Mimpi Buruk!

41 4 0
                                    

"Lucia! Lucia!" aku yang sedang membaca buku di kelas langsung mencari siapa yang memanggil aku. Ternyata Jinna. Kenapa tuh anak lari-larian? "kenapa Jin? Kok lari-larian?" tanyaku. Dia mengangkat tangannya seolah bilang 'sebentar lagi cari nafas'. "hah....., Lu....., lo..... musti tau apa yang gue liat kemarin!" kata dia sambil agak berteriak dan ngos-ngosan. Astaga, suka banget sih teriak-teriak. "okeoke! Tapi plis jangan teriak-teriak! Suka banget teriak-teriak." Kataku dumel.

Dan seperti biasa, Jinna hanya nyengir. "lo pasti gak percaya apa yang lo liat Lu!" sambil menggoyang-goyangkan tubuhku. "iya-iya! gue gak bakal tau kalau lo cuman bilang gak percaya Jinnaa!" kataku dengan kesal. Dan tiba-tiba dia duduk di depan aku dan muka Jinna jadi serius. "kemarin, gue.. liat.. Roy.. date.. sama.. Jessy........." Dan saat itu juga aku langsung diam. Apa? Date? Date....

"WHAT!?" teriak ku langsung. Orang-orang yang di kelas langsung melihat aku. Aku melihat mereka langsung menatap mereka 'gak ada apa-apa kok' dan mereka kembali ke aktivitas mereka. "ah, sekarang elo yang teriak-teriak Lu" kata Jinna. "ya bagaimana gak kaget astaga. Lo kemarin liat dimana? Lo sapa mereka? Mereka ngapain aja? Mereka gak ma..." dan Jinna langsung menutup mulutku dengan tangannya. Aku yang ditutup mulutnya langsung melotot kea rah dia.

"Lu, pelan-pelan Lu, jangan panik. Oke gue jawab semua pertanyaan lo." Dan Jinna langsung melepas tangannya dari aku dan aku langsung mendengarkan dia dengan sesakma. "kemarin, gue liat mereka date di mall langganan kita. Gue lagi jalan sama keluarga. Yakali gue sapa mereka Lu, orang gue gak akrab sama mereka dikira sksd nanti gue. yaah, mereka kayaknya cuman jalan berdua biasa gitu deh, tapi gak tau juga ngapain." Kata Jinna sambil mengangkat bahunya. Aku yang mendengarkan cerita itu hanya melongo kaget. Jadi, mereka berdua jalan? Haduh, jangan-jangan udah pacaran? Haduh! Mati aja kalau udah pacaraan!

Dan aku melewati hari-hariku dengan bengong. Demiapapun aku kepikiran terus, sampai-sampai aku gak konsen sama pelajaran. Aahhhh! Sepertinya, rencana yang harus memisahkan Roy dengan Jessy harus diubah ke rencana B.

DRRT.... DRRTTT. Aku cek hp, ternyata bbm dari Willi.

'gimana? Ada perkembangan?' tanya Willi kepadaku. ada perkembangaan apaan, adanya mimpi buruk. Akhirnya aku balas 'adanya mimpi buruk Wil'. Belum ada beberapa menit, Willi balas. 'mimpi buruk apaan?' tanya dia. 'ketemuan aja. Nanti gue kasih tau.' Akhirnya kamipun ketemuan.

---

"Hah!? Mereka date kemarin!?" aku mengangguk antusias. Sekarang aku dan Willi sedang di café dekat sekolah. "kok bisa? Perasaan kemarin aku mau ajak si Jessy deh buat jal..." tiba-tiba Willi diam. Dan dia langsung kaget. "pantes kemarin dia nolak! Ternyata janjian sama Roy." Akupun tertunduk lesu. "terus gimana ini Wil? Sumpah gue bingung Wil." Kataku dengan lesu. "gue juga bingung." Dan kita langsung hening.

"Lun, apa gue nyerah aja kali ya Lu. Kayak di php-in gue." aku langsung menatap Willi dengan melotot. "jangan nyerah dulu! Masa baru maju selangkah udah nyerah? Ayo dong! Sia-sia aja dong kita suka sama orang sampai bertahun-tahun!" kataku.

"terus...., gimana dong?" akupun berfikir keras. Harus gimana ya.... Hmmm.... Dan kitapun larut dalam hening. Aku yang sedang berfikir, tiba-tiba kaget saat Willi teriak kecil gitu. aku memandang Willi dengan mengankat salah satu alisku.

"bagaimana kalau kita bikin Roy sama Jessy salah paham gitu? jadinya kan mereka nanti jauhan kalau salah paham. Dan kita bisa dekat deh tanpa rasa takut bakal diambil orang." Aku yang mendengar dengan jelas, memang ada benarnya juga sih. Tapi kan... "tapi itu gak terlalu jahat banget Wil? Jadinya kesannya kita tuh jahat gitu deh." Kataku dengan ragu. Tapi, memang loh, ragu gitu aku. nahloh, kenapa jadi ragu ya.

Sweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang