Aku menghembuskan napas panjang saat memasuki gerbang besar SMA Rivery International School. Hari ini menandai awal baru dalam hidupku. Setelah dikeluarkan dari sekolah asrama, aku harus menerima kenyataan pahit bahwa status "anak asrama" tak lagi melekat padaku. Tapi aku tidak sendirian dalam perjalanan ini. Daris, yang dulu kakak kelasku di asrama, kini sekelas denganku.
Sejak pertama kali bertemu Daris di Modus Club Taekwondo, aku tidak pernah membayangkan bahwa nasib kami akan sedemikian mirip. Kami sama-sama keluar dari asrama dengan catatan yang tidak membanggakan. Namun, untungnya, sekolah ini memberiku kesempatan untuk tidak mengulang kelas. Sedangkan Daris, dia harus mengulang tahun, membuatnya sejajar denganku sekarang.
SMA Rivery International School terkenal dengan siswa-siswinya yang berasal dari berbagai negara. Namun, aku beruntung, geng baru yang kumasuki ini semuanya orang Indonesia. Mereka adalah bekas anak asrama juga, kecuali dua orang. Kami terdiri dari sembilan cowok dan tujuh gadis, termasuk dua sahabatku, Lula dan Luna.
Pagi itu, aku berdiri di tengah lapangan sekolah yang luas, berusaha mencari wajah-wajah yang kukenal. Tidak butuh waktu lama sampai Daris menghampiriku. Senyum nakalnya masih sama seperti dulu, meskipun sekarang ada sedikit jejak kedewasaan di wajahnya.
"Anggela, gimana? Sudah siap menghadapi hari pertama?" tanya Daris sambil mengulurkan tangannya untuk tos.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum. "Selalu siap," jawabku singkat.
Kami berjalan menuju kelas bersama-sama. Di perjalanan, Daris memperkenalkan beberapa teman baru yang ternyata teman SMP-nya. Mereka adalah Justin, yang berasal dari Papua dan anak orang terkaya di sana, serta Ratu, seorang cewek Kalimantan yang suka ngomong bahasa Inggris dengan logat unik. Daris memang tampak nyaman di sini, seolah-olah dia tidak pernah menghadapi kesulitan apapun dalam hidupnya.
Saat bel berbunyi, kami masuk ke dalam kelas. Aku duduk di bangku yang berada di dekat jendela, menikmati pemandangan lapangan yang luas di luar sana. Di sebelahku, Daris sibuk dengan ponselnya, mungkin sedang bermain game Mobile Legends. Game itu adalah favorit banyak anak di sini, termasuk beberapa anggota geng kami yang lain.
Pelajaran pertama berjalan lambat. Aku tidak terlalu fokus, pikiranku melayang ke berbagai kenangan di asrama. Tetapi kemudian, saat jam istirahat tiba, Daris mengajakku bertemu dengan gengnya.
"Kamu pasti suka dengan anak-anak di geng ini. Mereka seru dan santai," kata Daris sambil menarik lenganku.
Kami berjalan ke kantin sekolah dan di sana, aku diperkenalkan dengan seluruh anggota geng. Ada Oca, Memet, Alvin, Liam, Daffa, June, dan Arham. Semua menyambutku dengan hangat, dan kami segera mengobrol dan tertawa bersama. Aku merasa lega, setidaknya ada tempat di mana aku bisa merasa diterima.
Tidak lama setelah itu, Lula dan Luna bergabung dengan kami. Lula yang cantik dan selalu ceria, serta Luna yang pendiam namun selalu bisa diandalkan. Kami bertiga sudah seperti trio inseparable sejak pertama kali bertemu di sini.
Hari pertama di SMA Rivery tidak terlalu buruk, pikirku. Meski ada banyak hal yang harus kuadaptasi, aku merasa optimis. Dengan teman-teman baru ini, mungkin hidupku akan lebih berwarna. Babak baru ini, meskipun penuh dengan tantangan, memberikan harapan baru untuk masa depan yang lebih cerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Manis SMA Rivery
Teen FictionAnggela dan Daris, dua remaja yang meninggalkan sekolah asrama dengan berbagai kenangan dan luka, kini memulai lembaran baru di SMA Rivery International School. Bergabung dengan geng bekas anak asrama, mereka menghadapi tantangan, persahabatan, dan...