Part 1

40 4 0
                                    

"Aku adalah Rosaline dalam kehidupan nyata, Cinta pertama yang telah dilupakan dan pergi untuk selamanya"

Alasan aku mengatakan itu, karena memang aku sudah mengalaminya. Dimana hari terburuk dalam hidupku, memberikan cinta pada orang yang aku kasihi.

Berharap mendapat imbalan yang impas, sebuah cinta dari sang terkasih. Namun hal itu tidak akan pernah terulang lagi.

Hari-hari dan tahun-tahun indah yang pernah kulewati bersamanya seakan menghilang begitu saja.
Apa tidak ada tempat untuk menyimpan kenangan?
Apa kenangan begitu menyakitkan untuk diingat?

Mengapa kau berubah Romeoku?
Dimana pria dewasa yang pernah menangis bersujud tidak ingin ditinggalkan oleh wanita yang kononnya ia katakan adalah cinta sejatinya?

Dimana kau mr. Right ku?
Apa cintaku sudah kadaluwarsa sehingga kau menolaknya mentah-mentah?

🦑🦑

Sebuah hubungan suami istri akan terasa tidak lengkap tanpa adanya anugerah terindah dari Tuhan, yaitu seorang anak.

Itulah yang tengah dinanti-nantikan sepasang suami istri yang sudah menjalin ikatan pernikahan selama tiga tahun lamanya.

Cukup lama memang. Namun ada alasan tersendiri yang membuat sang istri memutuskan untuk tidak memiliki anak. Tanpa sepengetahuan suaminya, dirinya meminum pil penunda kehamilan setiap sesudah mereka melakukan hubungan.

Sang istri tahu hal itu sangatlah salah, hatinya teriris saat mendengar penantian sang suami untuk menimang seorang anak di gendongannya.
Namun wanita itu tidak ingin hal buruk terjadi pada keluarganya.

Terutama dirinya.

Seorang dengan jubah putih sepanjang lutut berjalan menuju mejanya, setelah melakukan pemeriksaan terhadap pasiennya yang sudah dia anggap adik sendiri.

Dia duduk dikursinya dan melihat hasil test hari ini. Sebuah kertas putih, tertera nama dan gambar si pasien.

'Kim Cacalivia' (sering dipanggil Caca, Aca untuk orang terdekat).

"Aku tidak ingin membuat Aca bersedih namun..."
Dokter itu memasang wajah sedih

"Tidak apa-apa dokter Soojin , Aca baik-baik saja"

Wanita itu tersenyum manis dengan wajah mulus dan putih seperti susu.
Di umurnya yang sudah menginjak 27 namun masih terlihat seperti gadis 18san tahun.

Dokter Soojin menghela nafas, ingin dirinya menangis, entah kenapa hatinya terasa sesak saat melihat senyum manis wanita di depannya.

"Kamu sudah memasuki stadium empat, dan itu adalah tahap yang paling sulit bagi kami.
Mohon maaf, banyak pasien penderita kanker ini yang meninggal di stadium empat, dan kami menyebutnya adalah stadium paling akhir"

"Terus apa yang harus aca lakukan Dokter?"

"Saran ku kau harus mengikuti kemoterapi, kami akan melakukannya dengan baik supaya kamu kembali pulih"

"Apa... Apa biayanya mahal?" Aca menatap dengan mata bulatnya.

Melihat itu sesak di hati Soojin semakin mendera.

"Aca! Kau memiliki suami kaya raya, kenapa masalah harga kau permasalahkan eoh?! Apa jika aku mengatakan biayanya cukup mahal kau akan menyerah?
Tidak aca hiks Jangan lakukan itu!"

Pada akhirnya Soojin sudah lepas kendali, sesak dihatinya harus diluapkan. Dadanya terasa sesak melihat betapa berat cobaan yang Tuhan beri pada Wanita se polos dan selembut Aca. Kenapa Tuhan sungguh tidak adil?

MR. RIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang