~ 08 MARAH? ~

2.7K 178 3
                                    

Bukan orang yang sempurna tapi aku adalah karakter utama dalam hidupku.

________________

________

____

Happy Reading

Tandai typo:)

"Kabur hm?"

Xander mengukung tubuh mungil Kiara, tak memberi akses untuk gadis itu kabur.

"N-ngapain kamu dikamar aku?" panik Kiara.

Mata elang Xander menyorot tajam pada Kiara. Ingatkan pada Kiara kalau Xander tak suka basa basi.

"Nggak inget pesen gue tadi?!" Xander menghiraukan ucapan Kiara.

Keringat dingin Kiara mulai bercucur disekitar lehernya, panik. Otaknya mulai berputar cepat mencari alasan.

"A-aku...nggak liat tadi kamu dimana?" Alibinya.

Xander berdecih remeh mendengarnya. Bagaimana bisa liat kalau dia kabur lewat belakang?

"Terus kenapa nggak angkat panggilan gue?" tajamnya.

Kiara menggigit bibir bawahnya tipis sembari menjauhi kontak mata langsung pada Xander. Habis sudah dia kali ini.

"Kenapa pulangnya bareng Daniel?"

"Kenapa senyumin dia?"

"Kenapa diem aja pas dia nyentuh?"

"KENAPA HAH?!" bentak Xander meluapkan emosinya.

Tubuh Kiara bergetar merespon bentakan tersebut. Bukannya Xander sudah berlebihan?

Memberanikan mengangkat pandangannya, Kiara membalas tatapan Xander.

"Kamu berlebihan, dia nggak ngapa ngapain aku" balas Kiara pelan.

"Dan itu yang ngusik gue" desis Xander.

Tangan Kiara meremat kuat rok sekolahnya hingga kusut menyalurkan perasaannya yang bercampur antara takut dan marah.

"Terus mau kamu aku gimana?" Tanya Kiara terdengar pasrah.

"Nurutin semua paksaan kamu, yang aku sendiri nggak tau alasannya apa. Dan bertindak seolah-olah kita ini dekat, iya?!" Lanjutnya.

Katakan ia cewek lemah. Setiap kali hendak marah matanya pasti akan ikut memerih dan berair hingga terlihat ia seperti menahan tangisnya, dan itu yang membuat Xander terpaku sekarang. Apakah dia terlalu mengekangnya?

"Lo ngga--

Tok tok

"Kiara kamu udah pulang?" Tanya seseorang dari luar kamarnya memotong ucapan Xander.

Gawat! Itu nenek Kiara. Bukan cuman Kiara yang gelagapan dibuatnya melainkan Xander juga ikutan panik mendengarnya. Ia tidak sampai kepikiran dengan hal ini?.

"Pulang sana" titah Kiara panik.

"Tap--

"Pulang Xander cepetan!" Desaknya.

Walau sedikit terpaksa, Xander hanya bisa menurut. Sebelum pergi pemuda itu merogoh sakunya mengeluarkan sebatang coklat dan secarik kertas untuk Kiara. Kemudian tanpa ragu naik keatas pagar balkon kamar Kiara dan loncat kebawah dengan mudahnya tanpa bantuan sedikitpun. Mode brutal on.

Xander (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang