Part 16

20 3 0
                                    


Wanita bernama depan kim itu manatap heran dengan satu alis nya naik ke atas, dia melihat sekeliling ruangan yang tampak familiar dan tak berubah sedikitpun, setiap inci nya tetap sama seperti saat terakhir dia meninggalkan tempat ini.

Wanita itu masih bengong dengan kedua tangannya bergerak merapikan pakaiannya yang sedikit kusut, bagaimana tidak. Sejak pergi dari restoran sampai pada berhenti di tempat ini. Dia sama sekali tidak berjalan, seperti sulap yang hanya dengan kedipan mata langsung berpindah tempat.
Berbeda dengan dirinya, bukan dengan sulap atau sihir. Dia sampai dengan gendongan seseorang yang tubuhnya jauh lebih besar darinya.

Mulai dari restoran sampai di dalam mobil, dari dalam mobil sampai di rumah megah ini. Taehyung menggendongnya bak barang kepemilikan pribadi.

"Masih ingat tempat ini?"

Tanya Taehyung dengan lembut, dia tersenyum gemas melihat surai istrinya yang selalu panjang itu sedikit berantakan.
Tangannya terangkat merapikan surai Aca.

"Ini rumah" jelas Taehyung lagi

Aca mendongak menatap pria di sebelahnya. "Tidak ada yang berubah. Aca rindu tempat ini" ujar wanita itu sambil tersenyum merekah. Dia kegirangan dan mulai berlari kesana kemari.

Taehyung yang melihatnya hanya menggeleng kepala. Aca berlari menuju kamar mandi di lantai bawah dimana terletak di sebelah dapur kesayangannya.

"Waahh... Benar, tidak ada yang berubah"

Taehyung berjalan ke arah dapur dimana istrinya masih berada disana, mengotak- atik apa yang ada.
Namun di detik selanjutnya Aca tersentak kaget saat taehyung secara tiba-tiba memeluknya dari belakang. Memeluknya erat, sangat erat dengan wajahnya yang menyelusup di leher putih wanita itu.

Pria itu menghirup dalam-dalam aroma tubuhmu yang sudah sangat-sangat Ia rindukan. "Aku merindukan aroma ini" ujarnya dengan posisi tetap.

Aca hanya terdiam membeku, dia merasa sedikit geli saat taehyung menghembuskan nafasnya dan mengecup beberapa kali disana.

"hihi... Kim gelii" kekeh aca kegelian dan itu membuat taehyung mendongak dan cepat membalikkan tubuh istrinya menghadap padanya. Dia memegang kedua bahu pendek Aca dan mengelus nya lembut.

Perlahan dia mendekatkan wajahnya pada Aca dan memberi sebuah ciuman di bibir tipis wanita itu. Aca sedikit kaku, pasalnya sudah lebih lima tahun dia tidak pernah merasakan yang namanya ciuman apalagi di bibir. Jantungnya berdetak lebih cepat, sama halnya dengan Taehyung yang merasa kelonjotan di dalam hatinya.

Ciuman yang tadinya lembut, berubah menjadi lebih kasar dan menuntun, Taehyung mendorong tubuh aca hingga menempel pada pantri, tangannya menarik tengkuk aca guna memperdalam ciumannya. Lidahnya dengan lihai meleset masuk kedalam rongga aca.
Ciuman yang berlangsung cukup lama membuat Aca kelelahan dan kehabisan nafas, terlihat wajahnya mulai memerah padam.

Aca mendorong kuat tubuh Taehyung dan akhirnya pautan itu terlepas, aca manatap Taehyung dengan mata berair dan wajah merah serta bibir kecil itu yang terlihat sedikit membengkak.
Bukannya takut, Taehyung malah terkekeh gemas, istrinya selalu kalah jika dalam hal berciuman.

"Belum sampai tiga menit, kau kalah lagi" senang taehyung bukan main. Dia ingin tertawa lagi namun terhenti saat melihat istrinya yang malah menangis deras di depannya.

Taehyung segera mendekat dan memeluk erat tubuh istrinya. Kenapa dia malah menangis, pria itu salah?
"Kenapa menangis hm?"

"A-aca hampir mau mati hiks kim malah tertawa! Tidak lucu tau! Apa kim senang aca mati kehabisan nafas?" bentak wanita itu dengan pukulan kuat menghantam dada Taehyung membuat pria itu meringis sedikit sakit.

MR. RIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang