Setelah Riyan pergi, jesica membawa Bima masuk, Bima hanya bisa pasrah, entah kenapa tenaganya tidak ada untuk melawan dan hanya mengikuti jesica.
Tanpa mereka tau jesica membangkitkan kekuatan pengendali pikiran, dia bisa sedikit mengendalikan pikiran seseorang agar mengikuti perkataannya, namun kekutannya tidak bekerja untuk orang yang memiliki pikiran yang kuat, dia sudah mencobanya kepada Riyan namun tidak berhasil lalu dia mencobanya kepada Bima dan itu berhasil ketika mereka berduaan di kamar. Dan tanpa mereka semua sadari jesica juga sudah membunuh tentara itu . Jesica berniat menguasai Bima seutuhnya hanya untuknya.
Di tempat Riyan, mereka sedang bersembunyi di salah satu toko di pinggir jalan, tadi ketika mereka sedang berjalan santai tiba-tiba banyak zombie yang mengejar mereka.
"Bayu kamu tau tempatnya dimana kan? Nanti kamu pimpin jalan ya soalnya Riyan gak tau arah" Riyan memulai obrolan.
"Iya aku tau kok dimana, tempatnya agak lumayan jauh, kurang lebih butuh satu setengah jam buat kesana kalo jalan kaki" Bayu menjelaskan.
"Ok deh, oh ya keluarga kalian semuanya ada di sana? "
"Iya, tadi aku coba nelfon ayah aku ternyata nyambung, terus katanya mereka ada di tempat perlindungan di kota U" Cika menjawab, ekspresinya senang mengingat ayahnya masih selamat.
"Kakak aku juga ada di sana, kalo kakak aku itu tentara jadi udah pasti ada di tempat perlindungan" Bagas menimpali.
"Ibuku juga ada di sana" Bayu juga memberitahu.
"Oooo, kalo Al? " Riyan bertanya ke Al yang hanya diam dari tadi.
"Keluarga aku udah gak ada" Al menjawab dengan muka datarnya. Mendengar itu Riyan sedikit kaget.
"Maaf ya Al, Riyan gak tau" Riyan merasa bersalah karena sudah menanyakan hal yang sensitif.
"Gak papa, aku udah biasa kok" Al menjawab dengan tersenyum kecil.
"Tapi tau gak, Riyan juga gak ada keluarga lagi loh, Riyan dulu tinggal sendiri di kampung sambil nanem sayur, terus Riyan pindah kesini sambil jualan sayur juga, terus ketemu Bima deh, eh tapi abis itu hari akhir dateng terus ketemu kalian" Riyan menceritakan kisahnya dengan antusias.
"Kalau kamu bagaimana adik kecil? Siapa namamu?" Riyan dengan ramah bertanya ke anak kecil yang kemarin sempat mereka selamatnya. Anak kecil itu hanya diam sambil terus menatap Riyan dengan mata berbinar. Riyan yang di tatap seperti itu merasa gemas dan langsung memeluk anak kecil itu dengan erat.
" Kamu kenapa lucu banget sih, Iyan kan jadi gemes >.<. Kakak punya permen loh, kamu mau gak?" Riyan mengeluarkan permen lollipop dan memberikannya ke anak kecil itu.
" Terimakasih kakak " anak kecil itu menerimanya dengan senang dan berterimakasih sambil tersenyum lucu.
Riyan yang melihat itu ikut tersenyum dan kembali mengobrol dengan Bayu dan lainnya.
Tidak lama mereka mengobrol, mereka mendengar suara tembakan terus menerus dari jauh, mendengar itu Riyan langsung mengecek keluar, dan mendapatkan ada beberapa tentara yang sedang melawan zombie di luar.
"Waah ada tentara lagi" Kata Riyan. Melihat itu Bayu dan yang lain sedikit senang karena mereka bisa meminta bantuan ke mereka. Namun ketika mereka lihat lagi salah satu dari 3 tentara itu menembakkan bola api ke arah zombie. Mereka semua langsung terdiam.
Setelah sadar dari keterkejutan nya Riyan memutuskan untuk memberi sinyal kepada tentara itu. Riyan mencari kain putih dan mengibarkan nya ke arah tentara itu. Salah satu tentara itu melihat sinyal Riyan pun memberi tahu teman temannya dan langsung menuju ke arah Riyan.
Melihat tentara itu mendekat, Riyan buru buru mengeluarkan pistolnya dan membantu tentara itu. Bagas dan Al turun kebawah untuk membukaan pintu untuk tentara itu masuk. Melihat pintu yang terbuka 3 tentara itu langsung masuk dan menutup pintu dengan rapat, lalu mengganjal pintu agar zombie tidak masuk.
Setelah semua beres tentara itu menuju keatas, dan bertemu dengan Riyan.
"Terimakasih telah menolong kami" Salah satu tentara maju dan berterimakasih.
"Sama-sama, ngomong-ngomong pak tentara mau kemana? " Riyan bertanya sambil mempersilahkan duduk.
"Kami dalam misi penyelamatan orang-orang yang selamat"
"Kalau begitu apakah kami boleh ikut? " Cika menjawab, dia tidak sabar bertemu dengan ayahnya.
"Tentu saja boleh, tujuan kami memang untuk menyelamatkan orang-orang yang masih selamat"
"Oh iya, perkenalkan nama saya Riyan, ini temen-temen Riyan, ini Bayu, yang ini Bagas, terus sampingnya Al, Cika dan adik kecil ini namanya ..."
" Milo " anak kecil itu menyebutkan namanya dengan pelan sambil bersembunyi di belakang Cika. Semua orang yang melihat itu tersenyum kecil melihat tingkah laku Milo yang menggemaskan.
"Nama saya Brian, dan ini teman saya Satria dan Jec" Brian membalas dengan ramah.
"Mmm, kalo boleh tau gimana ya caranya om ngeluarin bola api tadi? Tadi itu keren banget" Riyan bertanya dengan antusias.
" Makasidmu ini? " Brian tiba-tiba mengeluarkan bola api dari telapak tangannya. Riyan dan lainnya yang melihat itu terkagum-kagum.
" Saya mendapatkan kekuatan ini ketika awal akhir dunia, kalian bisa mencobanya jika kalian mau, tapi hanya beberapa orang saja yang memiliki kekuatan seperti ini"
" Aku ingin mencobanya, bisakah pak Brian mengajarkan saya? " Bayu mengangkat tangannya antusias
" Aku juga/aku juga mau coba" Riyan dan lainnya juga ikut mengangkat tangannya dengan semangat. Mereka semua mengerubungi Brian saking semangatnya.
" Baiklah - baiklah, pertama kalian tenang dulu dan duduk berjajar menghadap saya" Brian memberi perintah, Riyan dan lainnya mengikuti dengan patuh. Mereka semua duduk manis di lantai.
" Selanjutnya kalian pejamkan mata kalian lalu rasakan energi yang mengalir di dalam diri kalian, lalu alirkan energi itu ke telapak tangan kalian" Brian memberikan instruksi sambil mengamati.
" Selamat tuan, anda telah membuka kekuatan khusus " Riyan membuka matanya tiba-tiba, dia membaca tulisan mengambang di depannya lalu membuka toko, terdapat ikon baru, di sana ada beberapa kekuatan khusus yang muncul tapi kemampuan itu berwarna abu-abu.
" Untuk membeli kekuatan khusus, tuan memerlukan inti kristal, setiap inti kristal memiliki poin yang berbeda mulai dari yang terendah kristal paling terang ke yang paling tinggi kristal paling gelap"
Riyan melihat gambar kristal yang menunjukkan angkat nol di sampingnya.
" Apakah poin atau karma baik bisa di tukar menjadi inti kristal?" Riyan bertanya di dalam pikirannya.
" Maaf tuan, anda tidak bisa menukarkan poin atau karma baik anda menjadi inti kristal"
Riyan yang membaca itu sedikit sedih, tapi tidak papa dia masih bisa mengumpulkan inti kristal sambil mengasah kemampuan bertarungnya.
Ketika sadar kembali Riyan melihat sekelilingnya, semua orang mengelilingi nya dengan muka khawatir.
Satria yang melihat Riyan yang tiba-tiba membuka matanya dan terdiam menghampiri Riyan dengan sedikit khawatir dia memanggil Riyan namun tidak di respon, Satria mencoba melambaikan tangannya di depan wajah Riyan namun tetap saja tidak ada respon.
Melihat Satria yang khawatir dan Riyan yang diam saja Brian dan Jec menghampiri Riyan.
TBC
Maaf baru up lagi
Info typo
KAMU SEDANG MEMBACA
All Rich Man Love Me
FantasyPerjalanan Riyan bersama orang-orang terkaya menghadapi hari akhir