Pagi hari telah tiba, entah kenapa Riyan merasakan firasat buruk hari ini, namun karena ini baru pertama kalinya Riyan hanya mengabaikan perasaan buruk itu. Tadi malam Bima memaksa tidur bersamanya, namun pagi ini dia tidak menemukan Bima disampingnya. Riyan pikir Bima sudah turun kebawah jadi dia memutuskan untuk mandi.
Setelah mandi Riyan kebawah untuk menyiapkan sarapan, ketika dibawah Riyan melihat Bayu dan teman-temannya sedang bermain kartu di ruang tamu.
"Hei, apakah kalian melihat Bima?" Riyan bertanya
"Tadi kami liat pak Bima ke belakang" Bagas menjawab sambil menunjuk taman belakang. Mendengar itu Riyan langsung pergi ke dapur setidaknya dia tahu Bima ada di mana.
Di dapur Riyan sedang memikirkan akan masak apa hari ini, dia melihat kulkas dan menemukan ayam, jadi dia memutuskan untuk memasak ayam goreng saja, karena hari akhir baru beberapa hari, listrik dan air pun masih menyala, jadi peralatan yang menggunakan listrik pun masih menyala.
Setelah memutuskan untuk memasak apa, Riyan pun mulai memsak dengan serius, dia juga menghangatkan bubur kemarin untuk pak tentara.
Ngomong-ngomong tentang pak tentara, tadi malam Riyan sempat mengecek keadaannya dan ternyata dia sudah bangun namun belum bisa bergerak bebas, jadi Riyan memberikannya bubur dan obat agar cepat sembuh.
Setelah selesai memasak Riyan memanggil Bayu dan teman-temannya untuk makan, lalu ke taman belakang untuk memanggil Bima.
Di taman belakang terlihat Bima sedang mengobrol serius dengan Jesica.
"Apa? " Bima bertanya dengan dingin.
"Aku ingin kita kembali seperti dulu lagi" Jesica menatap Bima dengan serius.
"Tidak, aku sudah memiliki Riyan"
"Sebenarnya apa yang kau lihat dari bocah itu? Ada apa dengan mu? Lebih baik aku daripada dia. Dulu kau sangat menyayangiku, ayo kita kembali seprti dulu lagi"
"Kau mencampakkan aku dulu, aku sudah memberikan semuanya untuk mu tapi kau malah mengkhianati ku" Bima berteriak dengan marah.
"Aku tau, dan aku menyesal, aku sebenarnya masih sayang kepada mu, tetapi orang tua ku memaksa" Jesica memasang muka memelas, dia mulai menyentuh lengan Bima.
"Ayo kita kembali seperti dulu lagi ya" Perlahan dia mendekatkan wajahnya dengan Bima, Bima hanya terdiam memikirkan perkataan Jesica.
"Aku tidak bisa" Bima menjawab dengan ragu, sebenarnya didalam hatinya masih ada sedikit rasa terhadap jesica tapi dia juga memikirkan Riyan. Melihat Bima yang hanya diam Jesica semakin memperpendek jarak bersiap untuk menciumnya.
Sampai akhirnya Jesica berhasil menempelkan bibirnya dengan Bima, jesica mulai melumat bibir Bima pelan, Bima yang terbawa suasana pun membalas ciuman itu.
Sedang asik-asiknya berciuman, Jesica melihat kebelakang Bima dan mendapati Riyan yang melihat mereka dengan sedih, air matanya terjatuh. Dia melihat semua kejadian itu.
"Bima" Riyan memanggil Bima dengan lirih. Bima yang mendengar suara Riyan langsung tersadar dan mendorong jesica. Dia melihat kebelakang dan Riyan berdiri disana dengan air matanya yang mengalir.
"Riyan" Bima memanggil Riyan, namun Riyan hanya diam.
Riyan sebenarnya sudah sabar dengan kejadian-kejadian yang kemarin, namun hari ini Riyan sudah mencapai batasnya, dia melihat sendiri Bima tidak menolak perlakuan jesica dan malah membalasnya. Dia berusaha untuk mempercayai Bima tapi Bima malah mengkhianati nya. Dia tidak menyangka cinta pertamanya akan seperti ini.
Riyan menunduk lalu berbalik dan meninggalkan Bima, Bima yang melihat itu mengenal Riyan. Namun Riyan dengan cepat pergi ke kamarnya dan mengemasj barang-barangnya, dia memutuskan untuk pergi dari sini.
Bima menyusulnya ke kamar, dia melihat Riyan yang memasukkan beberapa baju kedalam ruangnya.
"Riyan, dengarkan saya dulu, saya bisa jelaskan" Bima menahan tangan Riyan. Namun Riyan menepis nya dengan kasar.
"Riyan gak butuh penjelasan dari Bima, Riyan udah berusaha buat percaya sama Bima, tapi Bima malah nyakitin Riyan, Riyan juga liat kok Bima gak nolak tadi" Riyan menatap Bima dengan sedih. Dia buru buru turun naik ke lantai 3untuk mengambil beberapa senjata. Lalu turun lagi di lantai dasar. Bima terus mengikuti Riyan, berusaha untuk mencegahnya pergi.
"Riyan tunggu, kamu mau kemana"
"Riyan mau pergi dari sini, Riyan gak suka disini" Riyan menjawab seadanya saja.
Di lantai dasar Riyan melihat Bayu dan teman-temannya di ruang makan, mereka belum memulai makan karena semuanya belum berkumpul, namun mereka juga bisa mendengar bahwa ada pertengkaran yang terjadi.
Bayu melihat Riyan yang membawa ransel dan senjata di tangannya.
"Kak Riyan mau kemana? " Tanya Bayu sambil menghampiri Riyan.
"Bayu panggil Riyan aja jangan pake kak, soalnya Riyan lebih muda dari Batu. Terus Riyan pengen pergi dari sini" Riyan menjawab dengan senyumnya.
"Mmm, tunggu Riyan kita juga mau ikut, tadi kita dapet kabar kalo keluarga kita ada di tempat perlindungan di deket sini" Cika menjawab perkataan Riyan. Mendengar itu akhirnya Riyan menunggu mereka. Sedangkan Bima terus membujuk Riyan untuk tidak pergi namun Riyan hanya mengabaikannya saja.
Setelah Bayu dan teman-temannya sudah siap mereka mulai pergi meninggalkan rumah. Bima menahan lengan Riyan untuk kesekian kalinya.
"Riyan dengerin saya dulu" Bima menarik Riyan dengan kasar, hingga membuat pergelangan tangannya memerah.
"Aw, apa sih Bima" Riyan sedikit merintih menahan sakit, dia mencoba melepaskan genggaman Bima dari tangannya.
Entah datang dari mana, tiba-tiba jesica muncul dan menarik tangan Bima pelan.
"Bima~"Bima yang mendengar itu pun entah kenapa seperti tersihir dan melepaskan tangan Riyan. Melihat kesempatan itu Riyan pun akhirnya pergi meninggalkan Bima.
Tbc
Kalo kedikitan maaf ya, soalnya gak tau mau nulis apa lagi, udah stuck.
+ kasih inspirasi nama buat karakternya, udah bingung mau kasih nama siapa
KAMU SEDANG MEMBACA
All Rich Man Love Me
FantasiPerjalanan Riyan bersama orang-orang terkaya menghadapi hari akhir