala sudah rapi dengan mukenah menunggu waktu sholat subuh, sedangkan Arva masih menghabiskan mie rebusnya.

"Va, tetangga sebelah ngajak muncak bareng dan kita berangkat jam 4" ucap kala memecah keheningan.

Arva menoleh. "Siapa? Kalo orang ngga dikenal ngga mau nanti malah kita tersesat atau malah diculik"

"Langit, eh Laskar maksudnya"

Gadis lawan bicara Kala itu melotot. "What!? Tuh kan bener kalo dia mau muncak, tapi udah ga heran lagi sih dia setiap pulang libur wajib ngunjungin Rinjani entah itu sampai puncak ataupun sampai danau segare anak"

Kala mengedikkan bahu. "Fyi aku bodo amat sih va" jawaban Kala menghasilkan dengusan dari Arva.

"Tapi lumayan kal, kita muncak bareng dia aja dan uang saku kita aman sejahtera"

Adzan subuh mulai berkumandang Arva membereskan bekas makannya, mengambil air wudhu.

Selesai sholat keduanya bersiap-siap, sebuah pesan masuk terdengar dari smartphone Kala.

Langit Ketu angk'20

Assalamu'alaikum, kal?

Laskar PrajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang