Tantangan Baru

16 6 2
                                    

Minggu pagi itu, cuaca sedikit mendung, namun semangat kami tetap tinggi. Hari ini adalah hari pertama kami akan berlatih renang bersama di klub renang sekolah. Lula, Luna, dan aku sudah mendaftar dan sangat antusias untuk memulai.

Ketika kami tiba di kolam renang, suasananya sudah ramai dengan siswa lain yang juga mengikuti klub ini. Pelatih kami, Pak Budi, seorang pria paruh baya dengan tubuh atletis, menyambut kami dengan senyuman. "Selamat datang, anak-anak. Hari ini kita akan memulai dengan latihan dasar untuk membangun stamina dan teknik renang kalian."

Kami memulai latihan dengan pemanasan di pinggir kolam. Pak Budi menjelaskan pentingnya pemanasan untuk menghindari cedera. Setelah itu, kami mulai dengan latihan pernapasan dan gaya bebas. Lula dan Luna tampak sangat menikmati latihan ini, sementara aku sedikit gugup karena ini adalah pengalaman pertamaku dalam klub renang.

Setelah beberapa kali bolak-balik di kolam, aku merasa lebih percaya diri. Lula dan Luna juga memberikan semangat. "Ayo, Anggela! Kamu bisa!" seru Luna sambil tersenyum lebar.

Di sisi lain kolam, Daris dan geng laki-laki sedang berkumpul. Mereka juga ikut latihan renang, tetapi di sesi yang berbeda. Daris melambaikan tangan saat melihat kami. "Hey, cewek-cewek! Semangat ya!" teriaknya.

Latihan berlangsung cukup intens. Pak Budi mengajari kami berbagai teknik dan memberikan tips agar kami bisa berenang lebih cepat dan efisien. Setelah hampir dua jam, kami akhirnya selesai dan bisa beristirahat.

Saat kami sedang mengeringkan diri dan bersiap untuk pulang, Daris menghampiri kami. "Gimana latihannya? Seru nggak?" tanyanya.

Lula mengangguk. "Seru banget! Tapi capek juga."

Daris tersenyum. "Bagus deh. Aku senang kalian menikmati. Besok kita latihan bareng lagi ya."

Kami semua mengangguk setuju. Latihan hari itu memang melelahkan, tapi juga menyenangkan. Kami merasa lebih dekat satu sama lain dan semakin kompak sebagai sebuah tim.

Setelah latihan renang, kami memutuskan untuk pergi ke kafe favorit kami untuk makan siang. Di sana, kami bertemu dengan beberapa teman dari geng lain, termasuk Memet, Daffa, dan Arham. Mereka tampak asyik berbincang tentang turnamen game yang akan datang.

"Eh, kalian mau ikut turnamen Mobile Legends nggak?" tanya Memet kepada kami.

Luna menggeleng. "Aku nggak terlalu jago main Mobile Legends. Tapi Anggela mungkin tertarik."

Aku terkejut mendengar itu. "Aku? Ah, nggak lah. Aku juga nggak jago-jago amat."

Daffa tertawa kecil. "Ayolah, Anggela. Kita kan satu geng. Masa nggak mau coba? Lagipula, kita bisa latihan bareng."

Akhirnya, setelah dibujuk oleh teman-teman, aku setuju untuk ikut latihan bersama mereka. Kami sepakat untuk berkumpul di rumah Cella malam itu untuk latihan dan mempersiapkan diri menghadapi turnamen.

Malam itu, suasana di rumah Cella sangat ramai. Kami semua membawa peralatan masing-masing dan mulai bermain. Cella yang paling berpengalaman dalam game ini memberikan beberapa tips dan strategi.

"Yang penting kita harus kompak dan komunikasi kita harus lancar," kata Cella dengan tegas. "Jangan ragu untuk memberikan informasi ke teman satu tim."

Kami berlatih dengan keras, mencoba berbagai strategi dan saling memberi masukan. Meskipun terkadang ada perdebatan kecil, kami tetap berusaha untuk tetap fokus dan bekerja sama.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai merasa lebih nyaman dan percaya diri dengan kemampuan bermain game. Ternyata, dengan latihan yang tepat dan dukungan dari teman-teman, aku bisa berkembang lebih baik.

Pukul sepuluh malam, kami akhirnya selesai latihan. Walaupun lelah, kami semua merasa puas dengan kemajuan yang kami capai. Daris menepuk pundakku. "Kamu hebat, Anggela. Kita pasti bisa menang di turnamen nanti."

Aku tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, Daris. Aku juga berharap begitu."

Malam itu, aku pulang dengan perasaan bahagia dan penuh semangat. Tantangan baru ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang, tetapi juga mempererat persahabatan kami. Aku merasa semakin yakin bahwa apa pun yang terjadi, kami akan selalu mendukung satu sama lain.

Kenangan Manis SMA RiveryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang