Willi!

41 3 0
                                    

Dan...... memang hari ini mimpi buruk.

Pagi-pagi buta datang ke rumah, sekita jam 5 pagi, dengan sudah berpakaian rapi. Dengan cengiran khas nya suruh gue mandi dan berpakaian casual dan gue turutin. Gue kira bakal pergi berdua, eh, ternyata dengan... Jessy. Ohmay.

Ternyata Roy mengajak aku dan Jessy untuk pergi ke Dufan. Dan alasan Roy untuk pergi pagi-pagi 'biar kita bisa main sepuasnya!' modus aja pun biar bisa dekat sama Jessy. Huh. Dan kita menunggu selama 3 jam untuk dibukanya Dufan. Memang kita orang pertama kita masuk ke Dufan. Lucu sih, tapi sebenarnya gak usah pagi-pagi banget. mana tau aku belum sarapan lagi.

Dan ya, selama berada di dufan, aku dikacangin. Aku hanya mengikuti mereka dari belakang. Aahhh! Tahu gini aku gak usah ikut. Nyesel parah aku ikut.

"Roy, gue disini aja ya, capek." Kataku lalu duduk di salah satu tempat istirahat. "yah masa gitu sihh. Gak seru lo" kamu yang bikin gak seru tau! Aku menatap mereka berdua. Ah, biasanya kan kalau aku gak mau pasti Roy juga gak mau! Coba ah. "ah capek gue. udah kalian aja sana main gue disini aja. Nanti telfon aja gue" pura-pura aku. Roy langsung memandangku heran. "bener nih?" aku mengangguk. Ayo Roy cegah gue ayo cegah guee!

Dan Roy-pun mengangkat bahunya dengan acuh."oke deh, yuk Jes" Jessy mengangguk dan merekapun meninggalkan aku. Dan aku hanya terngaga.

What?

Roy enggak jegah aku?

Oh, Okelah oke. Liat aja nanti Roy, liat. Akhirnya aku main hp dengan kekesalan hati ini. Bisa-bisanya ya. Liat aja Roy liat aja!

Eh, sebentar deh, kalau gue biarin mereka berdua... bisa-bisa mereka pdkt dong! Nonono! Aku akhirnya pergi dari tempat istirahat dan mencari mereka. Jangan sampai mereka pdkt. Enggak, enggak boleh! Aku mencari-cari mereka dan... ohmen, susah banget temuin-nya! Iyalah, orang rame banget di dufan.

tapi... eh, itu mereka ya? Akupun agak mendekat dan.... memang benar.

"Ketemu!" "Ketemu!" kataku dengan riang dan juga bersaaman dengan orang yang ada disebelahku. Aku langsung melihat orang yang bilang ketemu sama sepertiku dan dia juga melihat aku. Aku menatapnya dengan heran plus aneh. Iyalah, bisa kebetulan gitu. Tetapi.. kenapa mukanya mirip seseorang ya?

"lo.. siapa?" tanya dia. Hah? Aku menatap dia dengan alis mengkerut. "gue? Gue Lucia. Lo?" jawab aku. "Willi. Lo tadi bilang ketemu buat siapa?" tanya dia lagi. Aku menatap dia aneh. "hah? Emang elo buat siapa?" tanya aku balik.

"lah gue tanya elo tanya balik." Wah nyolot. Tapi, memang bener sih. "yah gapapa sih, gue tanya aja. Elo dulu baru gue." kata aku. Dia memutarkan matanya.

"okeoke, lo liat yang pasangan pakai baju warna biru sama kuning disana kan? Yang lagi diatas jembatan?" sambil dia menunjuk. Aku mencarinya. Dan... cuman ada satu pasangan yang makai baju itu.

"maksud lo Jessy sama Roy?" tanya aku. dia menatap gue dengan kaget. "kok lo tau!?" Aku menatap dia dengan kaget. Iyalah tiba-tiba teriak di sebelah aku. "orang gue sepupunya Jessy." Tapi, eh, sebentar, "Eh... tadi, nama lo siapa?" tanyaku lagi. Memastikan. Sepertinya ada yang mengganjal gitu.

Dia mengankat satu alisnya. "Willi." Willi? Hmmm, kayaknya gue pernah dengar deh.. Tapi... dimana ya?

Eh, Ah! Jangan-jangan........ "Willi Jonathan Chandra? Anak tante Mila bukan?" tanya gue dengan semangat. Dia langsung kaget pas aku menebak namanya. "Iya, benar, kok lo tau? Eh..." Tuh kan benar! Pantas daritadi aku seperti mengenal orang ini. "astaga! Lo lupa sama gue? parah lo!" dia menatap gue dan mungkin dia sedang berfikir dan..

"Luciana? Si cengeng?" kata dia sambil menunjuk aku. astaga, si cengeng? Aku langsung menatap dia sebal dan memukul tangan dia pelan. "omg hello, gue dulu cengeng juga gara-gara lo juga ya plis" kata aku gak mau kalah. Tapi, beneran deh, wow! Sudah hampr 3 tahun gak ketemu, eh ketemunya disini.

"hahahaha ya iyalah kesan yang lo tinggalkan ke gue juga si cengeng. Eh, tadi lo bilang Jessy dan Roy? Lo kenal Roy?" akupun menganggukan kepalaku. "lo jangan bilang kenal Jessy?" tanya aku memastikan. Dan.. dia mengangguk. "orang dia yang selama ini gue perjuangin untuk dapetin cintanya." Hah? Aku menatap Willi dengan aneh.

"lo lupa sama yang dulu pernah gue curhat?" akupun mengingat-ingat. Hmmm, curhat ya.. ah! Iya dia katanya lagi suka sama orang gitu pas curhat tapi seingat aku dia sukanya sama namanya Sabrina deh. "gue inget! Tapi bukannya namanya Sabrina?" tanya aku. "astaga, elo sepupunya masa gak tau nama panjangnya dia?" eh, sebentar, nama panjang Jessy kan.. Jessyana Sabrina Zifrocan Si... OH!

"AH! Jadi yang lo maksud lo suka sama sepupu gue!? astaga! Kok gue baru ngerti ya. " Berarti banyak banget ya yang suka sama Jessy. Huh, iyasih Jessy emang pantes disukai sama semua orang, orang udah perfect gitu dia. Termasuk Roy hiks..

"yeee. Masih aja dipelihara lemotnya lo." Kata dia sambil mengacak rambutku. Aku langsung menatap dia sebal. "tapi, kok lo bisa kenalan sama Jessy?" tanyaku karena penasaran. Dia tersenyum "waktu itu gue ketemu Sabrina di tempat les. Yah, sekelas gitu. dan gue akrab sama dia akhirnya. Eh ternyata dia juga pindah ke sekolah gue. jadinya makin dekat." Akupun mengangguk mengerti. Ooh, first love ya.

"Eh, terus lo kenal Roy gimana? Maksudnya kok bisa?" tanya dia balik. "gue kenal sama dia udah lama. Karena biasalah, arisan. Dan juga kebetulan emaknya di Roy sama emaknya gue saudara jauh dan sahabatan gitu deh." Dan dia mengangguk mengerti. "Tapi, kita sama loh." Willi memandangku dengan aneh. "sama dimananya?" tanya dia.

"Sedang memperjuangi cinta kepada orang yang gak peka huh." Willi menatap aku dengan tidak percaya. "jadi, lo suka sama Roy?" aku mengangguk dan agak malu. "udah lama pun gue suka sama Roy. Tapi..." aku membuang nafas dengan lesu. "dia suka sama Jessy."

"Dan Jessy pun suka sama Roy." Sambung Willi dengan lesu dan kamipun terdiam. Eh, sebentar deh. Kayaknya Willi sedang mengalami kayak aku dan orangnya pun juga sama.

Hmm, Sepertinya Willi bisa diajak kerja sama. Aku menatap Willi dan dia juga sedang menatap aku.

Lalu Willi tersenyum sambil matanya sipit. "um, Lu, sepertinya, lo bisa diajak kerjasama." Akupun juga tersenyum "baru aja gue mau bilang begitu. Tetapi, kita memang harus kerjasama untuk mendapatkan apa mau kita miliki." Kenapa kata-kata aku jadi serem begini ya? Ya, yasudahlah. Akhirnya akupun mengajak dia ke sebuah kedai dekat sana untuk diajak diskusi apa yang harus kita lakukan.

Sweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang