"Lu, calon pacar lo udah datang tuh!" siapa lagi kalau bukan Jinna yang ngomong begitu. Aku yang lagi mengerjakan tugas buat besok langsung menatap dia dengan jengkel."nyindir lo?" kata aku dan dia langsung ketawa-ketawa.
"hahahahaha. Lagian sih, kapan elo menyatakan suka sama si Roy sih?" kata dia sambil makan makanannya dengan santai. Ck. "lah masa gue yang harus nembak dia deluan?" kataku dengan muka sinis sambil membereskan buku-buku dan peralatan sekolah lainnya yang masih berserakan di mejaku.
"lah, Lu. Ini kan udah zaman modern Luciaku sayang... Apa salahnya lo yang nembak deluan? Kalau lo nunggu dia mah, adanya nanti diambil orang baru tahu rasa. Eh, bukan diambil orang deh, diambil sepupu sendiri" kata dia sambil ketawa kecil. Dan aku langsung memukul dia. "aaww! Sakit tau Lu! Lo tuh manusia atau gorilla sih?" kata dia sambil mengusap-usap tangannya.
"manusia gorilla. Siapa suruh lo bilang gitu." kata aku. Dan Jinna hanya nyengir "ya lo sensi banget kalau udah dibilang kayak begitu. Jangan baper banget dah" aku yang baru mendengar kata baper, langsung menatap dia aneh. "baper? Apaan lagi tuh?"
Jinna langsung memutar matanya. Menatapku seolah aku ini ketinggalan perkembangan zaman banget."yah, elo, gitu aja gak tau. Bawa perasaan sayang.." aku langsung menatap dia aneh. Hah, emanglah, bukannya namanya Jinna kalau dia gak aneh-aneh.
"ah, sudahlah, makin aneh gue nanti sama lo Jin. Eh, tadi si Roy dimana?" kata aku yang udah siap-siap. "tempat biasa, DPR" oh, di bawah pohon rindang. "oke, thanks ya!" dan aku langsung pergi
Inilah kebiasaan Roy, selalu mengantar pulang walaupun dia sudah kuliah. Hehehe kalian pasti iri kan sama gue? tapi, jangan iri deh sama aku. Ada gak enaknya juga kok jadi aku. Yaitu dia gak peka. Asalkan kalian tahu ya, aku tuh udah kode banget-bangetan sama dia. Dari yang ulang tahun aku ucapin terus tiap tengah malam walaupun aku ngantuk banget, nabung buat beliin apa yang dia penginin banget, dan yang lebih parah aku selalu ke rumahnya dia. Dengan berbagai alasan tentunya ya. Nanti kalau gak ada alasan dikira modus. Malu nanti adanya bukan modus hahahaha. Um, sebenarnya gak modus sih, pdkt lah hahaha. Tapi gagal. Hiks.
Sesampainya di halaman sekolah, aku langsung ke tempat yang biasannya aku nongkrong sama dia. Dan aku melihat dia. Membelakangin aku, lagi duduk. Hihihi gak pernah hilang ya kerennya walaupun diliat dari belakang. Hmm, kagetin dia ah! Dan akupun langsung berjalan-jalan mengendap-endap, tetapi, aku batalkan. Aku melihat.... Dia seperti duduk sama orang. Sama siapa ya? Aku langsung melangkah dengan agak cepat dan ternyata sama.... Jessy.
What!? Kok bisa sama dia? Apa jangan-jangan.... Lagi masa pendekatan? Ah! Jangan sampai itu terjadi! Jangan sampai! Haduh bagaimana ini? Aaahhh mamaa!!
"eh, Lu! Kapan disini?" aku langsung kaget saat tiba-tiba Jessy ngomong. Dan otomatis Roy langsung menghadap ke belakang. "ah, iya Lu. Kapan lo kesini?" udah daritadi keles! Aku langsung tersenyum agak.... Aneh mungkin ya.
"ah, um...., barusan kok, iya barusan. Baru gue mau kagetin kalian berdua. Eh, kok kalian berdua disini?" tanya aku. yah, agak kepo gak apa-apa ya mereka juga gak sadar kok. "ah, tadi gue ketemu Jessy dekat sini. Yah jadinya gue ajak dia deh buat jemput lo." Kata dia sambil mengedipkan matanya. Ugh Roy mengedipkan mata dia. Artinya dia senang banget. aku langsung ke tengah-tengah mereka dan duduk diantara mereka.
"ngapain disini Lu? Sempitin aja dah" kata Roy. Aku hanya nyengir. "gapapa, emangnya gak boleh? Kalau di dekat Jessy tadi ada semut. Udah tau gue paling geli sama semut." Kataku. Seperti banyak alasan ya aku. tetapi, enggak peduli mau sempit atau gak. Yang penting gak boleh deket! "um, bagaimana kalau kita jalan? Mumpung besok Lucia gak sekolah. Libur kan?" tanya Jessy kepadaku. Aku langsung menatap Jessy melotot. Dan Jessy menatap ku dengan semangat. Ih, pengen banget pkdt?
Dan Roy mengangguk."iya! Mumpung besok hari sabtu jadi bisa nginap di rumah Lucia! Iya gak Jes" dan Jessy mengangguk dengan antusias. Ya lo berdua enak guenya yang gak enak. "iyadeh yang mentang-mentang udah kuliah" kataku dengan muka cemberut. Cemberut asli. Beneran deh.
Jessy hanya ketawa-ketawa saja mendengar tanggapanku. "hehehehe dikira kuliah enak, kuliah tuh bikin pusing tau! Memang bener kata orang masa SMA lebih enak dari apapun. Iya gak Roy?" dan Roy pun mengangguk. Ini kenapa jadi lempar-lemparan jawaban deh?
"terserah kalian deh! Gue ngikut aja. Tapi gak ada nginep."Jessy dan Roy menatap aku dengan aneh."lah kenapa gak boleh nginap?" tanya Jessy. Ya gak boleh lah! Enakan di kalian berdua kali pdkt di rumah orang.
"nonono! Gak ada nginep! Jangan rumah gue mulu sasaran sleep over kalian." Dan mereka hanya mengenyir. Ketawa aja mulu! Sakit hati tau! "okelah! Kita capcuss!" dan kitapun pergi ke tempat biasa.. yaitu... mall.
Selama di perjalanan, beneran deh, aku tuh seperti nyamuk aja. Jessy dan Roy bercanda-canda dan aku dicuekin. Serasa dunia milik berdua banget! hello aku ada disini ya pliss! Apalagi di mall. Astaga, mereka udah kayak orang pacaran. Yang salah satu contohnya, lagi jalan terus sok-sokan merenggangkan tangan eh ternyata ngeralkul. Terus si Jessy-nya senyum-senyum doang lagi. Lalu pas makan, Roy sok-sokan nawarin makanan terus disuapin ke Jessy. IH! Ini mau bikin aku panas banget? lalu yang lagi liat-liat barang gitu sambil ketawa-ketawa lagi. Astaga, panas woy. Panas! Karena tak tahan, akhirnya aku pergi pulang meninggalkan mereka. Gak peduli mereka sadar aku udah pergi atau belum. Gak peduli.
--
10 vote aku lanjutin!
hehehehe :p
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Memories
RomantikLucia menyukai Roy Roy menyukai Jessy Jessy menyukai Roy William menyukai Jessy Kisah ini, ribet sekali ya.