4.

300 18 5
                                    

Pagi ini merupakan hari pertama biru berangkat sekolah di dalam novel. Dengan senyuman manis ia siap menjalani dan menerima kehidupan baru di dalam novel ini.

" Emm biar gue gak mati yang kedua kalinya kayaknya guw harus jauhin tokoh penting disini deh. Dan yah gue harus bebas dari gara, tapi nanti aja deh bicara sama mama papa soal pembatalan tunangannya."

" Sekarang saatnya nona biru turun kebawah dan merusak alur novel ini."

Dengan senyuman manis biru melangkah keluar kemar.

Beda di ruang makan, disana mereka sedang menunggu seseorang.

" Ck mana sih tuh anak, gue udah laper lagi"
Gerutu fendo karena sang adik tidak turun turun. Di tengah tengah keheningan suara langkah kaki menuruni anak tangga terdengar begitu jelas seluruh mata mengerah ke sana. Fendo melongo melihat sang adik yang tampil beda kali ini yah lihatlah mana dempul tebalnya? Dimana lipstik merah merona nya?.

" Nih biru kesambet apaan dah, tumben natural banget, mana cantik lagi ah shit gak gak gak cantik cuma lebih ahgkkk emang cantik tolol kok beda banget sih ".
Monolog fendo tampa berkedip. Biru yang sudah duduk dan risih dilihatin melulu dengan fendo pun mulai geram.

" Woy kedip. Mata lo mau copot tuh, ngeliat tin gue mulu, gue tahu kok kalau gue cantik tapi jangan liatin segitunya juga anjir." Semprot biru dengan wajah julid nya.

"Udah udah ayo makan." Suruh sang papa dan langsung dipatuhi. Hanya ada dentingan sendok yang ada di ruang meja makan.

"Biru selesai, biru berangkat sekolah dulu pakek mobil ya ma pa"

Biru langsung menyalami kedua orang tuanya dan mencium mereka kecuali fendo. Fendo yang merasa di abaikan sedikit sakit hati, tidak biasanya adeknya seperti ini, biasanya biru akan caper kepadanya mencium pipinya dan memaksa berangkat sekolah barang bersamanya tapi hari ini beda, seperti ada yang kosong.

"Ekhem fendo juga berangkat ya mah pah" Sama seperti yang di lakukan biru tadi fendo langsung bergegas menuju garasi. Ingin bicara dengan biru tapi mobil hitam itu sudah melaju terlebih dahulu, fendo hanya bisa membuang nafas dan menaiki motornya dan melaju ke sekolah.

ANTAGONIS BUCIN [Transmigrasi Figura]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang