8

690 89 4
                                    

Besoknya semua kembali normal, dan sekarang rumah Bima dan Riyan menjadi tempat perlindungan kecil. Karena jumlah orang yang tinggal disini bertambah jadi mereka memutuskan untuk berbagi tugas.

Sekarang mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu.

"Jadi karena orangnya sudah bertambah, kita akan membagi tugas dan membuat peraturan. Pertama, cika karena kaki kamu sudah sembuh kamu bisa mulai membersihkan rumah ini, kamu bisa menyapu semua tempat di rumah ini, kecuali kamar saya, kamar Riyan, dan ruangan di lantai 3. Kemudian Jesica kamu bertugas untuk mencuci pakaian. Saya, Bayu, Bagas dan Al akan pergi keluar untuk membersihkan zombie. Yang terakhir Riyan bagian memasak. Makanan akan diberikan 3 kali sehari, kalian tidak ada yang boleh pergi ke lantai 3, dan tidak boleh ada yang membuat keributan di rumah ini. Sekian dari saya, yang lain ada yang ingin disampaikan?" Bima menatap semuanya satu persatu.

"Kenapa aku harus mencuci baju? Bagaimana jika aku bertugas untuk menghangatkan kasurmu saja" Jesica mulai mengeluh dan menatap Bima dengan nakal.

"Semuanya sudah memiliki tugasnya masing-masing, dan tolong berhenti menggoda saya atau saya akan mengeluarkan kamu dari rumah ini" Bima mengencangkan suaranya dan menatap Jesica marah, Jesica yang ditatap seperti itu hanya bisa diam.

"Saya mau ngabarin orang tua saya gimana ya pak? " Cika mengangkat tangan dan bertanya.

"Untuk itu kalian bisa menggunakan telpon rumah untuk mengabari keluarga kalian, jika kalian ingin mencari keluarga kalian, kalian bisa langsung bilang ke saya atau Riyan, kami akan mempertimbangkan apakah kami akan menolong atau tidak, dan kalian bisa menggunakan semua fasilitas yang ada disini" Bima kembali menjelaskan.

Setelah semuanya sudah setuju, mereka kembali ke kamarnya masing-masing, kecuali Bima dan Riyan.

"Bima, aku mau menolong orang sebanyak mungkin, jadi apakah aku boleh pergi bersamamu? Aku bisa membantu, aku bisa menggunakan pistol, atau pe-" Riyan belum selesai berbicara namun Bima tiba-tiba memeluknya.

"Riyan, dengerin saya, saya gak mau kamu terluka jadi saya tidak akan mengizinkan kamu untuk ikut dengan saya, tapi kamu masih bisa membantu mereka dengan menyiapkan makanan dan mengobati mereka, jadi tolong dengar kan aku ya? Aku tidak bisa hidup tanpa mu" Bima semakin memper erat pelukannya, mendengar perkataan Riyan yang ingin ikut dengannya, Bima tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti jika sesuatu yang berbahaya datang.

Mendengar itu Riyan senang, ternyata Bima masih peduli dengannya. Riyan membalas pelukan Bima dan mengangguk kecil menyetujui ucapan Bima.

Setelah itu mereka menghabiskan waktu di ruang tamu sambil mengobrol dan bermanja-manja.

Besoknya Bima, Batu, Bagas dan Al bersiap-siap keluar untuk membersihkan zombie yang ada di sekitar rumah sambil mencari orang-orang yang selamat lainnya.

Sebelum itu mereka semua sarapan terlebih dahulu dan langsung pergi keluar dengan senjata mereka. Riyan juga menyiapkan masing-masing tas ransel berisi  air, biskuit, beberapa nasi kepal isi, jam waker, obat-obatan dan pisau cadangan.

Setelah Bima dan yang lainnya keluar. Riyan kembali ke kamarnya, sedangkan Cika mulai menyapu seluruh rumah, dan Jesica yang pergi ke halaman belakang.

Di kamar Riyan kembali masuk kedalam ruangnya. Riyan mulai menanam tanaman baru dan membuat makanan untuk persediaan cadangan. Dia juga berlatih untuk melawan zombie.

Tidak terasa hari sudah sore, Bima dan yang lainnya sudah kembali ke rumah dan ternyata dia menemukan seorang anak kecil dan seorang tentara yang terluka.

Melihat itu Riyan langsung menggendong anak kecil itu dan buru-buru menyuruh Bima membawa tentara itu masuk.

Riyan mendudukan anak kecil itu di sofa, memberikan beberapa camilan dan menitipkan nya ke Cika. Setelah itu Riyan langsung pergi ke kamar tamu untuk melihat tentara yang terluka.

Terlihat darah membasahi perut tentara itu, tanpa pikir panjang Riyan langsung membuka baju tentara itu. Bima yang melihat itu entah kenapa sedikit cemburu. Keningnya sedikit mengernyit tanda tidak suka dengan perlakuan Riyan.

Riyan tidak menyadari perubahan ekspresi Bima, dia terus sibuk mengeluarkan obat-obatan dan perban untuk menyembuhkan luka tentara itu.

Setelah beberapa saat akhirnya Riyan selesai mengobati tentara itu dan melihat Bima yang memperhatikannya dengan serius. Tanpa diduga tiba-tiba Bima memeluk Riyan dengan erat.

"Kau tidak bisa sembarangan membuka pakaian orang seperti itu" Bima menatap Riyan dengan sedih, dia cemburu.

Riyan yang melihat itu tidak bisa menahan tawanya, ini pertama kalinya Riyan melihat Bima dengan ekspresi seperti itu.

"Emangnya kenapa? Kan Riyan cuma nolongin pak tentara, kata Bima Riyan bisa bantu orang dengan mengobati mereka" Riyan tersenyum senang, dia senang bisa membantu orang yang membutuhkan.

Bima tidak menjawab namun dia masih tidak suka Riyan melihat tubuh seseorang selain miliknya. Karena Bima masih cemburu jadi Bima terus memeluk Riyan sambil berjalan keluar dan duduk di ruang tamu.

Riyan yang terus di tempeli hanya bisa pasrah, dia sebenernya juga senang Bima manja kepadanya, jadi dia hanya diam menerima semua cinta yang Bima berikan.

Namun mereka tidak tahu bahwa kemesraan mereka di lihat oleh Jesica. Dia mengepalkan tangannya erat sambil menatap Riyan dengan kesal.

Setelah mereka bermesraan, jam sudah menunjukkan akan malam, jadi Bima terpaksa melepaskan pelukannya. Riyan pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam, kerena ada orang yang sakit Riyan tidak lupa membuat bubur juga.

Tbc
Aku gak bisa bikin adegan romantis, gimana sih caranya?

All Rich Man Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang