Apa Maksudnya Ini!?

126 3 0
                                    

Huaaa! Akhirnya, hari sabtu tiba! Sabtu adalah hari yang paling aku cintai. Karena di hari sabtu, aku bisa bersantai-santai hehehe. Sekarang aku sedang membaca novel yang aku beli lusa kemarin di balkon kamar sambil memakan cemilan yang berada di sampingku. Aku suka banget sama balkon kamarku. Soalnya, dari balkon kamarku, pemandangan kota keliatan jelas dan terlihat danau yang gak jauh dari rumah juga keliatan. Pokoknya keren deh!

TOK TOK TOK TOK TOK

Siapa yang ketuk pintunya?

"siapa?" tanyaku agak teriak. Dan gak ada jawaban dari luar. Karena gak ada jawaban, akupun lanjut membaca novel.

Eh, hari ini Roy mau ngapain ya? Apa janjian sama...... eh! Gak boleh mikirnya kayak gitu! nanti jadi kenyataan lagi. Yah, yaudah deh, aku BBM dia aja deh.

'Roy, hari ini kemana?' sent!

KTING!

Loh, kok.... Bunyi bbm? Gak ada BBM masuk kok ke hp gue. Apa jangan-jangan...... akupun menghadap ke belakang pelan-pelan dan....

"BAA!!"

"AAAHHH!!" aku teriak sekencang mungkin sambil menutup mataku. Astaga! Dan yang kudengar selanjutnya adalah suara ketawa orang yang terbahak-bahak. Eh suara ini kan.... Akupun langsung membuka mata dan langsung lempar novel-ku yang masih baru itu bertubi-tubi. Bodoamet rusak.

"hahahah! Ampun Lu ampun hahahahha!" kata Roy sambil menghindar pukulan novelku. "Gak peduli!" iyalah gak peduli. Udah mau jantungan gue tadi gara-gara dia. Dan dia masih saja ketawa-ketawa. Gila ya kali ini orang.

"gak lucu ya plis" katakuu dengan kesel. Roy-pun akhirnya ketawa biasa-biasa aja. "yaah jangan ngambek dong Lu." Akupun masih tetap diam. Bodoamet. Keburu kesel aku. "yahh ada yang ngambek disini. Padahal gue mau ajak dia pergi... tapi kayaknya batal deh." Eh, pergi? Aku langsung melihat dia dengan muka berbinar.

"yee orang bilang mau pergi aja langsung seneng muka lu." Kata Roy sambil mengacak-ngacak rambut aku. "jadinya mau gue ngambek? Oh git...." "Iya-iya elah! Buset dah lo ini" kata Roy dengan cepat sampai memotong omonganku. Akupun tersenyum kemenangan ke Roy.

"okay, jadi lo mau ajak gue kemana?" tanyaku to the point. Penasaran sih hehehe. "rahasia dong! Ayo cepetan ganti baju! Jangan bermalas-malasan di hari sabtu yang cerah ini." Kata dia lalu menarik aku untuk berdiri dan mendorong aku ke kamar mandi.

"lah,lah,lah ngapain dorong gue ke kamar mandi?" tanya aku. "mandilah. Pasti lo belum mandi kan?" kata dia dengan pedenya." Aku langsung menahan untuk berhenti. "wenak aje! Gue udah mandi keles!" kataku. Dan selanjutnya dia malah mendorong aku ke depan lemari aku. "ngapain sih?!" tanyaku dengan kesal. Aku pun membalikan badanku dan menatapnya dengan kesal.

"ganti bajulah! Masa pergi dengan pakaian kayak gini" akupun melihat pakaianku. Pakaianku baik-baik aja kok. "lah, pakaianku baik-baik aja kok!" kataku membela. Celana pendek jeans dan tank top. Itu biasa aja kan? Dan juga, biasanya gue pergi sama dia kayak gini juga kok pakaiannya.

"NO! gue gak mau orang-orang ngeliat lo berpakaian kayak gitu. apalagi kaum adam." Eh? Aku menatapnya dengan heran sambil melipat tanganku. "tumben banget lo care sama gue. biasanya gue pakai apapun lo fine-fine aja deh.". "biasanya, untuk saat ini enggak." Kata dia dengan datar. Lalu dia meninggalkan kamar aku. ada apa dengan dia? Ah sudahlah, aku akhirnya memilih pakaian yang akan aku kenakan.

---

Okay, bisa dibilang ini.... Aneh banget.

Yang pertama adalah, Roy tadi nyuruh gue ganti baju seperti tadi. Padahal, biasanya aku kalau mau jalan sama Roy, pasti boleh deh pakaiannya aneh-aneh. Tapi, tadi dia kayak bentak aku. hm, itu aneh.

Yang kedua, setelah gue ganti baju, guepun turun kebawah nyusulin dia. Yang gue pakai dress warna hijau tosca selutut lengan pendek dan flat shoes warna biru tua. Dia tersenyum lalu ngasih aku bando motif bunga. 'pakai ya, biar cocok sama penampilan lo'. Demiapapun aku agak sedikit kaget. Karena tumben banget dia mau ngasih aku accsesoris buat cewek.

Yang ketiga, pas aku tanya mau kemana, dia hanya tersenyum. Enggak jawab. Itu aneh menurut aku. karena, biasanya kalau aku nanya dia mau kemana, pasti selalu dijawab.

Dan akhirnya aku diam saja mengikuti 'rencana' Roy. Setelah itu, mobil Roy berhenti di sebuah taman yang bisa kubilang jauh banget dari rumah. Dan aku enggak tau taman ini terletak di daerah mana.

"kita sampai!" kata Roy dengan semangat. Aku mentapa Roy dengan heran. "kita.. ngapain kesini Roy?" tanyaku penasaran. Nah, tambah lagi keanehan dia. Yang ke-empat, dia ngajak aku ke taman. Taman gaiz, taman. Kenapa gue bilang aneh? Karena, dia itu paling gak suka di tempai yang ramai banget. kalau mall kata dia masih bisa toleransi, tapi kalau taman, dufan, beh... anti banget dia. Yang pas jalan sama Jessy aja ke dufan waktu itu sebenarnya aku heran. Kenapa dia mau gitu.

Roy tersenyum. "gapapalah, daripada mall terus, coba aja suasana baru.". "um, Roy, bukannya lo tuh paling gak suka di tempat keramaian ya? Apalagi taman. Pasti ramai Roy" kataku. Dan, yak tetap aja tersenyum. Akhirnya dia turun dari mobil dan aku juga. Aku mengekori dia. Enggak tau si Roy kearah mana.

"Roy , ini mau kemana sih?" tanyaku pada akhirnya, soalnya dari tadi kita cuman keliling-keliling taman saja. Dan, yak, dia tetap tersenyum saja.

Dan, tiba-tiba Roy berhenti, otomatis aku juga berhenti. Aku akhirnya melihat ke depan apa yang membuat Roy berhenti. Dan, aku specheles.

Bunga mawar yang dibentuk dengan gambar hati. Yang ditengah-tengahnya ada tulisan 'I LOVE YOU' astaga.... Aku langsung melihat Roy, dan Roy sedang menatap gue dengan..... lembut? "umm, Roy, ini...." Dan Roy lalu menggenggam tangan aku sambil menatap aku.

"Kalau boleh jujur, aku udah suka banget sama kamu dari dulu. Aku cinta banget sama kamu. Kalau gak ada kamu, aku itu merasa.... Gak ada artinya aku hidup" oh my......

"um, Roy...""Would you be my girlfriend?" mati gue. ini serius!? Akupun hanya menatap dia dengan pandangan tidak percaya. Tapi, kok bisa....? "kok... bisa?" tanyaku. Demiapapun aku enggak nyangka. "cinta, tidak pandang apapun kan?" akupun diam. Senang banget astaga! Ternyata selama ini Roy cinta sama aku! aku enggak bakalan menyiakan kesempatan ini.

"aku ma...." Belum aku melanjutkan, aku dikejutkan satuhal. "Gimana Luc? Keren enggak?" aku diam. Maksudnya? "maksudnya?" tanyaku padanya. "maksud gue, gimana? Keren enggak gue pas akan nembak Jessy? Ah sama dekor-dekornya?" Hah.... Jadi, semua ini.....

"jadi semua ini...."

"yap! Ini semua buat Jessy. Keren kan?" aku langsung menampar pipi Roy dengan keras dengam menahan tangisku. Roy menatapku dengan tidak percaya atas tindakanku ini. Tapi, aku lebih tidak percaya dengan teganya dia buat aku seperti bahan uji cobanya dia buat nembak Jessy. Padahal aku lebih deluan suka dan kenal sama dia.

Aku langsung pergi secepat mungkin dari dia. Aku enggak mau lagi bertemu dengan dia!

---

Sweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang