kingdom-first

398 61 5
                                    

"pastikan semuanya ngga ada bekas yang ketinggalan. Kita langsung turun ke tkp. Wooyoung, lo biasa ngehajar pake apa?" wooyoung yang sedang mengikat tali sepatu nya mendongak.

ia mengangkat bahu. "apa aja lah yang ada" ujarnya tidak terlalu peduli karena memang dia tidak memiliki senjata khusus yang digunakan untuk menghajar sesuatu.

"kalau pake itu bisa?" hongjoong menunjuk sebuah batang kayu yang tergeletak tak jauh dari tempat mereka berdiri. wooyoung menoleh. "bisa. Tapi gue minta agak jauhan dari gue soalnya itu benda tumpul dan pasti darah nya muncrat kemana mana" ujar wooyoung sambil meraih kayu setinggi pinggang nya.


"oke. butuh diruncingin ngga ujung nya?" hongjoong bertanya kepada wooyoung. Wooyoung menggelengkan kepalanya. "buat saat ini belum, kita baru mau masuk ke dalam kan? belum ada plan buat ngehabisin mereka?" wooyoung bertanya memastikan. Hongjoong menganggukan kepalanya.

ia beralih menatap ke arah mingi yang sekarang sedang mengotak atik senapan laras panjang nya. Pria penakut itu kini benar benar menyeramkan saat memegang senjata rakitan yang dia dapatkan langsung dari sang papa. Hadiah ulang tahun nya kemarin dan ia sedikit rombak hingga dia puas sendiri dengan senjata miliknya.

"langsung aktifkan ponsel saat sudah dapat sinyal, aku butuh identitas mereka secepatnya" seonghwa yang sudah menyelipkan shot gun di balik jaket nya berujar.

mereka hari ini memutuskan untuk langsung turun mengawasi tkp setelah mendapatkan informasi dari warga sekitar. Berterima kasihlah kepada yunho dengan kemampuan berbaur nya hingga dia bisa dengan mudah mendapat akses untuk masuk kedalam wilayah tambang.

Benar, yunho datang ke tambang penuh jebakan sendirian.

Awalnya hongjoong sedikit sanksi dengan pria tinggi yang bahkan tidak bersikap kalau sedang ada dalam misi, dia seperti seorang anak yang sedang naik gunung. Dan sekarang dia membawa mobil turun lebih dulu dan menetap di wilayah dekat tambang meninggalkan mereka bertujuh yang harus menuruni gunung secara manual.

"oke. Ada lagi yang butuh bantuan? Ada yang ketinggalan? san? yeosang? jongho?" ketiganya menggeleng. "ngga ada, aman" sahut yeosang.

seharusnya hongjoong tidak terlalu mengkhawatirkan mereka bertiga karena diantara mereka, ketiganya adalah pria yang memiliki stamina paling kuat. Terlihat dari bisep mereka yang meronta ronta dibalik kaus polos mereka.

"nih, buat jaga jaga" seonghwa melempar cookies kepada mingi yang sudah menggendong senapannya. mingi spontan menangkap lemparan dari seonghwa. "thanks"

"udah yuk, turun" hongjoong berjalan memimpin jalan karena dia yang tahu medannya, di belakangnya ada yeosang, wooyoung mengekor dengan san dan mingi di belakang mereka serta jongho dan seonghwa berjalan paling belakang.

Mereka berjalan mengikuti petunjuk yang saat itu hongjoong sengaja tinggalkan, beruntung mereka berjalan pada sianv hari sehingga kemungkinan besar mereka sampai tambang malam hari dan tidak mengalami waktu malam ketika turun gunung.

Di tengah perjalanan, mingi menoleh ke arah kanan dan kiri memastikan keadaan. "gue duluan" ujarnya sebelum memisahkan diri dari ketujuh orang yang berjalan beriringan dengan dirinya.

"hati hati. kalau ada sesuatu langsung panggil kita. Tempat lo sembunyi ada sinyal kan?" mingi menganggukan kepalanya. "santai. Doain ngga ada hantu aja" ujar minggi sambil menggendong senapan nya di bahu. "duluan" ujarnya berlari memisahkan diri.

"dia kalau gini kelihatan sangarnya padahal dia takut sama hantu" wooyoung berkomentar. jongho mengangguk. "dia aja kemarin nangis gue tinggal gara gara ada bunyi krusuk krusuk" jongho curhat yang dibalas tawa mereka. mingi memang penakut tapi kalau sudah masuk ranah bekerja, dia menjadi serius melawan rasa takut nya.

KINGDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang