Seminggu berlalu sejak latihan pertama kami di klub renang dan persiapan turnamen Mobile Legends. Hubungan kami semakin dekat, tetapi juga mulai muncul beberapa konflik kecil. Hari ini adalah hari Jumat, dan seperti biasa, kami berkumpul di kafe favorit kami setelah sekolah.
Saat kami sedang berbincang-bincang, tiba-tiba muncul Sylvia, yang langsung membuat suasana menjadi tegang. Sylvia adalah sosok yang terkenal suka memicu drama, dan kali ini dia datang dengan berita yang menggemparkan.
"Aku dengar Daris dan Lula punya hubungan spesial," katanya dengan nada sinis. "Kalian tahu kan, mereka sering kelihatan berduaan akhir-akhir ini."
Aku merasa jantungku berdegup kencang mendengar itu. Aku menoleh ke arah Lula yang tampak terkejut dan bingung. "Itu nggak benar," jawab Lula dengan tegas. "Aku dan Daris cuma teman."
Namun, Sylvia tidak mau menyerah. "Benarkah? Tapi banyak yang melihat kalian berdua sering pergi bersama. Apa itu juga cuma kebetulan?"
Suasana menjadi semakin tegang. Daris yang duduk di seberang kami hanya menggelengkan kepala dan tersenyum kecut. "Sudahlah, Sylvia. Jangan buat masalah di sini. Kita semua teman, kan?"
Sylvia mendengus dan pergi dengan wajah kesal. Kami semua terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Aku merasa campur aduk antara marah dan cemburu, tetapi mencoba untuk tetap tenang.
"Lula, benarkah apa yang Sylvia katakan?" tanyaku pelan setelah Sylvia pergi.
Lula menatapku dengan mata berkaca-kaca. "Aku nggak tahu, Anggela. Daris memang baik sama aku, tapi aku nggak punya perasaan lebih sama dia. Aku hanya menganggap dia teman."
Daris mengangguk. "Aku juga sama, Anggela. Kamu tahu sendiri aku lebih suka sama kamu. Jadi tolong jangan percaya sama omongan Sylvia."
Aku menghela napas panjang. "Baiklah. Aku percaya kalian. Tapi tolong, jangan ada rahasia di antara kita. Kalau ada apa-apa, lebih baik kita bicarakan baik-baik."
Setelah itu, suasana mulai mencair kembali. Kami mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan dan menikmati waktu bersama. Namun, di dalam hati, aku masih merasa ada yang mengganjal.
---
Malam harinya, kami kembali berkumpul di rumah Cella untuk latihan Mobile Legends. Kali ini, suasana agak berbeda. Semua tampak lebih serius dan fokus, mungkin karena insiden tadi siang masih membekas.
Latihan berlangsung dengan intensitas tinggi. Kami berlatih berbagai strategi dan bekerja sama untuk memperbaiki koordinasi tim. Meski ada beberapa kesalahan, kami tetap berusaha untuk saling mendukung dan memberikan semangat.
Saat istirahat, Cella mengajak kami untuk duduk bersama dan berbicara tentang masalah yang terjadi. "Aku tahu kalian semua pasti merasa tidak nyaman dengan apa yang Sylvia katakan. Tapi kita harus tetap fokus dan saling percaya."
Daris mengangguk setuju. "Benar. Kita ini tim, dan kita harus saling mendukung. Jangan biarkan hal-hal kecil merusak persahabatan kita."
Aku melihat ke arah Lula dan tersenyum. "Aku minta maaf kalau tadi aku terlalu emosional. Aku hanya tidak ingin ada rahasia di antara kita."
Lula tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, Anggela. Aku juga minta maaf kalau ada yang merasa terganggu."
Dengan begitu, kami melanjutkan latihan dengan semangat baru. Malam itu, aku merasa bahwa meskipun ada konflik dan masalah, kami masih bisa mengatasinya bersama-sama.
---
Beberapa hari kemudian, turnamen Mobile Legends yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Kami semua berkumpul di aula sekolah yang telah dihias dengan meriah untuk acara tersebut. Suasana sangat ramai dengan para siswa yang datang untuk menyaksikan dan mendukung tim mereka.
Kami bersiap di belakang panggung, memeriksa peralatan dan memastikan semuanya siap. Daris, yang biasanya santai, kali ini tampak lebih tegang. "Ayo, kita bisa melakukannya," katanya dengan suara tegas. "Ingat semua yang sudah kita latih."
Kami mengangguk setuju dan bersiap untuk pertandingan pertama. Ketika pertandingan dimulai, kami bermain dengan penuh konsentrasi dan semangat. Meski ada beberapa momen sulit, kami berhasil melewatinya dengan kerja sama yang baik.
Pertandingan berlangsung sengit, namun akhirnya kami berhasil memenangkan babak pertama. Sorak sorai penonton membuat kami semakin bersemangat untuk melanjutkan ke babak berikutnya.
Namun, di tengah kegembiraan, aku melihat seseorang yang tidak asing di antara penonton. Luis, teman kuliahku, tampak berdiri di belakang, tersenyum dan memberi isyarat dukungan. Aku merasa ada sesuatu yang berbeda pada dirinya malam itu, seolah-olah ada sesuatu yang ingin dia katakan.
Setelah pertandingan selesai, aku segera menghampiri Luis. "Hey, Luis! Apa yang kamu lakukan di sini?"
Luis tersenyum. "Aku datang untuk mendukungmu, Anggela. Aku juga punya sesuatu yang penting untuk dibicarakan."
Hatiku berdebar-debar. Apa yang ingin dikatakan Luis? Apakah ini tentang perasaannya padaku? Ataukah ada sesuatu yang lebih besar yang akan mengubah segalanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Manis SMA Rivery
Ficção AdolescenteAnggela dan Daris, dua remaja yang meninggalkan sekolah asrama dengan berbagai kenangan dan luka, kini memulai lembaran baru di SMA Rivery International School. Bergabung dengan geng bekas anak asrama, mereka menghadapi tantangan, persahabatan, dan...